Sekjen PBB: Dunia Kita dalam Bahaya, Terancam Lumpuh dan Disfungsi

Guterres serukan agar semua negara bersatu untuk dialog

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres, pada Selasa (20/9/2022), mengatakan bahwa dunia saat ini sedang dalam bahaya. Pernyataan itu disampaikan saat Sidang Majelis Umum (SMU) PBB tahun ini, yang digelar tatap muka usai 2 tahun pandemik COVID-19. 

Beberapa masalah yang secara langsung disinggung adalah perang Rusia di Ukraina dan konflik Israel-Palestina. Selain itu, krisis iklim yang merusak bumi, kenaikan harga bahan bakar, kekurangan pangan, dan krisis lainnya juga terus membayangi umat manusia.

1. Terjebak dalam disfungsi global

https://www.youtube.com/embed/Z5BEUf-xLbs

Selama pandemik, para pemimpin dunia tidak bisa menghadiri secara langsung SMU PBB. Namun, ketika tahun ini mereka bertemu langsung, alih-alih nuansa pertemuan adalah perayaan, justru yang muncul adalah ketegangan dan kekhawatiran. 

"Kita terjebak dalam disfungsi global yang kolosal, dunia kita dalam bahaya, dan lumpuh," kata Guterres, dikutip Associated Press.

Ada banyak alasan yang disampaikan Guterres mengapa dia mengeluarkan pernyataan itu. Guterres menekankan hal itu disebabkan karena konflik Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina yang kian membara.

Alasan lain adalah lonjakan harga bahan bakar, kekurangan pangan, ketidaksetaraan ekonomi, arus migrasi, disinformasi, diskriminasi, ujaran kebencian, masalah kesehatan masyarakat, dan lainnya.

Baca Juga: Kanselir Scholz: Putin Harus Akui Tidak Bisa Menang Perang di Ukraina

2. Desakan untuk dialog dan kerja sama

Guterres kemudian menekankan dua hal yang bisa menjadi jalan ke depan untuk perdamaian global, yaitu dialog dan kerja sama.

"Mari kita bekerja sebagai satu, sebagai koalisi dunia, sebagai bangsa-bangsa yang bersatu. Perbedaan antara negara maju dan berkembang, antara Utara dan Selatan, antara yang istimewa dan yang lainnya, menjadi lebih berbahaya dari hari ke hari," kata Guterres dilansir Al Jazeera.

"Ini adalah akar dari ketegangan geopolitik dan kurangnya kepercayaan yang meracuni setiap bidang kerja sama global, mulai dari vaksin hingga sanksi dan perdagangan," tambahnya. 

Guterres juga memperingatkan, tidak ada satu kekuatan atau kelompok yang dapat mengambil keputusan tersebut dan harus dilakukan dengan dialog bersama.

3. Mengakhiri perang bunuh diri melawan alam

Masalah lain yang menjadi fokus Guterres dalam pidatonya di SMU PBB adalah krisis iklim. Dia mengatakan bahwa pemerintah dan organisasi multilateral saat ini harus memposisikannya sebagai prioritas pertama.

Melansir laman resmi PBB, Guterres mendesak agar dunia mengakhiri perang bunuh diri melawan alam, di mana pemanasan global dan krisis iklim memiliki dampak brutal di berbagai negara.

"Planet bumi adalah korban dari kebijakan bumi hangus.Tetapi yang paling miskin dan paling rentan, mereka yang paling sedikit berkontribusi pada krisis ini, menanggung dampak paling brutal," kata Guterres pada pertemuan ke-77 itu.

"Sementara itu, industri bahan bakar fosil menikmati ratusan miliar dolar dalam bentuk subsidi dan rezeki nomplok, sementara anggaran rumah tangga menyusut dan planet kita terbakar," sambung dia.

Guterres juga menyebut bahwa dunia telah kecanduan bahan bakar fosil dan sudah waktunya para pencemar lingkungan untuk membayar kerusakan yang ditimbulkan.

Baca Juga: Di Sidang PBB, Presiden Iran Desak AS Beri Jaminan Perjanjian Nuklir

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya