Serang Sekolah, 4 Pria Kamerun Dijatuhi Hukuman Mati

Mereka dinyatakan bersalah atas terorisme dan pembunuhan

Jakarta, IDN Times - Pada hari Selasa (7/9) pengadilan militer di Kamerun memberikan putusan hukuman mati terhadap empat pria, yang dituduh telah terlibat dalam penyerangan di sebuah sekolah pada tahun 2020 lalu. Serangan itu menewakan tujuh orang siswa dan belasan lainnya terluka.

Mereka yang dijatuhi hukuman mati akan menghadapi regu tembak di alun-alun. Namun, besar kemungkinan hukuman itu akan diubah menjadi hukuman seumur hidup. Sejak tahun 1997, Kamerun belum pernah mengeksekusi ratusan tahanan yang telah dijatuhi hukuman mati.

1. Bersalah atas tindakan terorisme dan pembunuhan

Kamerun menghadapi kelompok separatis yang berbahasa Inggris di wilayah yang bernama Region du Sud-Ouest dengan ibu kota yang bernama Buea. Kelompok separatis telah beroperasi dan berusaha memisahkan diri dari Kamerun yang sebagian besar berbahasa Prancis.

Anggota kelompok separatis itu, tahun lalu menyerbu sebuah sekolah yang bernama Mother Francisca International Bilingual Academy dan membunuh tujuh siswa. Dilansir dari kantor berita Reuters, dalam persidangan pada Selasa, pengadilan menyatakan orang-orang itu bersalah atas terorisme, pembunuhan, dan upaya pemisahan diri.

Dalam serangan itu, tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab. Pengacara yang mewakili empat orang yang dijatuhi hukuman mati tersebut tidak segera bersedia memberikan komentar.

2. Serangan brutal di sekolah Kamerun

Serang Sekolah, 4 Pria Kamerun Dijatuhi Hukuman MatiIlustrasi Pistol (IDN Times/Mardya Shakti)

Baca Juga: Kamerun: Nelayan-Penggembala Terlibat Bentrokan

Selain empat orang pria yang dijatuhi hukuman mati, empat orang lainnya dihukum lima bulan kurungan penjara. Itu karena mereka tidak melaporkan kejahatan tersebut. Empat orang lainnya bebas dari tuduhan sehingga tidak dihukum.

Orang-orang yang disidang di pengadilan, terkait dengan peristiwa tragis tahun lalu pada bulan Oktober tahun 2020.

Dilansir dari CNN, sekelompok pria bersenjata mendatangi sebuah sekolah ketika para siswanya sedang dalam kegiatan belajar. Salah satu siswa yang selamat, memberikan pengakuan bagaimana tragedi itu berlangsung.

"Kami sedang belajar bahasa Prancis ketika kami mendengar tiga tembakan dari luar dan guru harus melarikan diri sehingga kami harus menundukkan kepala dan mulai berdoa. Mereka mulai menembak secara acak di sekitar sekolah sebelum mereka pergi. Ketika mereka pergi, kami bangun untuk menemukan mayat dan beberapa yang terluka tergeletak di tanah," jelasnya.

Saat itu, Perdana Menteri Kamerun Joseph Dion Ngute mengecam tindakan tersebut dan mengatakan bahwa itu adalah "tindakan kejahatan yang pengecut."

3. Serangan kelompok separatis membuat banyak anak putus sekolah

Serang Sekolah, 4 Pria Kamerun Dijatuhi Hukuman Matiilustrasi ruang kelas (Unsplash.com/ Mwesigwa Joel)

Kelompok separatis di Region du Sud-Ouest yang berbahasa Inggris, sejak tahun 2017 telah memberlakukan boikot pendidikan. Mereka mencoba menekan pemerintah untuk mendukung seruan kemerdekaan wilayah Anglophone Kamerun.

Beberapa anggota kelompok separatis, menurut Human Rights Watch (HRW) telah menyerang sekolah, menculik siswa, menyerang siswa dan guru, karena dianggap gagal memenuhi tuntutan mereka untuk menutup sekolah.

Ida Sawyer, direktur HRW Africa mengatakan tentang kejadian penyerangan sekolah tahun lalu, bahwa "pembantaian ini adalah pengingat suram dari korban mengerikan yang diakibatkan krisis di wilayah berbahasa Inggris di Kamerun terhadap anak-anak dan pendidikan mereka."

Mewakili HRW, Sawyer menginginkan dan menekankan pentingnya penyelidikan yang independen atas tragedi tersebut.

Gerakan kelompok separatis yang menargetkan sekolah di wilayah Anglophone telah berdampak buruk pada pendidikan. Menurut PBB, sekitar 81 persen anak-anak putus sekolah selama tahun ajaran 2019 hingga 2020.

Baca Juga: Serangan Kelompok Separatis, 10 Tentara Kamerun Tewas

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya