Serangan Militan Tewaskan 20 Warga Sipil di RD Kongo

Masyarakat tidak percaya dengan pasukan militer keamanan

Jakarta, IDN Times - Allied Democratic Forces (ADF), sebuah kelompok militan yang beroperasi di Uganda dan Republik Demokratik Kongo (RD Kongo), pada Minggu (27/2/22) malam, telah melancarkan serangan ke timur RD Kongo. Akibatnya, 20 penduduk sipil tewas.

Upaya untuk memerangi pasukan militan ADF telah dilakukan oleh pasukan gabungan Uganda dan RD Kongo. Operasi itu mulai dilakukan pada akhir November tahun lalu. Namun, militan ADF terus melancarkan serangan mematikan.

Beberapa tokoh masyarakat telah kecewa dengan operasi gabungan itu. Mereka meragukan kemampuan pasukan militer dua negara, karena meski operasi militer dilaksanakan, warga sipil terus dibunuh oleh kelompok militan.

1. Jumlah korban kemungkinan lebih besar

Serangan Militan Tewaskan 20 Warga Sipil di RD KongoIlustrasi Garis Polisi (IDN Times/Mardya Shakti)

ADF adalah sebuah kelompok militan yang mulai aktif pada pertengahan tahun 1990-an. Awalnya mereka berada di wilayah Uganda tapi melebarkan operasi ke negara tetangga yakni di RD Kongo.

Pada Minggu malam, dengan bersenjatakan parang, sekelompok milisi ADF melancarkan serangan ke desa Kikura yang berada di bagian timur laut RD Kongo. Dilansir Africa News, serangan itu dilaporkan terjadi sekitar pukul 9 malam.

Warga yang menjadi saksi mata melaporkan, para milisi dengan parang telah menewaskan 20 warga sipil dan membakar rumah-rumah penduduk. Pencarian korban masih dilakukan dan ada kemungkinan bahwa jumlah penduduk yang kehilangan nyawa bisa lebih dari jumlah yang ditemukan saat ini.

2. Masyarakat tidak percaya dengan operasi militer gabungan Uganda dan RD Kongo

Baca Juga: Langgar Hukum Internasional, Uganda Bayar Ganti Rugi Rp4,6 T ke Kongo

Sejak akhir November 2021, militer Uganda telah diizinkan menyeberang ke RD Kongo untuk memburu milisi ADF. Mereka bergabung dengan pasukan RD Kongo untuk menangkis dan menetralisir kekuatan kelompok militan tersebut.

Namun penduduk meragukan operasi militer gabungan. Mereka menilai bahwa operasi tersebut telah gagal mengantisipasi serangan militan.

Dilansir Reuters, Odette Zawadi, presiden organisasi aktivis lokal mengatakan "kami sepertinya tidak percaya pada apa yang disebut operasi gabungan ini. Bagaimana Anda bisa menjelaskan bahwa 20 orang tewas di hadapan dua pasukan ini?"

Seorang warga setempat, Claude Kalinde, mengonfirmasi penemuan 20 mayat korban kekejaman milisi ADF. Dia mengatakan "kami pikir koalisi tentara Kongo dan Uganda akan membantu kami, tetapi lihat betapa menyedihkannya ini."

3. Militer tidak dapat mengantisipasi karena serangan dilakukan tanpa senjata api

Serangan Militan Tewaskan 20 Warga Sipil di RD Kongoilustrasi seseorang membawa parang (Pixabay.com/TRAPHITHO)

Serangan dengan senjata parang yang dilakukan oleh milisi ADF telah jadi salah satu alasan mengapa pasukan operasi gabungan kesulitan melacak. Kapten Antony Mwalushayi, juru bicara tentara RD Kongo, mengatakan tentara telah terlambat mengetahui serangan terbaru karena milisi tidak menggunakan senjata api.

Dilansir Al Jazeera, Mwalushayi mengatakan "kami tidak dapat berkecil hati karena tujuan musuh adalah untuk mengecilkan hati kami, untuk memisahkan kami dari penduduk."

Pada awal bulan Februari, penduduk di daerah timur Kongo juga telah mendapatkan serangan kejam dari kelompok milisi selain ADF, yaitu CODECO (Cooperative for the Development of the Congo).

Pasukan CODECO juga menggunakan parang untuk membunuh penduduk sipil. Perjuangan mereka lebih didasarkan pada peperangan antar etnis. Korban yang ditimbulkan akibat serangan itu, menurut France24, lebih dari 50 orang. Penyerang menggorok leher para korban. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

Baca Juga: Minta Naik Gaji, Imigran Kongo Dipukuli Hingga Tewas di Brasil

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya