Taliban: Amerika Telah Kalah

AS akan tetap berkomitmen pada Afghanistan

Kabul, IDN Times - Presiden Amerika Serikat Joe Biden memutuskan untuk menarik semua pasukkannya dari Afghanistan. Itu berarti semua pasukan koalisi NATO, termasuk pasukan Inggris dan Jerman juga akan segera bergegas meninggalkan Afghanistan.

Sebanyak 2.500 personel militer AS yang terakhir, akan meninggalkan Afghanistan pada September 2021. Itu bertepatan dengan 20 tahun Amerika Serikat melakukan invasinya di Afghanistan pada tahun 2001.

Pihak Taliban yang mendengar keputusan presiden Amerika Serikat tersebut mengatakan bahwa mereka telah memenangkan pertempuran. Dengan mundurnya semua pasukan AS dan koalisi dari Afghanistan, menurut mereka, itu berarti Amerika Serikat telah kalah.

1. Tujuan AS di Afghanistan semakin "tidak jelas" dalam satu dekade terakhir

Taliban: Amerika Telah KalahMenteri Luar Negeri AS, Antony Blinken (Twitter.com/cabdi_munasar)

Setelah Joe Biden mengumumkan bahwa AS akan mengakhiri perang panjangnya di Afghanistan, Menteri Luar Negeri Antony Blinken langsung menuju Kabul, Afghanistan. Blinken melakukan perjalanannya setelah menghadiri pertemuan di Brussel.

Di Kabul, Blinken bertemu dengan presiden Afghanistan, Ashraf Ghani, dan pejabat senior lainnya. Ia berada di sana selama delapan jam. Menurut kantor berita Reuters, Blinken mengakui bahwa selama satu dekade terakhir, tujuan AS di Afghanistan semakin "tidak jelas."

Keputusan untuk menarik semua pasukan AS dari Afghanistan oleh Biden bukan berarti akan melepaskan Afghanistan sendirian. Pemerintah Amerika Serikat akan tetap berkomitmen untuk mendukung Afghanistan dengan semua cara yang mereka bisa.

Washington akan bergerak dengan "mengintensifkan" diplomasinya untuk mendukung Afghanistan. Blinken mengatakan "alasan saya di sini, begitu cepat setelah pidato presiden tadi malam, adalah untuk menunjukkan secara harfiah, dengan kehadiran kami, bahwa kami memiliki komitmen berkelanjutan untuk Afghanistan," jelasnya.

Blinken juga menegaskan bahwa kemitraan dengan Afghanistan memang sudah berubah "tetapi kemitraan itu bertahan." 

2. Taliban menganggap mereka memenangkan perang

Baca Juga: Afganistan dan Taliban Akan Lanjutkan Negosiasi

Pidato dari Joe Biden yang menjelaskan bahwa Amerika Serikat akan menghentikan perang terpanjangnya di Afghanistan telah menimbulkan banyak tanggapan. Beberapa pihak yang tetap mendukung kehadiran pasukan asing di Afghanistan menilai bahwa mundurnya pasukan AS dan koalisi akan kembali membuka perang saudara dalam skala penuh.

Taliban juga memberikan tanggapannya atas pidato dari Joe Biden. Wartawan media BBC secara eksklusif melakukan perjalanan menuju wilayah Balkh yang dikuasai oleh Taliban dan berbincang dengan beberapa pimpinan Taliban.

Walikota bayangan dari kelompok Taliban di distrik Balkh yang bernama Haji Hekmat menyambut wartawan BBC dan memberikan kepada mereka secangkir teh hijau. Haji Hekmat mengatakan "kami telah memenangkan perang dan Amerika telah kalah."

Haji Hekmat juga menegaskan bahwa Taliban telah siap segalanya terhadap semua momentum. Mereka siap untuk perdamaian dan juga sebaliknya, Taliban siap sepenuhnya untuk terus "berjihad."

Biden mengumumkan penarikan pasukannya sampai 11 September yang itu sebenarnya mundur dari kesepakatan awal yang telah dijanjikan oleh Donald Trump yakni pada tanggal 1 Mei. Banyak pemimpin Taliban memberikan reaksi tajam atas penundaan tersebut. Meski begitu, Taliban yakin bahwa mereka adalah pemerintah Afghanistan yang menunggu setelah digulingkan usai serangan World Trade Center pada 9/11.  

3. Sebanyak 7.000 pasukan NATO segera ikuti jejak Amerika Serikat

Taliban: Amerika Telah KalahIlustrasi pasukan militer NATO (Twitter.com/Jon Wiener)

Tiga serangkai pejabat utama Amerika Serikat yakni Presiden Biden, Menteri Pertahanan Austin dan Menteri Luar Negeri Blinken secara yakin bahwa AS telah membersihkan unsur-unsur jaringan terorisme al-Qaeda. Karena itu, mereka memutuskan untuk mundur dari Afghanistan.

Meski begitu, masih banyak parlemen AS yang menolak klaim pemerintah Biden. Menurut beberapa anggota parlemen yang menolak klaim Biden, penarikan pasukan AS dari Afghanistan akan mengakibatkan hilangnya kebebasan hak asasi manusia masyarakat Afghan.

Melansir dari laman Associated Press, keputusan AS untuk menarik semua pasukannya dari Afghanistan segera diikuti oleh pasukan sekutu NATO. Sekitar 7.000 pasukan asing non-Amerika juga akan segera meninggalkan tanah konflik tersebut.

Blinken yang mengunjungi Kabul melakukan banyak pembicaraan dengan pejabat senior Afghanistan. Blinken mengatakan bahwa penarikan pasukan AS tersebut disertai komitmennya pada Afghanistan yang akan membuat Washington memberikan dana 4 miliar dolar AS setahun atau setara Rp58,2 trilun untuk pasukan keamanan Afghanistan.

Sejauh ini, pembicaraan damai antara Taliban dan pemerintah Afghanistan belum menemukan jalan terang. Pembicaraan selanjutnya akan dilakukan di Istanbul tapi belum jelas apakah Taliban akan hadir dalam pertemuan tersebut.

Baca Juga: Afganistan dan Taliban Akan Lanjutkan Negosiasi

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya