Tambang Emas Longsor di Guinea, 15 Dilaporkan Tewas

Dua korban di antaranya adalah perempuan

Conakry, IDN Times - Kecelakan memilukan terjadi di sebuah tambang emas di Republik Guinea, Afrika Barat. Kecelakaan tersebut adalah longsornya tambang emas yang terjadi di daerah provinsi Siguiri, pada hari Sabtu, 8 Mei 2021 dan menyebabkan 15 penambang tewas seketika.

Tambang emas itu adalah tambang emas artisanal atau tambang emas skala kecil yang dilakukan oleh masyarakat dan tidak berada di bawah pengelolaan perusahaan. Evakuasi untuk mencari jenazah korban longsor langsung dilakukan pada hari Minggu (9/5) dan para korban yang ditemukan segera dikuburkan.

1. Dua korban yang ditemukan adalah perempuan

Guinea adalah negara di Afrika Barat yang memiliki populasi lebih dari 12 juta orang. Masyarakat di negara tersebut menurut PBB, terus berjuang untuk melawan kemiskinan yang melanda. Banyak dari mereka menjadi penambang kecil di tambang-tambang tidak resmi, khususnya di wilayah yang berbatasan dengan negara Mali.

Kecelakaan longsornya tambang emas yang baru saja terjadi pada Sabtu (8/5) tepatnya berada di desa Tatakourou. Wilayah itu juga berada di perbatasan dengan Mali. Menurut Al Jazeera, Sekou Biniou Simagan, seorang anggota dewan lokal, menjelaskan bahwa semua korban tewas seketika usai longsor terjadi.

Awalnya, semua korban yang dikabarkan adalah laki-laki dengan rentang usia antara 14 tahun sampai dengan 40 tahun. Namun setelah operasi penyelamatan, dari 15 korban meninggal rupanya ada dua jenazah perempuan yang ditemukan. Tim penyelamat terus melakukan penggalian untuk mencari korban selamat di reruntuhan tambang sampai hari Minggu.

2. Kecelakaan terjadi di salah satu zona dengan cadangan emas terbesar di Afrika Barat

Baca Juga: Ledakan Dashyat di Guinea-Ekuatorial Tewaskan 20 Orang

Meski masyarakat Guinea banyak yang hidup berjuang melawan kemiskinan, tapi negara itu menyimpan banyak mineral berharga seperti berlian dan emas. Tapi penambangan artisanal telah dilakukan dengan perlengkapan yang tidak memadai dan cenderung dianggap sangat berbahaya.

Melansir dari kantor berita Reuters, begitupun tambang emas artisanal di wilayah Siguiri terkenal berbahaya. Para penambang bekerja di terowongan yang sempit tanpa banyak perlindungan dan perlengkapan keselamatan.

Otoritas berwenang yang terkait saat ini mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa penyelidikan sedang dilakukan. Penyelidikan untuk mencari tahu kondisi dan penyebab longsornya tambang yang menyebabkan kematian penambangnya.

3. Ratusan tambang emas artisanal dengan puluhan ribu penambang

Wilayah Siguiri telah menarik banyak penambang kecil. Di sekitar wilayah tersebut, ada ratusan tambang artisanal yang digali oleh penambang rakyat tanpa perlengkapan keselamatan yang memadai. Kecelakaan mematikan acapkali terjadi.

Menurut informasi, ada sekitar 20.000 penambang aktif yang beroperasi di ratusan tambang emas artisanal tidak resmi tersebut. Melansir dari laman BBC, wilayah Siguiri itu juga telah banyak menarik orang dari negara tetangga seperti Senegal dan Mali untuk ikut mengadu nasib.

Seorang pejabat Palang Merah setempat memberikan pengakuan bahwa ada kemungkinan jumlah korban bertambah seiring dengan operasi penyelamatan yang terus dilakukan di lokasi longsor.

Dua tahun lalu, kecelakaan berupa longsor juga terjadi dan menyebabkan 17 orang tewas tertimbun. Tahun 2020 lalu, menurut Anadolu, delapan penambang juga tewas setelah tiang penyangga pintu masuk tambang runtuh.

Para korban kecelakaan longsoran tambang emas terbaru dikabarkan dimakamkan dengan kuburan massal setelah upacara pemakaman dilangsungkan.

Baca Juga: Pemerintah Guinea Kerja Cepat Batasi Penyebaran Ebola

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya