Tandai 100 Hari Protes, Petani India Blokir Jalan Tol

PM Modi dinilai tidak melihat penderitaan petani 

New Delhi, IDN Times - Gejolak protes petani India yang menentang undang-undang reformasi pertanian masih belum selesai. Selama berbulan-bulan, para petani India melakukan demonstrasi menuntut pencabutan undang-undang tersebut. Bahkan beberapa kali terlibat bentrok.

Kini, untuk menandai protes 100 mereka di perbatasan ibukota New Delhi, para petani menggelar protes dengan cara memblokir jalan raya di luar ibukota. Ribuan petani melakukan demonstrasi menuntut deregulasi undang-undang yang telah disahkan pada September tahun lalu.

1. Jalan tol yang diblokir memiliki panjang lebih dari 130 kilometer

Pada hari Sabtu (6/3), ribuan petani India menandai protes 100 hari mereka menentang undang-undang reformasi pertanian yang telah disahkan oleh pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi. Para petani itu memblokir jalan tol Western Peripheral Expressway di daerah Kundli.

Melansir dari laman ANI, jalan tol itu memiliki panjang 136 kilometer. Jalan tersebut juga dikenal oleh publik India sebagai Kundli-Manesar-Palwal (KMP) Expressway. Para petani berbaris sambil membawa bendera kelompok sarekat petani dan meneriakkan yel-yel yang menentang pemerintah.

Sehari sebelumnya, salah satu petani yang memimpin protes bernama Samyukt Kisan Morcha meminta masyarakat umum untuk mengibarkan bendera hitam di depan rumah atau kantor. Gerakan tersebut adalah dukungan kepada para petani untuk menentang undnag-undang refomasi pertanian.

Tanggal 6 Maret tersebut, selain menjadi hari ke 100 protes, juga disebut oleh para petani sebagai "Hari Hitam". 

Pasukan polisi dalam jumlah besar berada di Palwal untuk menjaga para demonstran. "Kami telah mengerahkan pasukan polisi yang cukup. Tidak ada yang diizinkan untuk melanggar hukum. Jika mereka melakukannya, mereka akan menghadapi hukum," kata Vijaypal dari kepolisian Palwal.

2. Pemblokiran berlangsung selama lima jam

Pemerintahan Narendra Modi membuat undang-undang reformasi pertanian dengan anggapan bahwa reformasi sangat dibutuhkan karena sistem pertanian sudah kuno. Namun para petani menilai bahwa undang-undang tersebut mengancam mata pencaharian mereka karena memberi kesempatan swasta sehingga dapat merugikan rakyat.

Karena itu, puluhan ribu petani datang ke perbatasan ibukota New Delhi, mereka mendirikan tenda dan melakukan protes pencabutan undang-undang sejak akhir tahun 2020 lalu. Beberapa kali pertemuan negosiasi berlangsung tapi tidak ada kesepakatan yang memuaskan di antara dua belah pihak.

Kini, protes telah mencapai seratus hari sejak mereka mulai menginap di pinggiran ibukota. Melansir dari kantor berita Reuters, mereka menandainya dengan memblokir jalan tol KMP selala lima jam lamanya.

Para petani mulai berbaris memenuhi jalan pada pukul 11 siang hingga pukul 4 sore waktu setempat. Para petani tua dan muda memenuhi jalanan dengan truk, mobil dan traktor.

Baca Juga: Petani India Masih Protes, Pemerintah Batasi Media Sosial

3. Pemerintahan Modi dinilai tidak melihat penderitaan petani

Tandai 100 Hari Protes, Petani India Blokir Jalan TolPM Narendra Modi. (Twitter.com/Sunil Deodhar)

Meskipun Modi menilai bahwa protes petani memiliki muatan politik, namun para analis mengatakan bahwa protes petani India kali ini tidak memiliki muatan apa pun selain kepentingan mereka. Demonstrasi berbulan-bulan lamanya yang dilakukan para petani tanpa tendensi agama maupun politik dan mereka bersikeras menuntut pemerintah mencabut undang-undang.

Melansir dari laman Al Jazeera, Amarjeet Singh, seorang petani berusia 68 tahun dari Punjab mengatakan "pemerintah Modi telah mengubah gerakan protes ini menjadi masalah ego. Mereka tidak dapat melihat penderitaan para petani." Karena itu, menurut petani tidak ada pilihan lain selain protes.

Sejauh ini, protes yang dilakukan oleh petani lebih cenderung damai. Namun ada beberapa peristiwa kekerasan pada 26 Januari, ketika para petani bentrok dengan petugas polisi. Saat itu dikabarkan seorang petani meninggal dunia.

Protes para petani India telah menarik komunitas internasional. Aktivis lingkungan seperti Greta Thunberg dan penyanyi Rihanna sempat memperhatikan rangkaian aksi gelombang protes petani India itu dan mengungkapkannya di akun media sosial mereka.

Baca Juga: Petani India Protes ke Ibukota dengan Ribuan Traktor

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya