Tegang dengan Azerbaijan, Iran Gelar Latihan Perang

Presiden Azerbaijan terkejut dengan latihan militer Iran 

Jakarta, IDN Times - Pada hari Jumat (1/10), Iran mulai menggelar latihan perang yang disebut berskala besar di dekat perbatasannya dengan Azerbaijan. Lokasi pasti latihan perang tidak disebutkan tapi diperkirakan dekat dengan kota Jolfa, bagian barat laut Iran.

Latihan perang yang dilakukan oleh Iran dilakukan ketika hubungan Teheran dengan Azerbaijan mengalami ketegangan. Iran telah lama melontarkan kritik karena Azerbaijan banyak membeli senjata dari Israel yang digunakan untuk membantu memenangkan perang yang ia menangkan melawan Armenia tahun lalu.

1. Dua faktor utama ketegangan Iran-Azerbaijan

Unjuk kekuatan militer Iran yang dilakukan dengan menggelar latihan perang, melibatkan berbagai sistem alutsista. Disebutkan, unit kendaraan tempur lapis baja, artileri, pesawat nirawak dan helikopter turut serta dalam acara tersebut.

Dilansir dari Al Jazeera, bulan lalu Azerbaijan telah menggelar latihan militer bersama Pakistan dan Turki. Korps Pengawal Revolusi Islam Iran, tak lama kemudian mengirimkan peralatan militernya di dekat perbatasan. Pada hari Jumat, Iran lantas memulai latihan militernya.

Ada dua keprihatinan mendasar yang membuat Iran menggelar latihan militer. Pertama, Baku telah menjalin "kemesraan" dengan Tel Aviv, padahal Israel adalah musuh bebuyutan Iran.

Sehari sebelum latihan militer digelar, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian mengatakan bahwa negaranya "tidak mentolerir kehadiran dan kegiatan rezim Zionis terhadap keamanan nasionalnya."

Azerbaijan telah membeli alutsista Israel dalam jumlah besar untuk memperkuat militernya. Menurut SIPRI, ekspor senjata Israel ke Azerbaijan dari 2011-2020 mencapai 5 miliar dolar atau Rp71,3 triliun. 

Pada tahun 2016-2020, nilai ekspor senjata Israel ke Azerbaijan mengambil porsi 17 persen dari total, sehingga musuh Armenia itu adalah pasar senjata yang menggiurkan bagi Tel Aviv.

Kedua, Kioumars Heydari, komandan pasukan darat tentara Iran merasa prihatin karena keberadaan para pejuang ISIS-ISIL yang didatangkan ke Nagorno-Karabakh dalam perang Azerbaijan-Armenia selama 44 hari.

"Republik Islam Iran tidak pernah memulai invasi apa pun. Tetapi ketika ada perang antara Armenia dan Azerbaijan, sejumlah besar teroris ISIS dipanggil ke daerah itu," katanya. Dia curiga para pejuang itu masih berada di sana dan berharap meninggalkan daerah tersebut.

2. Presiden Azerbaijan terkejut dengan latihan militer Iran

Tegang dengan Azerbaijan, Iran Gelar Latihan PerangPresiden Azerbaijan, Ilham Aliyev. (instagram.com/presiden.ilham.aliyev)

Iran adalah negara tetangga Azerbaijan. Dua negara tersebut berbagi garis perbatasan sekitar 700 kilometer panjangnya.

Mendengar Iran menggelar latihan militer di dekat perbatasan Azerbaijan, Presiden Ilham Aliyev dalam sebuah kesempatan wawancara dengan media Turki Anadolu, terkejut dengan hal tersebut.

Menurut France24, Aliyev mengatakan "setiap negara dapat melakukan latihan militer apa pun di wilayahnya sendiri. Itu hak kedaulatan mereka. Tapi mengapa sekarang, dan mengapa di perbatasan kami?"

Namun Hossein Amirabdollahian, Menlu Iran, mengatakan pada hari Kamis bahwa mengadakan latihan militer oleh sebuah negara di dalam wilayahnya adalah bagian dari kedaulatan nasionalnya," katanya dikutip Reuters.

Selain dua masalah utama, kehadiran peralatan militer Israel dan pejuang ISIS di Nargono-Karabakh wilayah Azerbaijan, sebenarnya ada satu masalah lagi yang membuat Teheran dengan Baku bersitegang.

Satu masalah tersebut yakni truk-truk Iran yang mengantar pasokan bahan bangunan ke wilayah Nagorno-Karabakh wilayah Armenia, telah dihentikan karena melewati wilayah yang telah direbut Azerbaijan. Bahkan dikabarkan, pencegatan truk-truk Iran itu kini telah menjadi "nol."

Baca Juga: Azerbaijan: Terjadi Ledakan yang Guncang Laut Kaspia

3. Truk-truk Iran ditahan oleh Azerbaijan

Perang Azerbaijan-Armenia berlangsung di Nagorno-Karabakh. Wilayah itu adalah milik Azerbaijan tapi telah ditinggali oleh etnis Armenia sejak tahun 1990-an lalu. Perang enam minggu pada tahun 2020 berhasil mendesak Armenia mundur yang membuat Azeri mengambil alih banyak wilayahnya kembali.

Tapi kini setelah perang selesai, beberapa kota utama di Nagorno-Karabakh yang masih dikuasai Armenia mulai diperbaiki seperti Yerevan dan Stepanakert.

Mereka membeli pasokan bahan konstruksi dari Iran. Truk-truk Iran mengirimnya dan banyak yang melewati jalanan di wilayah yang telah direbut oleh Azerbaijan.

Beberapa truk dan sopir Iran telah ditahan. Menurut Eurasianet, juru bicara Kementrian Dalam Negeri Azerbaijan, Ehsan Zahidov, mengonfirmasi hal itu karena truk-truk Iran "memasuki Azerbaijan secara ilegal dari Armenia."

Awalnya Iran tak terlalu merespon tindakan Azerbaijan. Tapi kemudian Kemenlu Iran menuntut pembebasan sopir-sopirnya. Utusan dari dua negara telah membicarakan masalah tersebut.

Di dalam negeri Iran, suara-suara keras menentang tindakan Azerbaijan terdengar. Salah satu anggota parlemen Iran yang bernama Mohammad Reza Ahmadi Sangari menilai Baku telah arogan setelah menang melawan Armenia.

Padahal kemenangan itu, menurutnya karena "doping Turki." Selain itu, dia juga mengkritik bahwa "usia negara kecil Anda kurang dari (usia) anggota parlemen termuda kami," tambahnya.

Baca Juga: Pertemuan Pertama Armenia-Azerbaijan Sejak Gencatan Senjata

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya