Tentara Rusia Akui Pasukan Moskow Lakukan Penyiksaan di Ukraina

Tentara Rusia juga lakukan melakukan penjarahan

Jakarta, IDN Times - Konstantin Yefremov, tentara Rusia yang berperang di Ukraina, mengaku bahwa tentara Kiev yang ditangkap telah disiksa oleh pasukannya.

Yefremov berasal dari Chechnya, bertugas di Motorised Rifle Division ke-42. Dia terlibat dalam pembersihan ranjau. Pada Februari tahun lalu, dia bersama unitnya dikirim ke Krimea untuk latihan militer, kemudian dikirim ke Melitopol, Zaporizhzhia untuk berperang.

Dia berhasil melarikan diri dari peperangan yang disebutnya sangat mengerikan. Dia pergi dari Rusia kemudian memberikan pengakuan tentang bagaimana perang tersebut, serta bagaimana tentara Rusia menyiksa orang-orang Ukraina.

1. Meninggalkan Rusia pada Desember 2022

Tentara Rusia Akui Pasukan Moskow Lakukan Penyiksaan di UkrainaKonstantin Yefremov, mantan tentara Rusia (youtube.com/CNN)

Konstantin Yefremov adalah seorang letnan senior Rusia. Dia menjadi salah satu saksi terbaru bagaimana tentara Rusia melakukan penyiksaan terhadap orang-orang Ukraina.

Dilansir The Guardian, dia berhasil meninggalkan Rusia pada Desember 2022. Dia memutuskan untuk melarikan diri dan menghubungi kelompok hak asasi manusia Gulagu.net yang membantunya meninggalkan Rusia.

Kesaksian yang ia berikan terjadi saat Yefremov menghabiskan tiga bulan tugas di bagian zelatan Oblast Zaporizhzhia.

"Saya secara pribadi telah melihat pasukan kami menyiksa tentara Ukraina," kata Yefremov.

Baca Juga: Jelang 1 Tahun Perang, Rusia Siap Kerahkan 500 Ribu Tentara ke Ukraina

2. Interograsi dan penyiksaan bisa berlangsung selama satu minggu penuh

Tentara Rusia Akui Pasukan Moskow Lakukan Penyiksaan di Ukrainailustrasi kendaraan tempur Rusia hancur di Ukraina (Twitter.com/Defence of Ukraine)

Kesaksian Yefremov terjadi di kota Bilmak, bagian timur laut Melitopol yang berada di Oblast Zaporizhzia. Tentara Rusia berhasil menangkap tiga tentara Ukraina pada April tahun lalu, untuk kemudian diinterogasi. 

"Selama interogasi, mereka dipukuli selama seminggu penuh, setiap hari, bahkan terkadang pada malam hari," kata Yefremov dikutip BBC.

Interograsi atau penyiksaan bahkan terkadang dua kali sehari. Satu dari tiga tentara Ukraina itu diketahui sebagai seorang penembak jitu. Hal itu membuat kolonel Rusia yang melakukan penyiksaan marah dan berusaha untuk memperkosanya.

Siksaan lain seperti pukulan, pelecehan atau tembakan di bagian kaki dan tangan juga terjadi. Yefremov mengisahkan bagaimana kolonelnya melakukan interograsi, meminta tahanan untuk menyebutkan semua nasionalis Ukraina di unitnya.

"Orang Ukraina itu tidak mengerti pertanyaannya. Dia menjawab bahwa tentara itu adalah infanteri angkatan laut dari angkatan bersenjata Ukraina. Untuk jawaban itu mereka merontokkan beberapa giginya," jelasnya.

3. Membantu merawat tahanan Ukraina

Yefremov dan unitnya, sebelum dikirim bertempur di Ukraina, bertugas membersihkan ranjau. 

Salah satu tahanan yang ditembak di kaki dan tangannya, Yefremov menyelundupkannya dan mengirimnya ke rumah sakit. Dia memberikan seragam Rusia kepada tentara Ukraina yang terluka itu.

"Kami mengatakan kepadanya, 'jangan katakan Anda adalah tawanan perang Ukraina, karena dokter akan menolak untuk merawat Anda, atau tentara Rusia yang terluka akan mendengar dan menembak Anda'," kata Yefremov, dikutip Daily Mail.

Para tentara Ukraina yang ditahan, hanya diberi air dan biskuit untuk bertahan hidup. Para tahanan itu juga dibiarkan tidur di tanah kosong.

Namun, Yefremov kadang menyelundupkan teh dan rokok kepada para tahanan Ukraina. Dia juga melemparkan jerami pada malam hari sebagai alas tidur ketika tidak ada yang melihat.

Baca Juga: Jelang 1 Tahun Perang di Ukraina, Rusia Semakin Galak di Timur

4. Yefremov merupakan tentara paling senior yang mengakui kejahatan pasukan Rusia

Tentara Rusia Akui Pasukan Moskow Lakukan Penyiksaan di Ukrainailustrasi (Unsplash.com/Serhii Bondarchuk)

Sudah ada beberapa tentara Rusia yang melarikan diri dan memberikan pengakuan soal kejahatan perang.

Sebelumnya, ada Pavel Filatyev dan Nikita Chibrin, dua orang dari kelompok tentara bayaran Rusia. Selain itu, ada Andrey Medvedev yang juga mantan anggota Group Wagner.

Dilansir Insider, sejauh ini pengakuan dari Konstantin Yefremov tentang kejahatan Rusia adalah keterangan dari pasukan paling senior.

Yefremov juga melaporkan bahwa tentara Rusia yang menduduki Zaporizhzhia melakukan penjarahan. Mereka mengambil segala sesuatu, dari mulai kaleng makanan, mesin cuci, mesin pemotong rumput, dan sepeda.

5. Dikecam sebagai pengecut dan pengkhianat

Tentara Rusia Akui Pasukan Moskow Lakukan Penyiksaan di Ukrainailustrasi (Unsplash.com/Kedar Gadge)

Yefremov berhasil melarikan diri dari unitnya di pertempuran Ukraina pada 23 Mei. Dia juga berusaha mengundurkan diri dari ketentaraan.

Ketika Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan mobilisasi militer untuk yang kedua kalinya, dia bersembunyi di loteng untuk menghindari itu, dikutip dari BBC. Dia kemudian mencari bantuan organisasi hak asasi manusia untuk melarikan diri dari Rusia.

Ketika Yefremov mengajukan pengunduran diri, beberapa perwira senior tidak senang dengan keputusan itu. Bahkan beberapa lainnya mulai mengancam, menyebutnya pengecut dan pengkhianat. Dia sendiri mengaku menyesal ikut berperang di Ukraina.

"Saya meminta maaf sebesar-besarnya kepada seluruh rakyat Ukraina karena datang ke rumah mereka dengan membawa senjata. Saya seharusnya memilih penjara daripada pergi ke Ukraina, tetapi pada saat itu saya adalah seorang pengecut," kata Yefremov.

Perwira Rusia itu juga mengatakan bahwa tujuh tentara Rusia telah mengambil keputusan untuk meninggalkan dinas ketentaraannya.

Baca Juga: Ukraina: Rusia Berencana Luncurkan Misil Pakai Balistik Iran

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya