Terancam Banjir, Ribuan Warga Filipina Dievakuasi

Bencana dipicu oleh badai topan tropis Fabian

Manila, IDN Times - Dalam beberapa pekan terakhir, cuaca buruk telah melanda ke hampir seluruh penjuru dunia. Gelombang panas menyerang Amerika Utara, banjir bandang di Eropa barat, China dan India. Semua cuaca buruk itu disebut dampak perubahan iklim semakin yang kini dirasakan secara nyata oleh banyak negara.

Di Filipina, pemerintah telah mengevakuasi belasan ribu warga ibukota Manila dan sekitarnya yang berada di dataran rendah ke tempat yang aman. Mereka terancam tergenang air yang dipicu oleh lebatnya hujan dari angin topan yang disebut warga lokal sebagai Fabian (In Fa). Topan Fabian atau In Fa adalah topan tropis yang telah menyerang Filipina.

Di ibukota Manila sendiri, beberapa ruas jalan telah tergenang air setinggi pinggang. Jalan-jalan provinsi tertutup oleh longsoran tanah dan pemerintah sedang sibuk bergulat dengan infeksi virus corona yang kini ditambahi dengan ancaman bencana alam.

1. Hampir tiga ribu orang mengungsi di kota Marikina

Sekitar 16 kilometer sebelah timur pusat ibukota Manila, yakni kota Marikina, sekitar 15.000 penduduk telah diungsikan oleh pemerintah Filipina. Melansir laman Reuters, ribuan penduduk itu diungsikan ketika hujan lebat karena angin monsun, ditambah dengan badai tropis, membanjiri kota dan provinsi-provinsi terdekat.

Luzviminda Tayson, salah satu penduduk yang mengungsi mengatakan "kami memutuskan untuk mengungsi lebih awal." Pemerintah menggunakan sebuah sekolah dasar di kota Marikina sebagai tempat pengungsi, yang mensyaratkan mereka untuk tetap jaga jarak sosial demi menghindari sebaran infeksi COVID-19.

Di provinsi-provinsi sekitar Manila, hujan badai yang dibawa oleh topan Fabian telah menyebabkan banjir dan merendam rumah. Di provinsi Oriental Mindoro, sekitar 238 kilometer arah selatan ibukota Manila, gubernurnya yang bernama Humerlito Dolor mengatakan "beberapa rumah terendam hingga atap."

Ariel Rojas, petugas Philippine Atmospheric, Geophysical, and Astronomical Services Administration dalam sebuah pengarahan menyatakan topan Fabian telah mulai meninggalkan Filipina pada Jumat malam (23/7). Akan tetapi angin monsun barat daya yang dibawa topan tersebut masih memicu hujan lebat, katanya seperti dikutip CNN Philippines.

2. Pendangkalan sungai dan penebangan liar

Baca Juga: Pertama di Dunia, Filipina Setuju Produksi Beras Emas Hasil Rekayasa

Upaya evakuasi penduduk terdampak banjir lainnya terus dilakukan dan para pejabat Filipina sedang sibuk mencari tempat penampungan yang dapat memenuhi aturan standar jarak sosial. Para pejabat tidak mau tempat penampungan pengungsi jadi pusat penyebaran infeksi virus corona.

Wali kota Marikina yang bernama Marcelini Teodoro mengatakan "situasi ini akan terlalu sulit jika tidak ada solusi permanen untuk banjir, apalagi sekarang dengan ancaman dari varian (COVID-19) Delta,” katanya seperti dikutip The Guardian.

Air di beberapa sungai dekat kota Marikina telah mulai naik dan kekhawatiran timbul akan adanya banjir besar. Teodoro menyalahkan aktivitas penebangan liar di hutan yang telah terjadi bertahun-tahun dan pendangkalan sungai yang terus terjadi, yang menyebabkan banjir terus terjadi setiap tahun di kotanya.

Di utara Manila, yakni di kota pegunungan Baguio, polisi melaporkan seorang warga meninggal dunia pada Jumat sore (23/7) karena taksi yang ditumpanginya tertimpa pohon yang tumbang diterjang angin kencang.

3. Peringatan waspada untuk penduduk Filipina

Filipina sering diterpa badai tropis. Negara tersebut mengalami sekitar 20 badai topan tropis setiap tahunnya. Kini Samudera Pasifik yang menjadi lebih hangat disebut akan membawa topan semakin kuat dan hujan semakin lebat.

Badai Fabian kali ini yang melewati Filipina, telah membuat pemerintah sibuk untuk melakukan evakuasi warga. Otoritas berwenang di negara tersebut juga memperingatkan langit berawan dengan hujan atau badai petir karena monsun masih akan terjadi meski Fabian sudah mulai meninggalkan Filipina.

Juru bicara kepresidenan Filipina yang bernama Harry Roque mengatakan "kami meminta penduduk daerah yang terkena dampak untuk tetap waspada, mengambil tindakan pencegahan dan bekerja sama dengan otoritas setempat masing-masing," katanya memperingatkan seperti dilansir Phil Star.

Virus corona varian Delta yang jauh lebih menular, juga menjadi perhatian khusus bagi pemerintah Filipina. Presiden Rodrigo Duterte meminta pemerintah daerah untuk tetap melaksanakan kampanye vaksinasi di tempat yang kering dan aman.

Dalam pidatonya pada Sabtu malam (24/7), Duterte mengatakan agar "membagi mereka (warga) menjadi kelompok-kelompok" supaya tidak terjadi kerumunan. Dia mengatakan pemerintah tidak bermasalah dengan pasokan vaksin tapi pemerintah daerah berkontribusi atas lambatnya proses vaksinasi.

Baca Juga: Filipina Cabut Larangan Promosi Polisi yang Obesitas

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya