Terumbu Karang Kena Penyakit, Puerto Rico Darurat Ekologi

Tingkat presentase kematian terumbu karang sangat tinggi 

Jakarta, IDN Times - Pekan ini, tepatnya pada 30 Agustus, pemerintah Puerto Rico mengumumkan darurat ekologis. Itu diungkapkan setelah terumbu karang di sekitar pulaunya diserang oleh penyakit stony coral tissue loss disease (SCTLD).

Penyakit SCTLD menyebabkan jaringan pada terumbu karang rusak dan mati. Terumbu karang-terumbu karang tersebut dengan cepat hanya akan tinggal kerangka. Pemerintah menganggarkan satu juta dolar atau Rp14,1 miliar untuk menanggulangi penyakit tersebut.

1. Terumbu karang sebagai ketahanan pangan penduduk

Terumbu Karang Kena Penyakit, Puerto Rico Darurat Ekologiilustrasi terumbu karang (Pexels.com/John Cahil Rom)

Penyakit SCTLD yang menyerang terumbu karang disebut memiliki kemampuan menyebar dan menginfeksi dengan cepat. Terumbu karang yang terkena penyakit ini, dalam waktu beberapa minggu atau beberapa bulan akan segera mati tinggal kerangka saja.

Pedro Pierluisi Urrutia yang menjabat sebagai Gubernur Puerto Rico sejak 2 Januari 2021 mengatakan "kita harus menempatkan situasi ini dalam konteks bencana alam yang kita alami, krisis ekonomi dan pandemik," ujarnya dikutip Euro News.

Menurut penjelasan Gubernur, terumbu karang di sekitar pulau-pulau Puerto Rico sangat penting bagi kehidupan penduduk. Itu karena menjamin ekosistem ikan dan spesies lainnya serta "mendukung ketahanan pangan kita."

Puerto Rico terletak di jajaran Kepulauan Karibia. Dia berada di sebelah timur Republik Dominika. Namun Puerto Rico berada di bawah naungan Amerika Serikat.

Kepulauan Karibia sangat mengandalkan industri wisata sebagai pendapatan utama, terutama kunjungan para turis untuk menikmati terumbu karang. Oleh sebab itu, kesehatan terumbu karang sangat penting.

Menurut Nature, pada tahun 2019 sektor wisata yang berhubungan dengan terumbu karang ini menyumbang lebih dari 15 persen PDB dan 13 persen menyerap pekerjaan di wilayah tersebut.

Di Puerto Rico, para pengunjung menghabiskan waktu di pulau tersebut dan mengeluarkan uang sekitar 2 miliar dolar atau Rp28,5 triliun per tahun. Angka itu menyumbang 4 persen dari PDB.

2. Tingkat presentase kematian terumbu karang sangat tinggi

Terumbu Karang Kena Penyakit, Puerto Rico Darurat EkologiSeorang perempuan sedang snorkeling di antara terumbu karang. (Pexels.com/John Cahil Rom)

Pengumuman darurat ekologis yang dilakukan oleh Puerto Rico bukannya tanpa sebab. Selain karena terumbu karang jadi sektor pemasukan yang penting dalam industri wisata, penyakit SCTLD yang menyerang menimbulkan ancaman yang sangat signifikan.

Melansir Vice, penyakit itu mempengaruhi sekitar 20 spesies karang keras. Tingkat kematiannya terbilang cukup tinggi dengan kisaran 66 persen dan 100 persen.

Lebih dari itu, penyebaran penyakit melalui aliran air yang berujung pada terciptanya wabah yang menyebabkan kematian massal. Tragisnya, untuk memulihkan kembali koloni terumbu karang, membutuhkan waktu ratusan tahun. Padahal penyakit itu menyerang dan membunuh dengan cepat.

Gubernur Pedro Pierluisi telah mengalokasikan satu juta dolar AS atau Rp14,1 miliar untuk Departemen Sumber Daya Alam dan Lingkungan guna membantu memerangi krisis yang sedang berlangsung.

Tapi menurut Vice, uang itu tidak jelas bagaimana nantinya bakal digunakan. Sebab, sejauh ini pengobatan yang diketahui untuk penyakit SCTLD adalah dengan mengoleskan salep antibakteri pada karang yang terinfeksi.

Itu berarti membutuhkan kerja keras dari para petugas penyelam yang akan memeriksa dan mengobati satu koloni ke koloni terumbu karang yang lain.

Baca Juga: 7 Alasan Kenapa Terumbu Karang Amat Penting bagi Manusia

3. Apa itu penyakit SCTLD pada terumbu karang?

Terumbu Karang Kena Penyakit, Puerto Rico Darurat Ekologiwarna-warni terumbu karang (Unsplash.com/Q.U.I)

Menurut Atlantic and Gulf Rapid Reef Assesment (AGRRA), penyakit SCTLD pertama kali di ketahui di terumbu karang di Florida, AS, pada tahun 2014. Beberapa jenis karang yang terkena dampaknya adalah karang otak, pilar, bintang dan bintang muda.

SCTLD telah menadi wabah yang meluas. Penyakit itu terutama menyebar di terumbu karang Kepulauan Karibuia yakni Jamaika, Meksiko, Kepulauan Virgin AS, Dominika, Kepulauan Turks dan Caicos, Bahama, Puerto Rico dan beberapa pulau-pulau lain.

Sampai saat ini, para ahli biologi kelautan belum menemukan patogen mana yang menyebabkan penyakit tersebut. Bakteri adalah kemungkin sejauh ini yang diperkirakan. Cara yang dapat diandalkan untuk menghentikan sebaran penyakit juga belum ada.

Para ahli lebih menyarankan untuk melakukan restorasi bagi koloni terumbu karang yang mati terkena penyakit SCTLD.

Baca Juga: 7 Alasan Kenapa Terumbu Karang Amat Penting bagi Manusia

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya