Tiongkok Bersiap Bawa Material Bulan ke Bumi 

Ambisi Tiongkok menulis ulang sejarah bulan

Beijing, IDN Times – Ambisi Tiongkok dalam persaingan penjelajahan ruang angkasa semakin berkemajuan. Perkembangan teknologi canggih terus digenjot untuk bersaing mengejar teknologi Rusia dan Amerika.

Terbaru, Tiongkok telah mempersiapkan sebuah misi untuk mengambil material dari Bulan. Rencananya pada 24 November 2020 pesawat ulang-alik Chang’e-5 akan meluncur menembus langit dari pusat peluncuran Wenchang di provinsi selatan pulau Hainan.

Melansir dari Associated Press, roket pendorong misi Chang’e-5 yakni Long March-5Y. Pengisian bahan bakar roket sudah dimulai sejak Senin, 23 November 2020 (23/11). Chang’e rencananya akan bertahan selama 14 hari untuk menjalankan misi di Bulan dan kemudian kembali lagi.

1. Misi pendaratan Bulan ke sepuluh

Tiongkok Bersiap Bawa Material Bulan ke Bumi Tiongkok akan menorehkan sejarah sebagai negara yang membawa pendaratan pesawat angkasa ke 10 di Bulan. (wikimedia.org/AAxanderr)

Sejauh ini, hanya dua negara yang sering melakukan misi penjelajahan ke Bulan. Misi-misi tersebut untuk membongkar pelbagai rahasia ilmu pengetahuan yang masih tersembunyi dari satelit bumi tersebut. Tiongkok dengan misi Chang’e-5 miliknya akan menjadi misi ke sepuluh untuk mendaratkan teknologinya di Bulan.

Sebelumnya, Soviet dan Amerika Serikat adalah dua negara pioner penjelajah bulan. Dalam situs Science Mag, Soviet mengirim tiga kali misi bersama Luna, dan Amerika Serikat dengan Apollo mengirim misi sebanyak empat kali (19/11).

Perjalanan pergi pulang dengan tujuan untuk mengambil material Bulan ini terakhir dilakukan oleh Luna milik Soviet pada tahun 1976. Chang’e-5 dengan begitu mencairkan misi membawa material Bulan yang sudah membeku selama lebih dari 40 tahun yang lalu sejak terakhir dilakukan oleh Soviet.

2. Misi utama Chang’e-5 membawa sekitar dua kilogram material bulan

Tiongkok Bersiap Bawa Material Bulan ke Bumi Bantuan Bulan yang dibawa Apollo. (Wikimedia.org/Wknight94)

Chang’e-5 memiliki misi mengorbit Bulan, mendarat, kemudian melakukan pengeboran permukaan Bulan sedalam sekitar dua meter untuk mengambil contoh material seberat dua kilogram. Dengan lengan robot yang melegkapi Chang’e-5, material Bulan akan dimasukkan ke dalam ruang yang sudah disiapkan.

Jurnalis Science Mag yang bernama Dennise Normile menjabarkan bahwa Chang’e-5 mengincar gundukan vulkanik selebar 70 kilometer yang mungkin telah meletus 1,3 miliar tahun yang lalu. Wilayah tersebut dinamai Mons Rumker. Menurut Brett Denevi dari Laboratorium Fisika Johns Hopkins University, yang sekaligus keta tim analisis Bulan milik NASA mengatakan bahwa Tiongkok memilih tempat yang dapat memberikan dampak ilmiah besar.

Baca Juga: Angkasa dalam Lensa: Cincin Api hingga "Kelelawar" dari Luar Angkasa

3. Menulis ulang sejarah Bulan

Tiongkok Bersiap Bawa Material Bulan ke Bumi Tiongkok akan menulis ulang sejarah Bulan dengan misi Chang'e 5 miliknya. Ilustrasi (wikimedia.org/Nichilas Halftermeyer)

Target dan tujuan pendaratan di Bulan dalam misi Chang’e-5 terbilang sangat ambisius. Jika peluncuran, pengambilan material di Mons Rumker, dan pengembalian ke bumi bisa sesuai dengan perkiraan, maka Badan Nasional Antariksa Tiongkok (CNSA) akan memiliki sampel yang sangat penting.

Sampel tersebut dapat membantu para ilmuwan untuk memahami aktivitas vulkanik dan kapan gunung berapi terakhir yang aktif. Xiao Long, ahli geologi planet dari Universitas Geosains China di Wuhan, dia mengatakan “kami akan menulis ulang sejarah Bulan” ujarnya seperti dikutip dari laman NPR (22/11). Namun belum ada kepastian apakah sampel itu juga akan dibagikan ke negara di luar Tiongkok agar bisa diteliti oleh ilmuwan-ilmuwan diluar negara panda itu.

4. Misi pertama pemetaan Bulan dilakukan pada 2007

Tiongkok Bersiap Bawa Material Bulan ke Bumi Chang'e pertama milik Tiongkok dengan misi pemetaan Bulan secara 3D (wikimedia.org/NASA)

Chang’e adalah salah satu proyek ambisius Tiongkok untuk menjelajahi dan mengeksplorasi Bulan. Nama Chang’e diyakini oleh masyarakat Tiongkok sebagai dewi Bulan sehingga namanya digunakan dalam proyek ambisius tersebut. Di Indonesia, mereka yang dahulu memiliki kegemaran menonton serial film Sun Go Kong, pasti hafal dengan nama Chang’e. Chang’e adalah gadis yang tinggal di Bulan, ditaksir Paglima Tian Feng atau Tie Pat Kai, namun cinta Chang’e bertepuk sebelah tangan.

Misi Chang’e pertama kali terbang pada 24 Oktober 2007 dengan nama Chang’e-1. Melansir dari laman berita resmi pemerintah Tiongkok, Xinhua, Chang’e-1 memiliki tugas memetakan gambar Bulan dalam citra tiga dimensi (3D), lalu menganalisis elemen, mengukur kedalaman tanah Bulan dan menjelejahai lingkungan Bulan dengan Bumi (23/11).

Chang’e-1 inilah yang menjadi landasan bagi Tiongkok dalam melanjutkan misi Chang’e lain hingga kini mencapai misi Chang’e-5 yang bertujuan mengambil material Bulan sebagai penelitian tingkat lanjut.

Baca Juga: 10 Peristiwa Langit Terbaik November 2020, Angkasa Dihiasi Meteor

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya