Tiru Eropa, Kini Giliran Jepang yang Usir 8 Diplomat Rusia

Jepang akan larang impor batu bara dari Rusia

Jakarta, IDN Times - Jepang pada pekan lalu mengumumkan pengusiran delapan diplomat Rusia. Tidak ada rincian waktu kapan diplomat itu harus pergi, tapi keputusan itu diambil sebagai respons atas invasi Rusia di Ukraina. 

Jepang adalah salah satu negara Asia yang tergabung dalam kelompok G7, aliansi ekonomi negara-negara maju di dunia. G7 telah berjanji untuk menjatuhkan sanksi kepada Ukraina. Salah satu yang diincar adalah sektor energi Rusia. 

Tapi, Jepang mungkin memiliki dilema seperti Jerman. Hal itu karena Jepang adalah negara yang miskin sumber energi dan pasokan mereka sebagian besar mengandalkan impor. Batu bara dari Rusia adalah salah satu andalan Jepang untuk menjalankan mesin industrinya.

1. Jepang kecam Rusia dan meminta pasukan mereka ditarik dari Ukraina

Tiru Eropa, Kini Giliran Jepang yang Usir 8 Diplomat Rusiailustrasi (Unsplash.com/Romeo. A)

Sebagai salah satu mitra utama negara-negara Barat, Jepang memiliki beberapa ikatan dengan kelompok tersebut, terutama dengan Amerika Serikat (AS). Jepang turut mengecam invasi Rusia ke Ukraina.

Dalam langkah diplomatik terbaru, Jepang memutuskan untuk mengusir delapan diplomat Rusia yang bertugas di negaranya. Dikutip dari NHK, sekretaris Pers Hikariko Ono mengumumkan tindakan tersebut pada Jumat (8/4/2022).

Ono juga menjelaskan bahwa Wakil Menteri Takeo Mori telah memanggil Duta Besar Rusia, Mikhail Galuzin, untuk memberitahu tentang pengusiran itu. Mori berpesan kepada Galuzin, bahwa pembunuhan banyak warga sipil Ukraina tak berdosa adalah pelanggaran berat hukum internasional.

Kejahatan yang telah dilakukan Moskow mewakili kejahatan perang yang benar-benar tidak dapat ditoleransi. Mori secara tegas juga menuntut agar Rusia menarik pasukannya dari Ukraina.

Baca Juga: Situasi Memanas, 200 Diplomat Rusia Diusir dari Eropa dalam 2 Hari

2. Nasib warga dan bisnis Jepang di Rusia

Sebagai negara yang berdiri dan berpihak kepada Ukraina, keputusan Jepang kemungkinan akan memiliki dampak balasan dari Rusia. Moskow telah menganggap Jepang termasuk dalam daftar negara yang tidak bersahabat.

Ketika Ono ditanya apa dampak dari keputusan pengusiran itu, dia enggan memberikan jawaban. Namun, Kementerian Luar Negeri berjanji akan melakukan yang terbaik untuk melindungi warga Rusia beserta kegiatan bisnisnya di Jepang. 

Dikutip dari Kyodo News, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida juga memberikan jawaban yang serupa.

Sejauh ini, Rusia telah memberikan keputusan balasan atas sikap Jepang yang dinilai sebagai negara yang tidak bersahabat. Moskow telah menangguhkan pembicaraan tentang perjanjian damai dengan Tokyo, yang memiliki cakupan negosiasi atas Kepulauan Kuril di sebelah utara Jepang. Pulau itu pernah dikuasai Jepang tapi direbut Uni Soviet menjelang akhir Perang Dunia Kedua.

3. Jepang berencana menjatuhkan sanksi larangan impor batu bara Rusia

Tiru Eropa, Kini Giliran Jepang yang Usir 8 Diplomat Rusiailustrasi pengakutan batu bara (Unsplash.com/Justin Wilkens)

Ketika Eropa dan AS telah menjatuhkan berbagai sanksi terhadap Rusia, Jepang sebagai anggota G7 juga akan mengikuti hal tersebut. Kishida memberikan konfirmasi bahwa sanksi tambahan kepada Rusia adalah kesepakatan yang telah dijalin dengan G7 sebelumnya.

Sanksi tersebut adalah pengurangan impor bahan bakar fosil dari Rusia, khususnya produk batu bara. Jepang yang miskin sumber daya energi, memiliki ketergantungan tinggi dan mengimpornya dari negara lain. Rusia adalah salah satu negara utama impor batu bara Jepang.

Dilansir Associated Press, impor batu bara Rusia oleh Jepang menyumbang sekitar 12 persen dari total kebutuhan mereka. Jepang juga mengimpor gas alam cair dan minyak dari Rusia.

"Kami harus menilai dampaknya (pengurangan impor) terlebih dahulu, dan akan mengambil langkah-langkah menuju larangan batu bara Rusia dengan mengamankan alternatif," kata Kishida. 

Kishida belum berani mengatakan penetapan batas waktu kapan akan melakukan larangan total.

Dari sekitar 113 juta ton impor batu bara Jepang pada 2021, Australia adalah negara utama dengan mengambil porsi 72 persen. Rusia berada di posisi kedua dengan memasok sekitar 12 persen, dan Indonesia berada di posisi ketiga sebagai pemasok dengan 9 persen.

Menteri Industri Jepang Koichi Hagiuda mengatakan, "kami akan bekerja lebih jauh untuk mengurangi ketergantungan kami pada Rusia dengan mendorong diversifikasi sumber energi termasuk energi terbarukan dan tenaga nuklir."

Baca Juga: Presiden Zelenskyy: Rusia Juga Menargetkan Eropa, Bukan Hanya Ukraina

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya