TPLF Anggap Gencatan Senjata Ethiopia Sebagai 'Lelucon Menyakitkan'

Situasi kemanan Tigray rapuh, bantuan kemanusiaan terancam

Addis Ababa, IDN Times - Pada hari Senin, 28 Juni 2021, pasukan Tigrayan People Liberation Front (TPLF) kembali menguasai ibukota Mekelle, wilayah Tigray, yang telah dikuasai oleh pasukan pemerintah selama delapan bulan terakhir. Pemerintahan sementara yang dibentuk oleh Addis Ababa di Mekelle melarikan diri dari kota dan mengumumkan gencatan senjata secara sepihak.

Meski begitu, pasukan TPLF yang telah kembali memasuki ibukota Mekelle itu terus memperluas wilayah kekuasaan dan mengambil alih beberapa distrik di Tigray. Mereka mengabaikan ajakan gencatan senjata yang disampaikan oleh pemerintah Ethiopia dan menganggapnya sebagai lelucon menyakitkan.

Pejabat Ethiopia mengancam akan mengirimkan pasukan militernya kembali ke Mekelle dan mendesak TPLF untuk bergabung dalam gencatan senjata yang telah diumumkan.

1. Ethiopia mengancam akan kembali mengirimkan pasukannya ke Tigray

Perdana Menteri Abiy Ahmed, seorang lelaki yang pernah mendapatkan hadiah Nobel perdamaian karena mampu mendamaikan permusuhan Ethiopia dengan Eritrea, memerangi TPLF di wilayah Tigray.

Dengan strategi mengunci wilayah, perang yang dilancarkan Abiy Ahmed telah membuat wilayah Tigray hancur dan pasukan TPLF kocar-kacir. Jutaan penduduk Tigray mengungsi, ratusan ribu anak terancam kelaparan dan ribuan orang kehilangan nyawa.

Setelah pasukan federal Ethiopia merebut ibukota Mekelle pada November 2020, mereka menguasai kota itu selama delapan bulan. Tapi TPLF yang kocar-kacir, sejak awal berniat akan melanjutkan perjuangan secara gerilya dan bersumpah akan terus memerangi pasukan federal. Akhirnya TPLF kembali lagi dapat memasuki Mekelle pada akhir bulan Juni 2021.

Ketika TPLF memasuki Mekelle, pasukan federal ditarik mundur. Keputusan itu mengejutkan banyak pihak. Situasi keamanan di Tigray kembali rapuh dan ancaman kekerasan kembali meningkat.

Pemerintah Ethiopia yang menguasai Mekelle segera mengumumkan gencatan senjata sepihak dan mendesak TPLF untuk ikut bergabung dalam kesepakatan tersebut. Namun TPLF tidak menggubrisnya dan menganggapnya sebagai lelucon menyakitkan.

Melansir laman The Guardian, pejabat militer dan diplomatik Ethiopia mengancam akan mengirim pasukan kembali ke Tigray.

Meski begitu, Ethiopia saat ini sedang dalam beberapa masalah pelik, misalnya ketegangan yang meningkat dengan negara tetangga Sudan karena masalah perbatasan. Jenderal Ethiopia, Bacha Debele mengatakan penarikan pasukan federal dari Mekelle karena "tidak lagi menjadi pusat gravitasi yang mampu menjadi ancaman bagi bangsa dan pemerintah federal. Tentara Ethiopia pergi dari Mekelle karena perlu mempersiapkan ancaman lain selain TPLF."

2. Upaya membebaskan wilayah Tigray oleh TPLF dari cengkeraman pasukan Ethiopia terus berlanjut

TPLF Anggap Gencatan Senjata Ethiopia Sebagai 'Lelucon Menyakitkan'Pasukan TPLF kembali memasuki ibukota Mekelle pada Senin (28/6) setelah delapan bulan terusir. (Twitter.com/Sudan Motion)

Baca Juga: Pasukan Tigray ke Mekelle, Ethiopia Umumkan Gencatan Senjata

TPLF adalah penguasa Tigray. TPLF juga telah memimpin Ethiopia selama hampir tiga dekade. Namun manuver politik Abiy Ahmed telah mampu mendongkel kekuasaan lama TPLF dan menggusurnya dari pemerintahan Ethiopia.

Pasukan federal pemerintah Ethiopia kemudian terlibat perang dengan TPLF di wilayah Tigray tahun lalu. TPLF kocar-kacir dan mundur sementara, yang kemudian kembali berhasil memasuki Ibukota Mekelle pada Juni 2021 ini.

Dengan kembalinya pasukan TPLF yang menguasai Mekelle, maka permusuhan dengan pasukan Ethiopia kembali berlanjut. Penolakan gencatan senjata sepihak yang diumumkan oleh pemerintahan Ethiopia, tak digubris oleh TPLF. Sedangkan komunitas internasional menyerukan agar semua pihak mundur karena takut korban jiwa yang ditimbulkan.

Melansir laman Reuters, TPLF tetap pada pendirian dengan keinginan untuk merebut kembali wilayah Tigray. Getachew Reda, juru bicara TPLF mengatakan "operasi sedang berlangsung dan jumlah tawanan perang meningkat dari menit ke menit. Kami mendekati bagian barat dan selatan wilayah kami dan akan mengukur langkah kami sehingga kami dapat sepenuhnya membebaskan setiap inci persegi Tigray."

Awal pekan ini, TPLF bahkan mengatakan "pemerintah Tigray (TPLF) menyerukan kepada rakyat dan tentara Tigray untuk mengintensifkan perjuangan mereka sampai musuh kita benar-benar meninggalkan Tigray," katanya seperti dikutip dari The Guardian.

3. Bantuan kemanusiaan di wilayah Tigray terancam karena situasi keamanan yang rapuh

Selama konflik pasukan federal dengan TPLF, wilayah Tigray terkunci. Bantuan internasional dan media internasional tidak bisa memasuki wilayah tersebut. Tapi setelah Mekelle dikuasai pasukan federal dan Abiy Ahmed ditekan oleh komunitas internasional, bantuan kemanusiaan diizinkan untuk memasuki wilayah Tigray.

Meski begitu, kondisi kemanan saat ini semakin rapuh dan eskalasi kekerasan semakin meningkat dengan masuknya TPLF ke Mekelle serta keengganan mereka menolak bergabung kesepakatan gencatan senjata.

Melansir laman Al Jazeera, Alyona Synenko, juru bicara regional untuk Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mengatakan "situasinya sangat mengkhawatirkan dan memburuk dalam beberapa bulan terakhir. Laporan yang kami terima dari daerah pedesaan sangat memprihatinkan. Karena situasi keamanan, petani tidak bisa menanam tanaman dan stok mereka dijarah. Mereka tidak memiliki benih atau pupuk."

Dalam laporan yang disajikan oleh PBB, lebih dari 350.000 orang di Tigray menghadapi kondisi kelaparan karena kekurangan pangan, dan lima juta lainnya membutuhkan bantuan pangan segera. Anak-anak di wilayah itu juga terus menderita.

“Pasokan UNICEF sudah siap, namun untuk memberikan air, nutrisi, dan layanan kesehatan yang menyelamatkan jiwa bagi keluarga yang putus asa, kami membutuhkan akses yang mendesak, aman, dan berkelanjutan," katanya.

Senada dengan UNICEF, ICRC juga berharap bahwa "situasi keamanan stabil sehingga kami dapat menjangkau dan menawarkan bantuan kepada masyarakat yang paling membutuhkan, terutama di daerah pedesaan."

Baca Juga: PBB: 350 Ribu Orang di Tigray Mengalami Kelaparan

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya