Usai Diblokir, Facebook Pulihkan Laman Berita Australia

Facebook-Australia temukan jalan keluar

Canberra, IDN Times - Dalam dua minggu terakhir, mata publik dunia memperhatikan gerak pertikaian Australia dengan raksasa teknologi Google dan Facebook. Australia merancang undang-undang media dan memaksa platform digital raksasa untuk membayar outlet berita.

Gara-gara undang-undang tersebut, Google sempat mengancam akan memadamkan layanan mesin pencari di Australia. Namun Google kemudian memilih untuk bersepakat dengan perusahaan-perusahaan berita di Australia dan berbagi pendapatan iklan.

Facebook disisi lain, menantang karena menurut mereka undang-undang masih belum jelas. Facebook bersikukuh untuk tidak mau membayar. Facebook kemudian melakukan pemblokiran halaman outlet berita dan tidak memperbolehkan pelanggan di Australia untuk memposting atau membagikan berita di feed platform media sosial tersebut.

Kini, setelah perseteruan hampir sepekan sejak Facebook melakukan pemblokiran, perusahaan yang dipimpin oleh Mark Zuckenberg sepertinya sepakat dengan pemerintah Australia. Mereka memutuskan untuk memulihkan kembali halaman outlet berita Australia yang sebelumnya terkena kebijakan pemblokiran.

1. Berbagi pendapatan secara adil

Usai Diblokir, Facebook Pulihkan Laman Berita AustraliaJosh Frydenberg. (Instagram.com/josh.frydenberg.mp)

Pada hari Selasa (23/2) Facebook dan Australia yang diwakili oleh bendahara negara tersebut, Josh Frydenberg, melakukan pembicaraan untuk mencari titik temu persoalan. Dalam pembicaraan terjadi kesepakatan kedua belah pihak untuk sedikit melakukan pengubahan terhadap undang-undang.

Melansir dari kantor berita Reuters, Frydenberg mengatakan ada beberapa amandemen terhadap undang-undang yang akan disahkan. Amandemen tersebut akan memberikan kejelasan lebih lanjut platform digital dan media berita tentang cara, kode dan kerangka kerja beroperasinya undang-undang.

Hal itu "untuk memperkuat kerangka kerja dalam memastikan bisnis media berita diberi upah yang adil," kata Frydenberg.

Pihak Facebook sendiri dalam sebuah pernyataan juga mengatakan bahwa mereka puas dengan pemerintah Australia. "Australia telah setuju melakukan perubahan dan jaminan yang menjawab kekhawatiran inti kami tentang mengizinkan kesepakatan komersial."

Amandemen tersebut termasuk mencakup tentang periode mediasi dua bulan sebelum pemerintah melakukan intervensi. Para pihak yang terlibat dalam kesepakatan memiliki lebih banyak waktu untuk mencapai kesepakatan pribadi diluar pengaruh pemerintah.

2. Facebook akan memulihkan halaman berita yang diblokir

Usai Diblokir, Facebook Pulihkan Laman Berita AustraliaFacebook akan pulihkan halaman outlet berita Australia yang sudah diblokir. Ilustrasi (pexels.com/Kaboompics)

Frydenberg dan Menteri Komunikasi Paul Fletcher, keduanya mengatakan bahwa kompromi telah dicapai. Karena pembicaraan dan kesepakatan telah dapat disetujui oleh kedua belah pihak, Facebook akan segera memulihkan halaman berita yang sebelumnya diblokir.

Melansir dari laman The Guardian, Managing Director Facebook Australia, Will Easton, mengatakan halaman yang diblokir akan dipulihkan dalam beberapa hari mendatang. Itu karena beberapa perubahan undang-undang yang akan disahkan sepakat untuk diubah dalam beberapa hal.

Dia juga mengatakan "Kami senang bahwa kami dapat mencapai kesepakatan dengan pemerintah Australia dan menghargai diskusi konstruktif yang telah kami lakukan bersama bendahara Frydenberg dan Menteri Fletcher selama seminggu terakhir."

Frydenberg dalam konferensi persnya juga mengakui bahwa Facebook telah "cukup maju" dalam negosiasi kesepakatan. Ia mengatakan "Yang penting, amandemen tersebut akan memperkuat penerbit regional dan kecil dalam mendapatkan bayaran yang sesuai dengan penggunaan konten mereka oleh platform digital," katanya menegaskan.

Baca Juga: Australia Tidak Akan Mundur Lawan Facebook

3. Dukungan terhadap jurnalisme di seluruh dunia

Usai Diblokir, Facebook Pulihkan Laman Berita AustraliaIlustrasi Jurnalis (IDN TImes/Arief Rahmat)

Setelah pembicaraan yang berhasil disepakati oleh dua belah pihak, Facebook menganggap telah diyakinkan oleh pemerintah tentang perubahan dan cara kerja sama dengan para penerbit berita. Facebook memiliki produk sendiri yang bernama Facebook News Tab tapi sejauh ini baru ada di Inggris Raya dan di AS.

Campbell Brown, Wakil Presiden Kemitraan Berita Global Facebook mengatakan "Kami telah mencapai kesepakatan yang memungkinkan kami untuk mendukung penerbit yang kami pilih, termasuk penerbit lokal dan kecil."

Dia juga mengungkapkan bahwa Facebook akan selalu mendukung jurnalisme di seluruh dunia, tidak hanya di Australia. "Kami akan terus berinvestasi dalam berita secara global dan menolak upaya konglomerat media untuk memajukan kerangka peraturan yang tidak memperhitungkan pertukaran nilai sebenarnya antara penerbit dengan platform seperti Facebook," kata Campbell seperti dikutip dari laman CNN.

Baca Juga: Facebook Sepakat Musyawarah dengan Australia 

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya