Warga Ghana Turun ke Jalan 2 Hari, Protes atas Kenaikan Biaya Hidup

29 demonstran ditangkap petugas polisi

Jakarta, IDN Times - Ghana adalah salah satu negara dengan ekonomi terbesar di kawasan Afrika Barat. Tapi inflasi yang terus terjadi membuat biaya hidup meningkat dan rakyat turun ke jalanan untuk melakukan protes.

Dalam aksinya pada Rabu (29/6/2022), itu merupakan hari kedua protes yang diorganisir oleh 'Arise Ghana.' Demonstran mulai melakukan aksi sekitar tengah hari waktu setempat. Polisi menggunakan gas air mata dan meriam air untuk membubarkan demonstrasi setelah bentrokan terjadi.

Baca Juga: Ghana Pede Bisa Selesaikan Masalah Utang Tanpa Bantuan IMF

1. Protes atas kenaikan harga pangan, pajak dan pembayaran elektronik

https://www.youtube.com/embed/QZEmEGUeWas

Ratusan rakyat Gahana turun ke jalanan di ibu kota Accra. Mereka melakukan protes dan melontarkan kecaman atas kenaikan harga pangan, kenaikan pajak dan kenaikan pembayaran elektronik.

Inflasi yang mencapai rekor pada Mei sebanyak 27,6 persen, telah menimbulkan kesengsaraan ekonomi bagi sebagian rakyat Ghana.

Dikutip dari Reuters, Ghana sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar Afrika Barat juga mengalami perumbuhan ekonomi yang lambat. Rakyat melakukan protes atas berbagai pungutan yang dilakukan pemerintah.

Pajak atas pembayaran elektronik yang disetujui April lalu, menuai kritik keras dan dinilai tidak adil karena sangat mempengaruhi orang-orang berpenghasilan rendah dan para pemilik usaha kecil.

Baca Juga: Ghana Luncurkan Proyek Menanam 20 Juta Pohon Sehari

2. Selusin petugas terluka, 29 demonstran ditangkap

Aksi demonstrasi pada Selasa adalah aksi hari kedua yang dimotori oleh kelompok yang menamakan diri sebagai 'Arise Ghana.' Aksi tersebut kemudian berujung bentrokan antara demonstran dengan petugas keamanan.

Dilansir Al Jazeera, petugas kemudian membubarkan demonstrasi yang telah memiliki izin itu dengan menggunakan gas air mata dan meriam air karena sekitar selusin petugas terluka dalam bentrokan.

Polisi juga disebut melakukan penangkapan terhadap 29 orang peserta karena dituduh menyerang dan merusak properti milik publik. Polisi juga masih akan meninjau rekaman video di lapangan untuk mengindentifikasi lebih banyak peserta.

Baca Juga: Bahas Pajak Transaksi Elektronik, Parlemen Ghana Rusuh

3. 'Biaya hidup yang tinggi akan membunuh kami,' kata demonstran

Dalam beberapa bulan terakhir, Presiden Ghana Nana Akufo-Addo telah mendapatkan tekanan karena kenaikan harga pangan dan bahan bakar di negara tersebut. Negara penghasil emas terbesar kedua di Afrika itu, saat ini sedang mengalami guncangan ekonomi karena inflasi yang tinggi.

Dilansir Africa News, ratusan demonstran yang berbaris di jalanan, beberapa di antaranya membawa plakat bertuliskan "Biaya Hidup yang Tinggi akan Membunuh Kami."

Demonstrasi pada Selasa disebutkan bahwa sekitar 100 peserta telah mencoba menyimpang dari jalur resmi protes yang telah diizinkan. Blokade puluhan petugas polisi mencoba menghentikannya tapi dilempari batu.

"Sayang sekali, kami berada di sana untuk melindungi Anda dan memastikan keselamatan Anda, tetapi Anda melempari kami dengan batu," kata polisi Ghana.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya