Warga Palestina-Israel Bentrok, 100 Lebih Luka-luka

Puluhan orang ditangkap

Yerusalem, IDN Times - Ratusan pemuda Palestina terlibat bentrokan dengan pemuda Israel di Yerusalem Timur yang meneriakkan slogan anti-Arab sejak Kamis malam hingga Jumat dini hari (23/4). Dalam bentrokan itu, ratusan warga Palestina terluka dan polisi anti huru-hara Israel menangkap puluhan orang.

Bentrokan disinyalir bermula dari ketidaksukaan orang-orang Israel yang melihat warga Palestina berkumpul dan bersantai di Gerbang Damaskus. Menurut warga Palestina, mereka biasa melakukan hal tersebut ketika bulan Ramadan setelah salat Isya tapi dianggap mengganggu oleh kelompok ultra-nasionalis Israel.

1. Sengketa selama Ramadan

Israel yang memenangkan perang pada 1967 telah mengklaim seluruh Yerusalem menjadi bagian negaranya. Israel akan menjadikan kota tersebut sebagai ibukota masa depan. Di sisi lain, Yerusalem adalah salah satu kota yang dianggap suci oleh umat Islam dan Palestina. Karena itu, sengketa perebutan Yerusalem ini telah lama terjadi.

Ketika Ramadan tiba, warga Palestina terbiasa berkumpul dan bersantai di Gerbang Damaskus, sebuah gerbang yang menghubungkan kota tersebut dengan ibukota Suriah. Namun kelompok ultra-nasionalis Israel tidak menyukainya.

Melansir dari laman BBC, ratusan kelompok ultra-nasionalis Israel, Lehava, berbaris melalui pusat Yerusalem menuju Gerbang Damaskus. Polisi memasang barikade untuk menghentikan mereka.

Kelompok ultra-nasionalis Israel tersebut berbaris sambil meneriakkan kata-kata "Matilah Orang Arab" dan beberapa melambaikan spanduk bertuliskan "Matilah Teroris."

Bentrokan ini sebenarnya telah terjadi sejak awal Ramadan ketika umat Muslim Palestina memasuki ibadah bulan puasa sejak 13 April dalam kapasitas kecil. Namun bentrokan pada hari Kamis hingga Jumat adalah bentrokan yang lumayan besar ketika polisi Israel berusaha memisahkan dua kelompok kerumunan.

2. Lebih dari 100 orang terluka dan puluhan ditangkap

Polisi Israel yang berusaha untuk membubarkan massa mendapatkan serangan dari dua kelompok, baik itu dari kelompok ultra-nasionalis Israel Lehava maupun dari warga Palestina. Polisi membalasnya dengan granat kejut, gas air mata dan semprotan meriam air busuk untuk membubarkan kerumunan.

Upaya untuk membubarkan dua kelompok yang terlibat ketegangan mendapatkan perlawanan. Melansir dari laman CNN, setidaknya ada 20 personel keamanan Israel yang terluka. Namun polisi juga menangkan sekitar 40 orang dari dua kelompok.

Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan bahwa ada 105 warga Palestina yang terluka dan 22 orang di antaranya membutuhkan perawatan di rumah sakit. Namun kabarnya, luka yang mereka derita tidak terlalu berbahaya.

Ketegangan terbaru yang menyebabkan bentrok sepertinya berasal dari video TikTok yang beredar. CNN menyebutkan bahwa dalam video yang beredar tersebut terlihat dua kelompok saling menyerang.

Pemuda Palestina terlihat menampar dua orang Yahudi religius dan dalam video lain sekelompok pemuda Israel menyerang sebuah rumah orang Palestina dengan melempari rumah itu menggunakan kayu.

Baca Juga: Israel-Yunani Teken Kesepakatan Pertahanan Fantastis

3. Politikus Israel kecam slogan anti-Arab dari kelompok ultra-nasionalis

Bentrokan di Yerusalem membuat Kedutaan Besar AS yang ada di Yerusalem mengeluarkan pernyataan pada Jumat pagi. Pernyataan yang dikeluarkan dalam bahasa Ibrani, Arab dan Inggris, Kedubes AS mengatakan "prihatin" atas kejadian tersebut dan meminta semua pihak untuk mengakhiri hasutan dan kembali ke ketenangan.

Melansir dari kantor berita Reuters, politikus sayap kanan Israel yang bernama Itamar Ben-Gvir mengatakan menentang slogan dan nyanyian yang diserukan oleh kelompok ultra-nasionalis Lehava.

Menurutnya, "ada banyak orang Arab di antara kita yang setia" dan saat membela hak untuk protes tidak selayaknya menggunakan slogan-slogan anti-Arab tersebut. 

Bentrokan terjadi saat ada kabar bahwa sekumpulan orang Israel mendekat, warga Palestina kemudian menanggapi dengan berkumpul di dekat Gerbang Damaskus. Salah satu warga Palestina yang bernama Mohammad Abu Al-Homus mengatakan "warga Palestina suka bersantai di daerah ini setelah salat Isya di Masjid Al-Aqsa, tetapi pendudukan (Israel) tidak menyukainya. Ini masalah kedaulatan."

Baca Juga: Iran Tuduh Israel Sabotase Fasilitas Nuklir Natanz

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya