Zelenskyy: Rusia Tolak Gencatan Senjata Paskah

PBB dan Vatikan serukan gencatan senjata hormati Paskah

Jakarta, IDN Times - Para pemeluk agama Kristen Ortodoks di Rusia-Ukraina pada pekan ini, merayakan hari suci Paskah. Untuk menghormati hari suci tersebut, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mendesak kedua negara untuk melakukan gencatan senjata dan menjalankan jeda pertempuran.

Pada Kamis (21/4/22) Presiden Ukraina Volodmyr Zelenskyy mengatakan dalam pidatonya bahwa Kiev telah mengajukan proposal gencatan senjata tersebut, tapi pihak Moskow menolaknya.

Rusia telah melakukan invasi ke Ukraina sejak 24 Februari. Perang terus berkecamuk dan meningkat khususnya di Donbass, Ukraina timur. Dewan Gereja Dunia telah mengirim surat kepada kepala Gereja Ortodoks Rusia untuk menyerukan gencatan senjata. Tapi sejauh ini kepala Gereja Ortodoks Rusia Patriark Kirill lebih mendukung invasi Rusia ke Ukraina.

Baca Juga: Sekjen PBB Desak Gencatan Senjata 4 Hari di Ukraina Hormati Paskah

1. PBB dan Vatikan serukan gencatan senjata di hari Paskah

Zelenskyy: Rusia Tolak Gencatan Senjata Paskahilustrasi (Unsplash.com/Ashwin Vaswani)

Sejak 19 April, PBB telah menyerukan kepada Rusia dan Ukraina untuk melakukan gencatan senjata demi menghormati hari suci Paskah. Seruan itu kembali diulangi pada Rabu karena intensitas perang semakin meningkat di Ukraina.

Pemimpin Gereja Katolik Vatikan Paus Fransiskus juga ikut bergabung dengan PBB, menyerukan dilakukan gencatan senjata demi menghormati Pekan Suci Paskah selama empat hari.

"Letakkan senjata. Biarkan gencatan senjata Paskah dimulai. Namun bukan untuk mempersenjatai kembali dan melanjutkan pertempuran tetapi gencatan senjata untuk mencapai perdamaian melalui negosiasi nyata yang terbuka untuk beberapa pengorbanan demi kebaikan rakyat," kata Paus Fransiskus pada Minggu Palma, dikutip dari Vatican News.

Vatikan juga memohon perlindungan pada Tuhan agar para penduduk yang terperangkap di zona perang dapat dievakuasi dan perdamaian dapat tercipta kembali.

Baca Juga: PBB Sebut Mustahil Gencatan Senjata Terjadi di Ukraina 

2. Rusia tolak tawaran gencatan senjata

Utusan PBB telah melobi Ukraina dan Rusia agar mencapai kesepakatan untuk melakukan gencatan senjata sejak Kamis Putih hingga Minggu Paskah. Ukraina juga sudah membuat dan mengajukan proposal gencatan senjata kepada Rusia.

Tapi Presiden Zelenskyy mengatakan pada Kamis, "Sayangnya, Rusia menolak proposal untuk membuat gencatan senjata Paskah," kutip Al Jazeera. Meski begitu, Zelenskyy menambahkan bahwa pihaknya tetap berharap. "Harapan perdamaian, harapan hidup mengalahkan kematian."

Kelompok penganut agama terbesar di Rusia dan Ukraina adalah Kristen Ortodoks. Mereka merayakan Paskah lebih lambat dari Vatikan. Meski telah diserukan agar ada jeda pertempuran untuk menghormati hari raya suci itu, tetapi upaya itu tidak berhasil. Pertempuran kemungkinan besar akan terus berlanjut.

Asosiasi gereja dan komunitas agama Ukraina mengusulkan liburan Paskah juga. Kepala Gereja Ortodoks Ukraina juga mendesak warga Ukraina untuk tidak menghadiri kebaktian Paskah malam hari, karena takut akan pengeboman Rusia.

Baca Juga: Perang Rusia-Ukraina Buyarkan Proyeksi Ekonomi Makro Global

3. Dewan Gereja Dunia meminta Gereja Ortodoks Rusia untuk menyerukan gencatan senjata

Zelenskyy: Rusia Tolak Gencatan Senjata Paskahilustrasi (Unsplash.com/Chaiwat Hanpitakpong)

Invasi Rusia ke Ukraina selama hampir dua bulan telah menyebabkan kesengsaraan bagi rakyat sipil. Lebih dari 5 juta warga Ukraina telah mengungsi dan meninggalkan negaranya karena pertempuran tersebut. Ratusan ribu warga juga masih terjebak di zona pertempuran mematikan.

Banyak pihak telah menyerukan agar gencatan senjata dilakukan untuk membuat kesepakatan koridor kemanusiaan demi menyelamatkan nyawa penduduk sipil. Tapi sejauh ini belum ada gencatan senjata yang bisa disetujui oleh pihak yang bertikai.

Dewan Gereja Dunia (WCC) juga telah menyerukan agar pemimpin Gereja Ortodoks Rusia untuk menyerukan gencatan senjata pada Pekan Suci Paskah. Pendeta Ioan Sauca, imam Ortodoks Rumania dan Sekretaris Jenderal WCC telah menulis surat untuk Patriak Kirill yang memimpin Ortodoks Rusia.

Dilansir Axios, Sauca menulis "saya sadar bahwa bukanlah wewenang Anda untuk menghentikan perang atau mempengaruhi mereka yang memiliki kekuatan keputusan seperti itu. Tetapi umat beriman sedang menunggu kata penghiburan dari Yang Mulia."

Sauca berharap bahwa jika ada pernyataan terbuka yang keluar dari Patriark Kirill, maka kemungkinan akan berdampak bagi jutaan penganut Ortodoks di Rusia dan Ukraina.

Patriark Kirill sendiri telah ditekan dan dikritik beberapa otoritas agama di seluruh dunia. Itu karena Kirill pada Maret lalu secara terbuka mendukung perang Rusia di Ukraina. Kirill membingkai perang tersebut sebagai perjuangan melawan dosa dan penolakan atas nilai-nilai Barat.

Pri Saja Photo Verified Writer Pri Saja

Petani Kata

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya