Kepada Para Pengungsi Suriah, Maafkan Kami Yang Mengabaikanmu

Just because it’s not happening in Indonesia, it doesn’t mean it’s not happening. #SaveSyriarefugees

Belum juga kering airmata kita melihat para pengungsi kaum Rohingya, kelompok Muslim yang melarikan diri dari pembantaian di Myanmar dengan mencari perlindungan ke Indonesia, Thailand, dan Malaysia beberapa bulan lalu. Mereka akhirnya ditolak dan dikembalikan ke laut dan terombang-ambing tanpa kejelasan di laut.

Kini, kita harus menyaksikan gelombang pengungsian terbesar datang dari Suriah, negara yang sedang mengalami konflik perang sipil, menuju ke negara-negara besar di Eropa. Perang sipil berkepanjangan yang memakan korban jiwa sekitar 220,000 hingga 300,000 orang tersebut membuat banyak penduduk Suriah kehilangan keluarga, tempat tinggal, harapan dan penghidupan bagi keluarganya. Inilah suasana ibukota Suriah, Damaskus, sebelum perang dan sekarang sementara perang masih terus berlangsung.

Kepada Para Pengungsi Suriah, Maafkan Kami Yang MengabaikanmuSumber gambar: pinterest.com

Mulai tahun 2011, pengungsi dari negara Suriah telah meninggalkan negaranya dan menurut statistik, hingga 2015 tercatat 3.8 juta penduduk Suriah eksodus dari negaranya dan 50 persen dari jumlah tersebut adalah anak-anak. Anak-anak ini sebegitu traumanya, banyak dari mereka yang depresi, bingung, dan meninggal karena sakit maupun kelelahan.

Kepada Para Pengungsi Suriah, Maafkan Kami Yang MengabaikanmuSumber gambar: indianexpress.com
Foto di atas diambil beberapa bulan lalu, seorang anak perempuan Syria yang baru berusia empat tahun dan tinggal di penampungan pengungsi. Karena sangat sering ia dan keluarganya ditodong senjata, ia langsung mengangkat tangannya ketika seorang wartawan dengan kamera SLR dan lensa panjang memotretnya. Ia mengira ia akan ditembak.

Kepada Para Pengungsi Suriah, Maafkan Kami Yang MengabaikanmuSumber gambar: theguardian.com

Keadaan pra pengungsi semakin memburuk ketika pengeboman terjadi di sana sini di Suriah. Mereka melarikan diri ke negara-negara seperti Yordania, Turki, Libanon, Hungaria. Mereka berjalan berkilometer-kilometer jauhnya sembari menggendong bayi, anak-anak, dan para orang tua. Sementara yang melarikan diri naik kapal, tidak sedikit dari mereka yang tenggelam. Tercatat 200 pengungsi mati tenggelam di laut Libya. Ibu ini berusaha memastikan kepala bayinya terangkat ke atas air setelah perahunya tenggelam.

Kepada Para Pengungsi Suriah, Maafkan Kami Yang MengabaikanmuSumber gambar: facebook.com

Sedihnya, tidak hanya para pengungsi ini kekurangan kebutuhan dasar seperti air, makanan, sanitasi, dan tempat tinggal, tapi di situasi di mana mereka sangat membutuhkan bantuan ini, mereka juga menjadi korban jual beli manusia. Makelar-makelar yang menjanjikan untuk membantu mereka melarikan diri ke negara lain dengan cara ilegal namun meminta uang banyak. Tidak sedikit dari mereka yang percaya karena telah putus asa tidak bisa menemukan cara lain untuk melarikan diri. Apa daya makelar tersebut menipu mereka dengan cara membawa lari uang tersebut dan membiarkan para pengungsi ini terjebak di tempat-tempat yang tidak seharusnya.

Beberapa hari lalu, sebuah truk pengangkut bahan makanan secara mencurigakan diparkir di pinggir jalan raya di Austria. Setelah dibuka, ditemukan 71 mayat pengungsi yang mati kehabisan napas, di mana empat orang diantaranya adalah anak-anak. Mayat-mayat tersebut saling tumpuk di dalam truk dan sudah membusuk sehingga cairan dari proses pembusukan tersebut merembes dan menetes di luar truk.

Kepada Para Pengungsi Suriah, Maafkan Kami Yang MengabaikanmuSumber gambar: euronews.com 

Namun tidak semua negara menerima para pengungsi ini dengan tangan terbuka. Inggris, Jerman, Hungaria, Masedonia, semua masih sangat tertutup menerima para pengungsi ini sehingga mengakibatkan para keluarga dan anak-anak menjadi tak tentu hidupnya. Mereka tidak bisa kembali ke Suriah namun ditolak oleh negara tujuan. Situasi sangat kompleks sementara para pengungsi ini tidak lagi bisa hidup layak.

Kepada Para Pengungsi Suriah, Maafkan Kami Yang MengabaikanmuSumber gambar: facebook.com

Keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dua anak-anak perempuan yang kecil-kecil dan seorang nenek tertangkap di perbatasan Hungaria karena berusaha mencari perlindungan dan malah terancam dikembalikan ke Suriah. Tidak ada yang bisa membantu mereka.

Netizen Indonesia dengan akun Twitter @PakdeWinar turut mengungkapkan perasaannya tentang bagaimana pengungsi Suriah diperlakukan di beberapa lokasi.

Sementara netizen lain dengan nama akun @KaroLiina91 berharap keadaan lebih baik untuk mereka.

Sebegitu tumpulkah nurani kita terhadap sesama manusia sehingga mereka tidak bisa diterima? Hanya karena mereka tidak beruntung lahir di negara yang kondisi politiknya berantakan, mereka harus hidup di bawah standar kemanusiaan. Kakak beradik ini, akhirnya kehilangan salah satu orangtuanya karena perang. Mereka tertinggal di Suriah dan kelaparan hingga harus makan dengan mencari remah roti di pasir.

Jika kamu ingin membantu, ada tiga hal yang bisa kamu lakukan.

Pertama, teruslah membaca mengenai perkembangan hal ini dan pastikan kamu selalu posting di media sosial agar semua orang tahu mengenai apa yang terjadi.

Kedua, sisihkan sedikit rejekimu untuk mereka dengan melakukan donasi di sini .

Yang ketiga, ajaklah teman-temanmu untuk melakukan hal yang sama.

Mari kita menjadi manusia yang lebih berempati.

Topik:

Berita Terkini Lainnya