Dampak Lockdown di Australia, Qantas PHK 2.500 Karyawan

CEO Qantas: Ini jelas hal terakhir yang ingin kami lakukan

Mascot, IDN TImes - Maskapai nasional Australia, Qantas Airways Ltd (QAN.AX), telah mengumumkan pada hari Selasa (3/8/2021) bahwa pihaknya akan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada sekitar 2.500 karyawannya, tanpa gaji selama dua bulan akibat dari wabah COVID-19 yang sedang berlangsung, di mana pembatasan baru COVID-19 di Australia memangkas permintaan perjalanan domestik. Bagaimana kronologinya?

1. Qantas PHK 2.500 karyawan, berdampak langsung pada pilot, awak kabin, dan pekerja bandara

Dampak Lockdown di Australia, Qantas PHK 2.500 KaryawanIlustrasi orang-orang di bandara. (Unsplash.com/Phil Mosley)

Dilansir BBC, Qantas akan PHK 2.500 karyawannya dampak dari lockdown di Sydney yang berimbas pada perjalanan udara di seluruh Australia.

Keputusan tersebut akan berdampak secara langsung pada pilot, awak kabin, dan pekerja bandara, yang sebagian besar berada di New South Wales. Keputusan tersebut akan berlangsung setidaknya selama dua bulan.

CEO Qantas, Alan Joyce, mengatakan bahwa wabah Delta terbaru telah menyebabkan ribuan penerbangan dibatalkan. Selain itu, hampir semua negara bagian telah melarang turis dari kota terbesar di Australia.

Joyce mengatakan bahwa maskapai tidak bisa lagi mempertahankan 2.500 pekerja dalam daftar gajinya tetapi menggambarkannya sebagai tindakan sementara.

"Ini jelas hal terakhir yang ingin kami lakukan, tetapi kami sekarang dihadapkan pada periode pengurangan penerbangan yang diperpanjang dan itu berarti tidak ada pekerjaan bagi sejumlah orang kami," ungkap Joyce.

Menurutnya, hal ini sangat berbeda dari waktu tahun lalu ketika kami memiliki lebih dari 20.000 karyawan yang mengundurkan diri. Tahun lalu, Qantas terpaksa memberhentikan sekitar 6.000 karyawannya, yang mana sekitar seperlima dari tenaga kerjanya.

Sebagai tambahan, dalam PHK yang dilakukan tersebut dampak tidak hanya dirasakan oleh Qantas, tetapi juga maskapai berbiaya rendahnya (low cost carrier/LCC), Jetstar.

2. PM Australia Scott Morrison luncurkan program bantuan untuk membantu maskapai penerbangan domestik

Dampak Lockdown di Australia, Qantas PHK 2.500 KaryawanPerdana Menteri Australia, Scott Morrison. (Twitter.com/ScottMorrisonMP)

Dilansir The Guardian, Qantas mengatakan, karyawan yang terkena dampak akan diberikan pemberitahuan dua minggu sebelum penghentian berlaku dan dibayar hingga pertengahan Agustus.

Pengumuman tersebut muncul sehari setelah pemerintah Morrison meluncurkan program 100 juta dolar Australia atau sekitar Rp1 triliun guna membantu maskapai penerbangan domestik mempertahankan karyawan mereka dampak lockdown dan penutupan perbatasan.

Skema pemerintah memungkinkan maskapai penerbangan domestik untuk mengklaim 750 dolar Australia atau sekitar Rp7,9 juta seminggu untuk setengah dari tenaga kerja awak pesawat mereka jika mereka dapat menunjukkan penurunan 30 persen dalam bisnis sejak Sydney dinyatakan sebagai hotspot nasional dan tidak dapat melakukan PHK pekerja.

Baca Juga: Dampak COVID-19, Qantas PHK 2 Ribu Pekerja Lagi

3. Kerugian Qantas dari pandemi COVID-19

Dampak Lockdown di Australia, Qantas PHK 2.500 KaryawanIlustrasi maskapai nasional Australia, Qantas. (Pexels.com/Pascal Renet)

Joyce mengatakan maskapai telah menyerap biaya yang signifikan sejak penguncian terakhir di seluruh Australia di Sydney, Queensland, Victoria, dan Australia Selatan, "Qantas dan Jetstar telah beralih dari mengoperasikan hampir 100 persen penerbangan domestik mereka yang biasa pada bulan Mei, kini menjadi kurang dari 40 persen pada bulan Juli karena penguncian di tiga negara bagian," ungkap Joyce dan dikutip dari The Australian.

"Mudah-mudahan, begitu negara bagian lain membuka kembali penerbangan ke Australia Selatan dan Victoria dalam minggu depan atau lebih, dan wabah saat ini di Brisbane terkendali, penerbangan domestik kami akan kembali sekitar 50 hingga 60 persen dari tingkat normal," Joyce menambahkan.

Seperti yang dilaporkan oleh Reuters, Kerugian dari pembatasan perjalanan domestik ini pun menambah kerugian Qantas setelah armada internasionalnya telah dilarang terbang sejak bulan Maret 2020. Maskapai Qantas saat ini memiliki banyak penerbangan internasional yang dijual mulai akhir Desember, tetapi menurut Joyce status rencana tersebut akan tergantung pada tingkat vaksinasi Australia.

Pada bulan Mei, Qantas mengatakan akan melaporkan kerugian tahunan lebih dari 2 miliar dolar Australia atau sekitar Rp21,2 triliun, tetapi berharap untuk rebound dalam perjalanan domestik. Sebelumnya, Qantas mengatakan kehilangan 2,3 juta dolar Australia atau Rp24,3 miliar per minggu dari divisi internasionalnya.

Untuk rute internasional pun, Qantas belum dapat melakukannya, kecuali ke Selandia Baru (walaupun saat ini gelembung perjalanan Selandia Baru-Australia sedang ditangguhkan untuk dua bulan ke depan) yang dikarenakan penutupan perbatasan internasional Australia.

Baca Juga: Qantas Airlines Larang Penumpang Pakai Sepatu Ini

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya