Jepang Akan Perbarui Kapal Perangnya, Dilengkapi Rudal Tomahawk AS

Bagian dari pembangunan militer terbesar Jepang sejak PD II

Jakarta, IDN Times - Sumber pemerintah Jepang pekan lalu mengatakan bahwa Tokyo berencana melakukan pemutakhiran pada delapan kapal perusak Aegis miliknya, yang akan dianggarkan pada tahun fiskal 2027. Kapal itu rencananya akan dipasang rudal jelajah Tomahawk yang dibeli dari Amerika Serikat (AS), dilansir Kyodo News.

Dengan peningkatan kapasitas militernya, Jepang mungkin bisa melancarkan rudal jarak jauh dari berbagai lokasi yang dapat menyerang target di dalam wilayah musuh.

Langkah tersebut merupakan upaya Tokyo menghadapi tantangan keamanan saat ini, khususnya di kawasan mengingat ancaman nuklir dan rudal Korea Utara (Korut), serta peningkatan militer China yang terus membayangi Jepang.

1. Seputar kapal perusak Aegis milik Jepang

Saat ini, Pasukan Bela Diri Maritim Jepang telah memiliki beberapa kapal perusak dengan sistem pertahanan Aegis yang ditempatkan di beberapa wilayah.

Dua kapal ditempatkan di pangkalan angkatan laut Yokosuka di Prefektur Kanagawa, dua lainnya ditempatkan di pangkalan Maizuru di Prefektur Kyoto, dan empat sisanya di pangkalan Sasebo di Prefektur Nagasaki.

Terhitung mulai tahun fiskal 2024, Jepang berencana mengalokasikan dana guna memperbarui sistem peluncuran vertikal cepat pada setiap kapal untuk pemasangan rudal Tomahawk.

Nantinya, kapal perusak Aegis terbaru akan dilengkapi dengan sistem peluncuran vertikal yang dapat menampung hingga 96 rudal, yang tidak hanya dilengkapi Tomahawk tapi juga dapat mencegat rudal balistik.

Baca Juga: PM Jepang Kunjungi Polandia, Janjikan Bantuan Pembangunan

2. Jepang akan memiliki kemampuan serangan balasan

Jepang Akan Perbarui Kapal Perangnya, Dilengkapi Rudal Tomahawk ASIlustrasi peluncuran rudal. (unsplash.com/Forest Katsch)

Akhir tahun lalu, Tokyo memutuskan untuk memiliki kemampuan serangan balik dengan membeli rudal jelajah Tomahawk Block-5 terbaru buatan AS. 

Jepang merogoh kocek sebesar 211,3 miliar yen (sekitar Rp24,7 triliun) untuk membeli sekitar 400 Tomahawk, untuk tahun anggaran 2023. 

Tidak hanya itu, menurut laporan AP News, Jepang juga akan membayar AS sebesar 110 miliar yen (sekitar Rp12,9 triliun) untuk peralatan dan perangkat lunak yang diperlukan guna meluncurkan Tomahawk, serta biaya untuk transfer teknologi dan pelatihan staf di tahun mendatang.

"Jepang ingin menyelesaikan kontrak selama tahun keuangan berikutnya, yang dimulai 1 April, untuk membeli Raytheon Technologies Corp Tomahawk melalui program penjualan militer asing (FMS) pemerintah AS," kata Menteri Pertahanan Jepang, Yasukazu Hamada, pada bulan lalu, dikutip dari Reuters.

Tekad Jepang untuk mempersenjatai diri sebagai bentuk pertahanan diri, dimungkinkan berdasarkan Konstitusi Jepang. Pemerintah Jepang juga mengatakan bahwa kemampuan serangan balik diperlukan bagi Tokyo sebagai respons jika terjadi serangan rudal oleh lawan, serta untuk mencegat serangan lebih lanjut.

3. Strategi Keamanan Nasional Jepang yang direvisi

Jepang Akan Perbarui Kapal Perangnya, Dilengkapi Rudal Tomahawk ASPerdana Menteri Jepang, Fumio Kishida. (twitter.com/kishida230)

Keputusan Jepang untuk membeli rudal jelajah di bawah strategi keamanan yang lebih ofensif, merupakan bagian dari pembangunan militer terbesarnya sejak Perang Dunia Kedua (PD II).

Pengeluaran Jepang juga disebut mengikuti standar NATO, dan digadang-gadang akan menjadi terbesar ketiga di dunia setelah AS dan China terkait anggaran militer tahunan.

Untuk diketahui, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada akhir tahun lalu mengumumkan revisi Strategi Keamanan Nasional. Revisi itu menguraikan kebijakan diplomatik dan pertahanan dasar jangka panjang Jepang.

Langkah yang diambil Negeri Sakura mencerminkan kekhawatiran Tokyo atas dinamika yang ada di kawasan, khususnya Asia Timur. Hal ini melihat postur keamanan Pyongyang dan Beijing yang semakin diperkuat, terlebih dengan invasi Rusia ke Ukraina, yang ditakutkan dapat memprovokasi China menduduki Taiwan Taiwan.

Baca Juga: Larangan TikTok Bisa Perkeruh Hubungan China-AS

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya