Jepang Peringati 11 Tahun Gempa-Tsunami yang Berujung Bencana Nuklir

Perdana Menteri Jepang mengunjungi tiga prefektur

Jakarta, IDN Times - Jepang memperingati bencana gempa terdahsyat yang terjadi sebelas tahun lalu. Pada 11 Maret 2011 pukul 14:46 waktu setempat, gempa besar mengguncang wilayah Jepang timur dan timur laut yang memicu tsunami dan bencana nuklir.

Peristiwa itu akan selalu dikenang oleh dunia khususnya warga Jepang sebagai Gempa Besar Jepang Timur atau Gempa Tohoku 2011.

Baca Juga: 5 Destinasi di Jepang yang Memiliki Sejarah Memilukan, Sudah Tahu?

1. Pemerintah Jepang dan TEPCO akan melepaskan 1,3 juta ton air limbah radioaktif ke laut

Jepang Peringati 11 Tahun Gempa-Tsunami yang Berujung Bencana NuklirPerdana Menteri Jepang Fumio Kishida mempersembahkan karangan bunga untuk para korban Gempa Bumi dan Tsunami di prefektur Miyagi (12/3/2022). (twitter.com/kishida230)

Untuk memperingati peristiwa Gempa Besar Jepang Timur tahun ini, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida melakukan upacara peringatan rekonstruksi di tiga prefektur, yakni prefektur Fukushima, Iwate, dan Miyagi. Ketiga prefektur tersebut adalah wilayah yang paling terkena dampak parah dari bencana tersebut.

Dilansir AP News, pada upacara yang diadakan di prefektur Fukushima, Kishida mengucapkan doanya untuk korban gempa dan tsunami, serta memperbarui janjinya untuk mendukung upaya rekonstruksi yang sedang berlangsung di Fukushima.

"Pemulihan dari bencana nuklir membutuhkan respons jangka panjang," ungkap Kishida. Dia berjanji bahwa pemerintah akan memberikan dukungan untuk memperbaiki lingkungan hidup bagi penduduk yang kembali dan untuk merevitalisasi industri lokal.

Tahun lalu, pemerintah Jepang dan TEPCO telah membuat keputusan yang berencana akan melepaskan 1,3 juta ton air limbah radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima ke laut.

Walaupun pemerintah mengatakan pelepasan terkendali air selama beberapa dekade aman, namun keputusan tersebut dikecam oleh berbagai pihak, khususnya penduduk lokal Fukushima dalam hal ini para komunitas nelayan lokal dan juga negara tetangga, seperti Korea Selatan dan China karena masalah keamanan.

Baca Juga: Jepang: Reaktor Nuklir Ehime Kembali Diaktifkan

2. Bencana ini merenggut lebih dari 15 ribu korban jiwa dan lebih dari 2 ribu orang belum ditemukang

Jepang Peringati 11 Tahun Gempa-Tsunami yang Berujung Bencana NuklirPerdana Menteri Jepang Fumio Kishida saat memberikan penghormatan di Upacara Peringatan Gempa Besar Jepang Timur yang disponsori oleh Prefektur Fukushima (11/3/2022). (twitter.com/kishida230)

Lebih dari satu dekade yang lalu gempa bumi besar dengan kekuatan 9,0 skala Richter melanda Jepang dan memicu tsunami yang menghantam wilayah timur Jepang. Akibat gempa dan tsunami tersebut, menyebabkan bencana nuklir terburuk di dunia sejak tragedi Chernobyl 1986, menurut Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Menurut laporan BBC, gelombang tsunami setinggi lebih dari 14 meter menghantam Fukushima dan membanjiri reaktor di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi milik Tokyo Electric Power Company (TEPCO). Saat itu, sebanyak tiga reaktor nuklir meleleh dan bahan radioaktif mulai bocor ke atmosfer dan memaksa lebih dari 150 ribu orang mengungsi dari daerah tersebut.

Dampak dari gempa bumi, tsunami, dan bencana nuklir, membuat hampir setengah juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka. Menurut data terbaru dari Badan Kepolisian Nasional, Bencana ini merenggut korban jiwa mencapai 15.900 orang dan sebanyak 2.523 orang masih belum ditemukan, dikutip dari Kyodo News.

Baca Juga: Jepang Bakal Buang Air Radioaktif Pembangkit Nuklir Fukushima ke Laut

3. Beberapa negara dan wilayah melakukan pembatasan impor produk makanan dari Jepan

Jepang Peringati 11 Tahun Gempa-Tsunami yang Berujung Bencana NuklirIlustrasi produk impor. (unsplash.com/Redd)

Akibat kecelakaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi TEPCO yang terjadi, beberapa negara dan wilayah menerapkan pembatasan impor pada produk makanan Jepang. Pemerintah Jepang pun melakukan upaya terbaiknya untuk membuktikan kualitas produk makanannya secara ilmiah untuk meningkatkan ekspor hasil pertanian, kehutanan, dan perikanannya.

Menurut Asahi Shimbun, pada 2016, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan bahwa pihak berwenang Jepang telah memantau kontaminasi makanan dengan teliti. WHO juga menerapkan langkah-langkah perlindungan guna mencegah penjualan dan distribusi makanan yang terkontaminasi di Jepang dan di luar Jepang setelah bencana tsunami Fukushima tersebut.

Kini, menurut Kementerian Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan Jepang, dari 54 negara dan wilayah, sebagian besar telah mencabut pembatasan tindakan tersebut. Kendati terdapat pembatasan impor makanan dari Jepang sudah dihapus beberapa negara, namun larangan umum untuk produk makanan tertentu akan tetap berlaku. 

Baca Juga: Kisah Ukraina, Negara Berkekuatan Nuklir Terbesar Ketiga di Dunia

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya