Kanselir Jerman Sambangi Jepang, Ini yang Dibahas!

Berlin-Tokyo fokus perkuat hubungan ekonomi dan pertahanan

Jakarta, IDN Times - Kanselir Jerman Olaf Scholz mengadakan konsultasi antarpemerintah putaran pertama dengan mitra Asianya, Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida di Tokyo pada Sabtu (18/3/2023).

Pada pertemuan bilateral tersebut, Scholz dan Kishida membicarakan seputar hubungan kedua negara. Mereka juga bertukar pandang soal isu-isu internasional, baik regional hingga global.

Bagi Jerman, konsultasi pemerintah merupakan upaya untuk lebih memajukan kerja sama strategis. Hal tersebut menjadi bagian yang sangat penting dalam memberikan dorongan baru untuk kerja sama erat yang ingin dicapai.

Jerman sendiri telah memiliki kerangka kerja konsultasi antarpemerintah dengan beberapa negara. Untuk di Asia, sebelumnya Jerman telah memiliki kerangka yang serupa dengan India.

Baca Juga: Menteri Pendidikan Jerman Kunjungi Taiwan, Perdana Sejak 26 Tahun

1. Kerja sama Jepang-Jerman yang diharapkan mampu menangkal pengaruh China

Berlin dan Tokyo juga sepakat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan pertahanan guna menghadapi pengaruh China yang meningkat, baik dari segi militer maupun ekonomi. Dalam bidang keamanan ekonomi, Berlin dan Tokyo sepakat untuk membangun rantai pasokan yang kuat untuk sumber daya mineral dan semikonduktor, baterai, dan area strategis lainnya.

Hal ini dilakukan kedua negara sebagai upaya melawan paksaan ekonomi dari negara yang memperoleh teknologi dan praktik nonpasar secara ilegal, dalam hal tersebut merujuk pada Negeri Tirai Bambu.

"Jepang dan Jerman, keduanya negara industri yang memiliki nilai fundamental yang sama, perlu mengambil kepemimpinan global guna memperkuat ketahanan masyarakat kita," kata Kishida, dikutip dari AP News.

Dalam lawatannya ke Negeri Sakura, Scholz membawa beberapa menteri kabinetnya, yakni menteri luar negeri, dalam negeri, ekonomi, keuangan, transportasi, dan pertahanan guna melakukan pembicaraan dengan rekan-rekan Jepang.

Baca Juga: China Mau Pasok Senjata ke Rusia, Jerman: Ada Konsekuensinya!

2. Jerman-Jepang bahas Rusia dan Putin

Dalam konferensi pers bersama, kedua pemimpin kembali memberi dukungan kuat untuk Ukraina dan mengutuk keras invasi Rusia. Baik Berlin maupun Tokyo tidak akan pernah mentolerir ancaman Moskow untuk menggunakan senjata nuklir terhadap Ukraina.

Menurut Jepang, ancaman nuklir Rusia menyebabkan pelucutan senjata atom semakin sulit dan memecah belah komunitas internasional. Jepang juga menyerukan negara-negara nuklir untuk melanjutkan pembahasan perihal pelucutan senjata nuklir.

Kishida dan Scholz juga sepakat bahwa kedua negara akan bekerja sama untuk mereformasi PBB. Mereka menyatakan kesediaan untuk menjadi anggota tetap Dewan Keamanan (DK) organisasi internasional tersebut, Kyodo News melaporkan. DK PBB beranggotakan kekuatan nuklir dunia, yakni Amerika Serikat, China, Inggris, Prancis, dan Rusia.

Selain itu, Jepang mengatakan bahwa pihaknya akan memantau dengan hati-hati perkembangan penyelidikan terhadap Presiden Rusia Vladimir Putin. Di sisi lain, Jerman mengatakan bahwa dia mendukung dikeluarkannya surat perintah penangkapan Putin oleh Pengadilan Kriminal Internasional pada Jumat dengan alasan kejahatan perang perihal deportasi paksa anak-anak Ukraina selama invasi Moskow.

Baca Juga: Fakta-Fakta Negosiasi Tahunan Jepang-Rusia soal Penangkapan Ikan

3. Jerman-Jepang bahas pertahanan

Di hari yang sama dalam pembicaraan terpisah, Menteri Pertahanan (Menhan) Jepang Yasukazu Hamada dan Menhan Jerman Boris Pistorius bertemu. Ini pertama kalinya dalam kurun waktu 16 tahun Menteri Pertahanan Jerman mengunjungi Jepang.

Dalam pertemuan tersebut, keduanya menyetujui koordinasi erat dalam pengerahan militer Berlin di masa depan ke kawasan Indo-Pasifik, serta meningkatkan latihan gabungan. Dilansir NHK News, Mereka juga sepakat untuk mencari kerangka hukum guna memfasilitasi peningkatan kegiatan pertahanana bersama di bawah kerja sama ACSA (Acquisition and Cross-Servicing Agreement).

Perjanjian tersebut memungkinkan baik Pasukan Bela Diri (SDF) Jepang dan militer Jerman untuk secara timbal balik menyediakan pasokan, seperti makanan dan bahan bakar, serta layanan telekomunikasi dan transportasi.

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya