Khawatir Kekerasan, Australia Akan Tutup Kedutaannya di Afghanistan

Menjelang penarikan kontingen terakhir pasukan Australia

Canberra, IDN Times - Australia berencana menutup Kedutaan Besarnya (Kedubes) di Kabul, Afghanistan minggu ini. Pernyataan Australia ini dikeluarkan bersama oleh Perdana Menteri Scott Morrison dan Menteri Luar Negeri Marise Payne pada hari Selasa (25/5/2021).

Australia mengungkapkan kekhawatirannya atas 'lingkungan keamanan yang semakin tidak pasti' di Kabul imbas dari keputusan Amerika Serikat (AS) untuk menarik tentaranya dari negara yang dilanda perang itu. Bagaimana kronologinya?

1. Pemerintah Australia akan menutup Kedubesnya di Kabul, Afghanistan pada Jumat, 28 Mei 2021

Khawatir Kekerasan, Australia Akan Tutup Kedutaannya di AfghanistanPM Scott Morrison saat melakukan diskusi melalui daring bersama Perdana Menteri Belanda Mark Rutte pada Desember 2020. (Twitter.com/ScottMorrisonMP)

Pada hari Selasa (25/5/2021), Pemerintah Australia mengeluarkan pernyataan perihal penutupan Kedubes Australia di ibu kota Afghanistan, Kabul yang akan dilakukan pada hari Jumat, 28 Mei 2021.

Keputusan mengejutkan ini datang sebulan setelah PM Scott Morrison mengumumkan penarikan 80 tentara Australia yang dikerahkan sebagai bagian dari misi dukungan tegas NATO, yang mana terlibat pada pelatihan dan membantu pasukan Afghanistan.

Dalam pernyataannya Morrison dan Payne mengatakan mereka berharap penutupan itu hanya sementara, dan Australia dapat membuka kembali kedubes di masa depan dan Australia tetap berkomitmen untuk hubungan bilateral.

"Mengingat penarikan militer internasional yang akan segera terjadi dari Afghanistan, Australia akan mengambil langkah sebagai tindakan sementara, kembali ke model akreditasi kunjungan untuk perwakilan diplomatik kami ke Afghanistan yang kami gunakan dari pembukaan hubungan diplomatik pada tahun 1969 hingga 2006. Perwakilan tempat tinggal kami di Afghanistan dan Kedubes Australia di Kabul akan ditutup saat ini. Kepergian pasukan internasional dan karenanya pasukan Australia dari Afghanistan selama beberapa bulan mendatang membawa serta lingkungan keamanan yang semakin tidak pasti dimana pemeritah telah diberi tahu bahwa pengaturan keamanan tidak dapat disediakan untuk mendukung kehadiran diplomatik kami yang sedang berlangsung," ungkap PM Morrison dan Menlu Payne dalam pernyataan bersama dan melansir dari ABC News (25/5/2021).

Baca Juga: AS Tarik Seluruh Prajuritnya dari Afghanistan

2. Respon Taliban dan berbagai pihak soal pernyataan Australia

Khawatir Kekerasan, Australia Akan Tutup Kedutaannya di AfghanistanBendera Afghanistan. (Unsplash.com/Sohaib Ghyasi)

Setelah Australia mengeluarkan pernyataan soal menutup kedutaannya karena masalah keamanan, berbagai pihak memberikan respon atas keputusan tersebut.

Dilansir dari Al Jazeera, Taliban melalui juru bicaranya Mohammad Naeem mengatakan bahwa: "Imarah Islam Afghanistan meyakinkan semua diplomat asing dan staf organisasi kemanusiaan bahwa (kami) tidak akan mengancam mereka. Kami akan menyediakan lingkungan yang aman untuk aktivitas mereka."

Selain itu, Professor keamanan internasional di Australian National University, John Blaxland memberi tanggapan, "Ini keputusan yang sedikit mengejutkan. Saya dapat memahami pada satu tingkat mengapa mereka ingin menutup, tapi saya pikir itu adalah keputusan yang menyedihkan bahwa kami harus pergi seperti itu setelah 20 tahun investasi, darah, keringat, dan air mata." 

Chris Moraitis selaku Dirjen dari Office of the Special Investigator (OSI) pun memberikan tanggapan di mana dia berharap penutupan itu hanya akan menjadi 'tindakan sementara' seperti yang dikatakan oleh Perdana Menteri, "Kami harus melihat situasi di lapangan. Jelas, memiliki akses ke Afghanistan dan saksi di Afghanistan itu penting... penutupan kedutaan tidak akan ideal, namun kami memiliki kemungkinan."

3. Sekilas tentang Australia di Afghanistan

https://www.youtube.com/embed/s64Vplep1Uk

Sejak bergabung dengan pasukan pimpinan NATO di Afghanistan pada tahun 2001, lebih dari 25.000 tentara Australia telah bertugas di negara itu selama bertahun-tahun, yang mana merugikan negara miliaran dolar Australia.

Hingga akhirnya selama dua tahun terakhir, Australia telah mengurangi jumlah tentaranya disana (Afghanistan) dari lebih dari 1.500 menjadi sekitar 80, dikutip dari BBC.

Hal ini dilakukan karena AS dan sekutu melakukan penarikan pasukan yang mana menjadi bagian dari perjanjian yang ditandatangani Washington tahun lalu dengan Taliban untuk mengakhiri perang. "Ini adalah waktu untuk mengkahiri perang terpanjang Amerika," kata Biden.

Semua tentara AS diperkirakan akan pergi pada 11 September, peringatan 20 tahun serangan 9/11 dimana saat itu AS menginvasi Afghanistan setelah menuduh penguasa Taliban saat itu menyembunyikan para pemimpin Al-Qaeda, termasuk Osama Bin Laden yang disalahkan atas serangan paling mematikan di wilayah AS.

Baca Juga: Biden: Penarikan Penuh Prajurit AS dari Afghanistan 'Sulit'

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya