Pamer Kemesraan, Pesawat Bom Rusia-China Patroli Bareng di Pasifik

Rusia melibatkan pesawat pengebom jarak jauhnya

Jakarta, IDN Times -  Rusia dan China kembali melakukan patroli bersama, yang melibatkan pesawat tempur strategis milik masing-masing negara di atas Pasifik barat.

"Sebuah kelompok udara yang terdiri dari pembawa rudal strategis Tu-95MC dari Pasukan Dirgantara Rusia dan pengebom strategis XIAN H-6K dari Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) melakukan patroli udara di atas perairan Jepang dan Laut China Timur," kata Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia, Rabu (30/11/2022), dikutip dari Nikkei Asia.

Pesawat pengebom jarak jauh milik Rusia, Tupolev Tu-95, dikenal oleh NATO dengan julukan "Bear" bersama dengan Tu-160. Kedua pesawat tempur tersebut merupakan tulang punggung pasukan nuklir Rusia guna melancarkan serangan jarak jauh.

Pada saat Perang Dingin, pesawat-pesawat tersebut dirancang untuk menjatuhkan bom nuklir di Amerika Serikat (AS).

1. Patroli bersama Rusia-China tidak ditujukan ke negara mana pun

Otoritas Rusia mengklaim, misi delapan jam yang dijalani pesawat tersebut masih sesuai hukum internasional dan tidak ada wilayah udara asing yang dilanggar. Bahkan, patroli tersebut tidak diarahkan ke negara mana pun.

Kemenhan Rusia juga menyatakan, ini merupakan pertama kalinya pesawat militer Rusia mendarat di China dan pesawat militer China terbang ke pangkalan udara di Rusia.

Kemenhan China menggambarkan patroli tersebut sebagai bagian rutin dari rencana kerja sama tahunan antara militer Moskow-Beijing.

Baca Juga: NATO Minta Negara Balkan Gak Ketir dengan Rusia: Pasti Kami Lindungi!

2. Hubungan China dan Rusia yang kian mesra

Pamer Kemesraan, Pesawat Bom Rusia-China Patroli Bareng di PasifikPresiden Rusia Vladimir Putin (kiri) saat bertemu dengan Presiden China Xi Jinping menjelang upacara pembukaan Olimpiade Musim Dingin di Beijing (4/2/2022). (twitter.com/KremlinRussia_E)

Patroli tersebut memperlihatkan kerja sama militer Rusia-China yang semakin mesra, yang saat ini keduanya menghadapi ketegangan hubungan dengan AS.

Menurut Kyodo News, Pada 24 Mei, Moskow-Beijing juga menerbangkan enam pesawat pengebomnya di atas perairan dekat Jepang. Menteri Pertahanan Jepang pun menyampaikan protes pada KTT Quad sebagai respons patroli tersebut. 

Quad atau Quadrilateral Security Dialogue (QSD) merupakan jaringan diplomatik empat negara, AS, Australia, India, dan Jepang yang berkomitmen untuk mendukung kawasan Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

Pada September lalu, China-Rusia juga menggelar latihan militer skala besar. Saat itu, Beijing mengirim lebih dari 2 ribu tentara, bersama dengan lebih dari 300 kendaraan militer, 21 pesawat tempur, dan tiga kapal perang. Hal itu pun menandai pertama kalinya Negeri Tirai Bambu mengirim pasukan dari tiga cabang militernya ke Rusia, melansir AP News.

3. Simbiosis mutualisme hubungan Moskow-Beijing

Pamer Kemesraan, Pesawat Bom Rusia-China Patroli Bareng di PasifikIlustrasi bendera Rusia. (pixabay.com/IGORN)

Hubungan yang erat antara Moskow dan Beijing tidak hanya di bidang pertahanan saja, melainkan di berbagai aspek. Hal itu terlihat saat Presiden Rusia Vladimir Putin pada 24 Februari 2022 mengirimkan pasukannya ke Ukraina, dan China dengan tegas menolak mengkritik tindakan tersebut.

Beijing justru menyalahkan Washington dan NATO karena memprovokasi Rusia. Negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu juga mengecam sanksi hukuman yang dijatuhkan pada Moskow.

Rusia pun melakukan hal yang sama, dengan mendukung China di tengah ketegangan dengan AS pascakunjungan Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, ke Taiwan.

Baca Juga: NATO: Rusia Gunakan Musim Dingin sebagai Senjata Melawan Ukraina 

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya