Terancam Korut-China-Rusia, Jepang dan NATO Perkuat Kerja Sama

NATO puji Jepang yang menjatuhkan sanksi ke Rusia

Jakarta, IDN Times - Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO, Jens Stoltenberg, melawat ke Jepang sebagai bagian dari tur Asia Timurnya. Kunjungannya tersebut berlangsung dari tanggal 30 Januari-1 Februari 2023.

Di Jepang, Stoltenberg mengunjungi pangkalan militer Iruma Air Base, melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida, dan akan memberikan sambutan kepada mahasiswa di Universitas Keio.

1. Kunjungi Iruma Air Base

Sekjen NATO mengunjungi Iruma Air Base dan bertemu dengan personel Pasukan Bela Diri Jepang. Selama kunjungannya di Negeri Sakura, Stoltenberg menekankan komitmennya untuk memperkuat kemitraan NATO dengan Jepang di tengah perang yang sedang berkecamuk di Ukraina.

"Perang di Ukraina penting bagi kita semua, dan karena itu kami sangat berterima kasih atas dukungan yang diberikan Jepang, juga menggunakan pesawat dan kemampuan kargo yang berbasis di pangkalan udara ini," kata Stoltenberg dalam pidato singkatnya di Iruma Air Base, Selasa (31/1/2023).

Dia juga mengungkapkan bahwa Perang di Ukraina saling berkaitan erat dengan keamanan NATO dan Jepang saat ini.

"Jika Presiden (Vladimir) Putin menang di Ukraina, itu tidak hanya menjadi tragedi bagi Ukraina, tetapi juga akan mengirimkan pesan yang sangat berbahaya kepada para pemimpin otoriter di seluruh dunia," lanjutnya, dikutip dari laman resmi NATO.

Stoltenberg menggambarkan hal tersebut akan memprovokasi negara lain menggunakan kekuatan militer untuk mencapai tujuan mereka.

Baca Juga: Swedia Hentikan Sementara Proses Daftar ke NATO 

2. Bertemu dengan Perdana Menteri Jepang

Di hari yang sama, setelah mengunjungi pangkalan militer Jepang, Stoltenberg bertemu dengan Kishida di Kantor Perdana Menteri Jepang di Tokyo.

Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin menegaskan kembali komitmen mereka untuk memperdalam kerja sama antara NATO dan Jepang. Mereka akan berbagi nilai-nilai umum kebebasan, demokrasi, hak asasi manusia, supremasi hukum, serta kepentingan strategis.

Kedua pemimpin mengatakan bahwa saat ini tatanan internasional yang bebas dan terbuka berdasarkan aturan hukum sedang dipertaruhkan. Dunia berada pada titik perubahan sejarah yang paling parah dan lingkungan keamanan yang kompleks sejak akhir Perang Dunia II.

"Kami menyadari bahwa keamanan Euro-Atlantik dan Indo-Pasifik terkait erat dan kami menekankan perlunya penguatan lebih lanjut kerja sama antara Jepang dan NATO untuk menanggapi perubahan lingkungan strategis," kata Stoltenberg dan Kishida dalam pernyataan bersama.

NATO juga menyambut baik visi Jepang untuk mewujudkan kawasan 'Indo-Pasifik yang Bebas dan Terbuka' guna mewujudkan tatanan internasional berdasarkan aturan hukum.

3. NATO-Jepang bahas tantangan strategis yang dihadapi masyarakat internasional

Dilansir dari laman resmi Kantor Perdana Menteri Jepang, Para pemimpin mengutuk agresi Rusia ke Ukraina dan menegaskan kembali dukungan dan solidaritas yang tak tergoyahkan pada kemerdekaan, kedaulatan, serta integritas teritorial Ukraina sesuai batas-batas yang diakui secara internasional.

Mereka juga menyoroti kerja sama militer Moskow dan China yang semakin berkembang, termasuk melalui kerja sama pada operasi dan latihan militer bersama di sekitar Jepang. 

Stoltenberg juga memperingatkan bahwa Beijing mengawasi dengan cermat dan mempelajari pelajaran yang dapat memengaruhi keputusannya di masa depan.

NATO dan Jepang juga menentang setiap upaya sepihak untuk mengubah status quo dengan kekerasan atau paksaan, yang tidak dapat diterima dimanapun di dunia.

Mereka menyatakan keprihatinan serius atas ketegasan China di perairan, baik di Laut China Timur maupun di Laut China Selatan. Ini berkenaan dengan laporan militerisasi, paksaan, dan intimidasi Beijing terkait dengan Taiwan.

Kedua pemimpin menyerukan resolusi damai masalah lintas selat dan menekankan pentingnya perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan, sebagai elemen yang sangat diperlukan dalam keamanan dan kemakmuran masyarakat internasional.

Mereka juga mengutuk keras provokasi militer Korea Utara, hingga pembangunan berkelanjutan terkait senjata nuklir dan rudal balistiknya. Serta, mendesak Pyongyang agar mematuhi resolusi Dewan Keamanan PBB soal denuklirisasi di Semenanjung Korea.

Baca Juga: Profil dan Biodata Marie Kondo, Sang Ratu Beberes Asal Jepang

4. Kerja sama baru antara NATO-Jepang

Terancam Korut-China-Rusia, Jepang dan NATO Perkuat Kerja SamaIlustrasi bendera Jepang (kiri) dan bendera NATO (kanan). (twitter.com/NATOpress)

Dalam pertemuan tersebut, Sekjen NATO menyambut baik sanksi tegas Tokyo terhadap Moskow, serta dukungan kemanusiaannya kepada rakyat Ukraina.

Dia juga memuji Jepang atas Strategi Keamanan Nasional dan Strategi Pertahanan Nasionalnya yang baru, termasuk kemampuan baru dan peningkatan pengeluaran pertahanan.

Stoltenberg juga merespons positif niat Jepang untuk berpartisipasi di pertemuan rutin Dewan Atlantik Utara (NAC) dan para pemimpin pertahanan NATO.

NATO dan Tokyo juga membuat kerja sama baru dalam memerangi ancaman yang muncul, seperti ancaman dunia maya dan disinformasi. Keduanya juga berjanji akan bekerja sama di bidang luar angkasa, ilmu pengetahuan dan teknologi terdepan, hingga rantai pasokan.

Baca Juga: Sempat Diblokir, China Terbitkan Visa Lagi untuk Warga Negara Jepang

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya