Thunberg Kritik Industri Fesyen Kontributor Krisis Iklim

Thunberg juga menyerukan perubahan sistem

Stockholm, IDN Times - Aktivis iklim Swedia, Greta Thunberg (18) baru-baru ini tampil di salah satu sampul majalah fesyen, yaitu Vogue Scandinavia dalam edisi perdananya. Thunberg pun memberi kritik pedas pada industri fesyen sebagai kontributor besar terhadap perubahan iklim.

Thunberg merupakan salah satu aktivis lingkungan yang paling terlihat di dunia. Remaja ini pertama kali menarik perhatian global pada tahun 2018 pada usia 15 tahun, di mana saat itu dia melakukan aksi protes di luar Parlemen Swedia, menuntut pemerintah menurunkan emisi karbonnya.

1. Greta Thunberg: Industri fesyen merupakan penyumbang besar bagi keadaan darurat iklim dan ekologi

Saat Greta Thunberg menjadi bintang sampul edisi pertama Vogue Scandinavia, dia dipotret oleh fotografer Swedia dan duo konservasionis Alexandrov Klum. Pada foto di sampul tersebut, Thunberg mengenakan pakaian yang terbuat dari bahan daur ulang yang berkelanjutan dengan model trench coat berlapis-lapis kebesaran sambil duduk dengan kuda Islandia bernama Gandalf di hutan di luar Stockholm, dikutip dari CNN.

Thunberg pun membagikan foto halaman depan majalah tersebut di akun media sosialnya di Twitter yang diunggah pada 9 Agustus 2021. Dia mengkritik bagaiman industri fesyen memberi kontribusi besar pada perubahan iklim yang terjadi.

"Industri fesyen merupakan penyumbang besar bagi keadaan darurat iklim dan ekologi, belum lagi dampaknya terhadap pekerja dan komunitas yang tak terhitung jumlahnya yang dieksploitasi di seluruh dunia agar beberapa orang dapat menikmati fast fashion yang oleh banyak orang dianggap sebagai barang sekali pakai," ungkap Thunberg dalam postingannya.

Istilah 'fast fashion' digunakan untuk menggambarkan produksi pakaian yang cepat dan berbiaya rendah untuk melayani permintaan tren musiman.

"Banyak yang membuatnya tampak seolah-olah industri fesyen mulai mengambil tanggung jawab, menghabiskan jumlah fantasi untuk kampanye yang menggambarkan diri mereka sebagai 'berkelanjutan', 'etis', 'hijau, 'iklim netral' atau 'adil'. Tapi mari kita perjelas: Ini bukan apa-apa selain greenwash murni," Thunberg menambahkan.

Dia juga menyerukan perubahan sistem, Thunberg juga mengatakan fesyen tidak dapat diproduksi secara massal atau dikonsumsi secara berkelanjutan seperti dunia dibentuk saat ini.

2. Dalam wawancaranya dengan Vogue Scandinavia, Thunberg mengatakan bahwa dia terakhir kali membeli baju adalah tiga tahun lalu

Thunberg Kritik Industri Fesyen Kontributor Krisis IklimAktivis Lingkungan Swedia, Greta Thunberg (Twitter.com/GretaThunberg)

Dilansir The Guardian, Dalam wawancaranya untuk Vogue Scandinavia, Thunberg berkata bahwa, "Terakhir kali saya membeli sesuatu yang baru adalah tiga tahun lalu dan itu bekas. Saya hanya meminjam sesuatu dari orang yang saya kenal."

Thunberg juga menambahkan bahwa ada kesalahpahaman soal sikap para aktivis, "Ini semacam kesalahpahaman tentang aktivis, terutama tentang aktivis iklim bahwa kami hanya negatif dan pesimis dan kami hanya mengeluh, dan kami mencoba menyebarkan ketakutan, tetapi justru sebaliknya," ungkapnya. "Kami melakukan ini karena kami berharap, kami berharap bahwa kami akan dapat membuat perubahan yang diperlukan."

Wawancara itu diterbitkan setelah rilis pada hari Senin dari laporan 'Panel antar Pemerintah tentang Perubahan Iklim' yang menunjukkan ambang batas pemanasan global kritis 1,5C yang melanggar jauh lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya, berpotensi dalam satu dekade.

Baca Juga: Selain Greta Thunberg, 7 Kisah Aktivis Cilik Ini Bikin Kagum

3. Laporan PBB tentang Industri Fesyen sebagai kontributor dampak perubahan iklim dunia

Thunberg Kritik Industri Fesyen Kontributor Krisis IklimLambang PBB di Markas Besar PBB, New York. (Instagram.com/unitednations)

Seperti yang dilaporkan oleh BBC, PBB mengungkapkan bahwa industri fesyen secara luas diyakini sebagai industri paling berpolusi kedua di dunia, di mana menyumbang lebih dari 20 persen air limbah secara global. Sekitar 93 miliar meter kubik air yang digunakan oleh industri fesyen setiap tahun, cukup untuk 5 juta orang untuk bertahan hidup.

Soal emisi karbon, industri ini bertanggung jawab atas sekitar 8 persen dari total emisi di seluruh dunia, yang merupakan lebih dari gabungan semua penerbangan dan pelayaran internasional, kata PBB.

Menanggapi hal ini, merek fesyen pun mulai mengambil tindakan untuk mengurangi jejak lingkungan mereka. Akan tetapi, aktivis lingkungan, Greta Thunberg mengatakan banyak dari merek tersebut mempromosikan solusi yang hanya muncul untuk mengatasi masalah.

Perusahaan-perusahan tersebut sering dituduh melakukan greenwash, yang merupakan bentuk putaran pemasaran yang dirancang untuk menyesatkan konsumen tentang manfaat lingkungan dari suatu produk.

Baca Juga: Greta Thunberg Kecam Kesenjangan Vaksin Antara Negara Kaya dan Miskin 

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya