Tuntut PM-nya Mundur, Ratusan Warga Malaysia Unjuk Rasa

Protes anti pemerintah ini atas penanganan pandemi COVID-19

Kuala Lumpur, IDN Times - Pada hari Sabtu (31/7/2021), Ratusan warga Malaysia menggelar aksi protes anti pemerintah. Aksi yang berlangsung dengan damai ini menuntut Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin (74) untuk mundur karena dianggap gagal dalam menjalankan pemerintahan, khususnya dalam penanganan pandemi virus corona.

Dikutip dari The Straits Times, saat terjadinya protes, PM Muhyiddin menghadapi krisis konstitusional di tengah tekanan untuk mundur setelah konflik dengan Raja, Sultan Abdullah Ahmad Shah. Pada hari Kamis, Istana bersikeras bahwa Raja tidak mendukung langkah sepihak pemerintah untuk menarik peraturan di bawah keadaan darurat yang dia nyatakan pada bulan Januari. Keadaan darurat akan berkahir pada hari Minggu (1/8/2021).

1. Warga Malaysia melakukan aksi protes terhadap pemerintah

Dilansir Al Jazeera, Aksi yang digelar oleh ratusan warga Malaysia ini sebagai bentuk protes anti pemerintah yang menentang larangan pertemuan publik di bawah pembatasan virus corona, di mana menambah tekanan pada perdana menteri untuk mengundurkan diri.

Para pengunjuk rasa melakukan aksi protesnya dengan mengenakan masker dan menjaga jarak satu sama lain, melambaikan spanduk bertuliskan 'pemerintah yang gagal' serta bendera hitam.

Aksi ini pun menjadi aksi demonstrasi besar pertama di Malaysia dalam beberapa waktu terakhir ini karena banyak yang menolak turun ke jalan dampak pembatasan COVID-19 dan takut teinfeksi.

Ada banyak polisi dan petugas memblokir upaya pengunjuk rasa untuk memasuki alun-alun pusat sebelum rapat umum dibubarkan dengan damai. Penyelenggara mengatakan sekitar 1.000 demonstran yang mengambil bagian, tetapi polisi menyebutkan jumlahnya sekitar 400. Polisi juga mengatakan kepada media lokal bahwa para pengunjuk rasa akan dipanggil untuk diinterogasi karena mereka telah melanggar larangan berkumpul.

Berdasarkan dari laporan The Straits Times, Aksi demonstrasi tersebut diorganisir oleh koalisi kelompok pemuda dan masyarakat sipil, Sekretariat Solidariti Rakyat.

Dalam aksi tersebut, ada yang membawa jenazah tiruan yang dibungkus kain putih yang melambangkan tingginya angka kematian harian COVID-19 di Malaysia, di mana sebagai kritik terhadap penanganan pandemi oleh pemerintah.

Koalisi juga menyerukan sidang parlemen penuh dan moratorium pinjaman bank otomatis guna meringankan kesulitan dampak dari lockdown COVID-19 yang sedang berlangsung.

2. Situasi politik di Malaysia saat ini

Tuntut PM-nya Mundur, Ratusan Warga Malaysia Unjuk RasaBendera Malaysia. (Unsplash.com/mkjr_)

Kemarahan warga Malaysia meningkat pada penanganan pemerintah terhadap wabah virus corona yang meningkat meskipun diterapkannya lockdown, serta upaya PM Muhyiddin Yassin untuk mempertahankan pemerintahannya yang dilanda krisis dalam kekuasaan.

Seperti yang dilaporkan DW, Muhyiddin mengambil alih kekuasaan pada bulan Maret 2020 dengan membentuk koalisi dengan oposisi setelah pemerintahan sebelumnya jatuh. Akan tetapi, sekarang pemerintahan Muhyiddin berada di ambang jurang setelah sekutunya menarik dukungan mereka.

Pada awal bulan Juli, para pesaingnya meneriakkan 'pengkhianatan' di parlemen dan memintanya untuk mengundurkan diri.

Kritikus pun berpendapat bahwa Muhyiddin menggunakan undang-undang darurat, yang berakhir pada hari Minggu sebagai cara untuk mempertahankan kekuasaan.

Baca Juga: Polisi Malaysia Hancurkan Mesin Penambang Bitcoin Senilai Rp18 Miliar

3. Kasus pandemi COVID-19 di Malaysia

Tuntut PM-nya Mundur, Ratusan Warga Malaysia Unjuk RasaIlustrasi peta penyebaran COVID-19 di berbagai negara. (Pexels.com/Anton Uniqueton)

Dilansir Channel News Asia, Pada hari Minggu (1/8/2021), Malaysia melaporkan 17.150 kasus baru COVID-19, di mana menjadi jumlah harian tertinggi keempat di negara itu hingga saat ini.

Menurut Direktur Jenderal Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah, kasus-kasus baru telah membuat penghitungan nasional infeksi virus corona menjadi 1.130.422. Selangor masih menjadi negara bagian dengan jumlah kasus harian tertinggi dengan lebih dari 6.000 kasus, diikuti oleh Kuala Lumpur dengan 2.086 kasus, dan Kedah dengan 1.511 kasus.

Kementerian kesehatan juga mencatat 160 kematian COVID-19, sehingga total kematian menjadi 9.184. Ini terjadi setelah Malaysia melaporkan 17.786 kasus virus corona (31/7/2021), yang menjadi rekor tertinggi untuk negara tersebut.

Untuk vaksinasi, berdasarkan dari data di akun resmi Kementerian Kesehatan Malaysia di Twitter @KKMPutrajaya (1/8/2021), vaksinasi harian sebanyak 519.111 penyuntikan. Total dosis pertama dan dosis kedua yang telah diberikan adalah 20.533.660, dengan rincian: dosis pertama sebanyak 13,8 juta dosis, dan dosis kedua sebanyak 6,7 juta dosis

Baca Juga: Ada Warga Disuntik Vaksin Kosong, Pemerintah Malaysia: Kami Mohon Maaf

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya