Washington Tunggu Respon Pyongyang soal Dialog Nuklir

AS siap bertemu dengan Korut: kapan saja, di mana saja 

Seoul, IDN Times - Pada hari Senin (21/6/2021), Utusan khusus Presiden Amerika Serikat Joe Biden untuk Korea Utara, Sung Kim telah menawarkan untuk bertemu dengan pejabat dari Pyongyang "di mana saja, kapan saja tanpa prasyarat" serta mengharapkan tanggapan yang positif.

Amerika Serikat (AS) mengambil pendekatan yang baru ke Korea Utara (Korut) yang memiliki senjata nuklir guna mencoba dan membawanya kembali ke pembicaraan, yang mana telah terhenti sejak KTT Hanoi antara Presiden AS Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong Un pada 2019 berakhir tanpa kesepakatan.

Pemerintahan Biden sebelumnya telah menjanjikan 'pendekatan praktis dan terkalibrasi' ke Korut, termasuk upaya diplomatik guna membujuk negara itu agar menghentikan program senjata nuklir dan rudal balistik yang dilarang, dilansir Al Jazeera.

1. Utusan AS untuk Korut: Washington menunggu respon positif Pyongyang untuk bertemu di mana saja, kapan saja tanpa prasyarat

Washington Tunggu Respon Pyongyang soal Dialog NuklirBendera Amerika Serikat. (Pexels.com/Brett Sayles)

Dilansir Yonhap News Agency, Di Seoul, Duta Besar Sung Kim membuat pernyataan selama pembicaraan trilateral dengan rekan-rekannya, Noh Kyu Duk dari Korea Selatan dan Takehiro Funakoshi dari Jepang, di mana mereka membahas pernyataan pemimpin Korut, Kim Jong Un yang baru-baru ini mengatakan bahwa negaranya harus siap untuk dialog dan konfrontasi.

"Kami terus berharap DPRK akan merespon positif penjangkauan kami dan tawaran kami untuk bertemu di mana saja, kapan saja tanpa prasyarat," ungkap Kim. Republik Demokratik Rakyat Korea/Democratic People's Republic of Korea (DPRK) merujuk pada nama resmi Korut.

Kim juga menekankan bahwa pemerintahan Presiden AS Joe Biden akan terus menerapkan resolusi Dewan Keamanan PBB terhadap Pyongyang.

"Kami juga akan mendesak semua negara anggota PBB, terutama anggota Dewan Keamanan PBB untuk melakukan hal yang sama, guna mengatasi ancaman yang ditimbulkan oleh DPRK kepada masyarakat internasional," ungkapnya.

Kim mengambil alih sebagai perwakilan khusus untuk Korut bulan lalu saat merangkap sebagai Duta Besar AS untuk Indonesia. Ini menandai perjalanan pertamanya sejak Biden mengumumkan penunjukannya sebagai sinyal kesiapan pemerintahannya untuk berdialog dengan Korut. Kim tiba di Seoul pada hari Sabtu (19/6/2021) untuk kunjungan lima hari.

2. Arahan Kim untuk bertemu Pyongyang menjadi diplomasi nuklir antara AS-Korut

Washington Tunggu Respon Pyongyang soal Dialog NuklirPemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden AS Donald Trump di "2018 North Korea–United States Singapore Summit" pada 12 Juni 2018. (Instagram.com/whitehouse45)

Perjalanan Kim ke Seoul dilakukan setelah Korut mengakhiri pertemuan pleno empat hari Komite Sentral Partai Buruh pekan lalu. 

Pada pertemuan tersebut, pemimpin Korut menyerukan agar negaranya bersiap untuk dialog dan konfrontasi, tetapi yang lebih penting yang terakhir, serta menekankan perlunya kontrol yang stabil dari situasi di Semenanjung Korea.

Arahan Kim pun ditafsirkan sebagai tanda keterbukaannya untuk berdialog serta seruan implisit bagi Washington guna menawarkan insentif yang lebih konkret bagi dimulainya kembali diplomasi nuklir dengan Pyongyang.

Pada hari Minggu, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan dalam sebuah wawancara dengan ABC News, menyebut komentar Kim sebagai 'sinyal yang menarik', "Kami akan menunggu untuk melihat apakah mereka ditindaklanjuti dengan komunikasi langsung apa pun kepada kami tentang jalur potensial ke depan." 

Baca Juga: Kim Jong-un: Korea Utara Siap Konfrontasi dengan AS

3. Trilateral: AS-Korsel-Jepang bahas Korut

Washington Tunggu Respon Pyongyang soal Dialog NuklirUtusan AS untuk Korut, Sung Kim (kiri) bersama rekan-rekannya Noh Kyu Duk dari Korea Selatan dan Takehiro Funakoshi dari Jepang di Seoul (21/6/2021). (Twitter.com/USEmbassySeoul)

Selama pembicaraan bilateral dengan Noh pada hari sebelumnya, utusan AS mengatakan bahwa Washington juga akan siap untuk dialog atau konfrontasi.

"Kami akan bersiap untuk keduanya karena anda tahu kami masih menunggu kabar dari Pyongyang. Semoga referensi Ketua Kim untuk berdialog menunjukkan bahwa kami akan segera mendapat tanggapan positif," ungkapnya.

Setelah pembicaraan, utusan AS menegaskan kembali komitmen bersama kedua negara untuk mengejar denuklirisasi lengkap Semenanjung Korea melalui diplomasi dan dialog.

"Saya juga menegaskan kembali dukungan kami untuk dialog, kerja sama, dan keterlibatan antar Korea yang bermakna seperti yang dilakukan kedua pemimpin kami di Washington, selama kunjungan Presiden Moon Jae In ke Washington," ungkapnya merujuk pada KTT 21 Mei.

Noh juga mengatakan selama pembicaraan dengan Kim bahwa Seoul akan terus memainkan peran yang diperlukan guna dimulainya kembali dialog dengan Pyongyang melalui koordinasi dengan Washington.

"Kami ingin memulihkan struktur di mana hubungan antara-Korea dan AS-DPRK saling memperkuat dengan cara yang saling menguntungkan," ungkapnya.

Noh kemudian mengadakan pembicaraan bilateral terpisah dengan Funakoshi, di mana kedua belah pihak sepakat bahwa kerjasama bilateral dan trilateral antara ketiga negara adalah 'penting' untuk perdamaian dan stabilitas regional, khususnya yang berurusan dengan Korut.

"Kami telah melakukan konsultasi yang sangat erat dalam proses tinjauan kebijakan AS untuk Korut dan pertemuan hari ini akan menjadi titik awal lain untuk konsultasi kebijakan kami," ungkapnya di awal pembicaraan.

4. Korut dan China sebagai sekutunya

Washington Tunggu Respon Pyongyang soal Dialog NuklirBendera Tiongkok. (Unsplash.com/Macau Photo Agency)

Dilansir Reuters, China merupakan satu-satunya sekutu utama Korut. China dipandang sebagai pemain kunci dalam tiap upaya untuk penyelesaian ketegangan atas program nuklir Pyongyang.

Dalam op-ed langka yang diterbitkan di surat kabar utama Korut pada hari Senin, utusan utama China untuk Pyongyang, Duta Besar Li Jinjun menekankan hubungan lama antara kedua negara.

Adanya hubungan China-Korut pada titik awal yang baru, mereka akan memperkuat komunikasi di setiap tingkat dan meningkatkan kerja sama untuk "berkontribusi pada perdamaian, stabilitas, pembangunan, dan kemakmuran regional," tulis Li.

Baca Juga: 8 Hal yang Perlu Diketahui Sebelum Traveling ke Korea Utara

Rahmah N Photo Verified Writer Rahmah N

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Novaya

Berita Terkini Lainnya