Desa di Selandia Baru Ini Berencana Larang Penduduknya Pelihara Kucing

Padahal lucu kayak gini lho

Wellington, IDN Times - Kucing sudah banyak diketahui sebagai peliharaan paling populer di dunia. Walau termasuk jenis karnivora, tapi kucing termasuk binatang yang jinak lho.

Namun di Desa Omaui, Selandia Baru ini, terdapat sebuah organisasi lingkungan hidup yang meminta pelarangan penduduk untuk memelihara kucing. Pasalnya, mereka menilai kucing-kucing yang dipelihara penduduk berpotensi mengancam satwa liar endemik.

1. Desa Omaui dihuni oleh 35 penduduk dengan tujuh sampai delapan kucing saja

Desa di Selandia Baru Ini Berencana Larang Penduduknya Pelihara Kucingstuff.co.nz

The New York Times melaporkan, Desa Omaui sendiri merupakan sebuah daerah perkampungan di tepi pantai yang indah di bagian selatan Selandia Baru. Di sana, banyak sekali ditemukan spesies burung yang langka.

Uniknya, Desa Omaui ini hanya ditinggali sebanyak 35 penduduk dengan jumlah kucing peliharaan sebanyak tujuh hingga delapan ekor saja.

Walau demikian, terdapat sebuah upaya dari kelompok pencinta lingkungan yang meminta warga Desa Omaui untuk mendaftarkan kucing-kucing peliharaan mereka ke lembaga terkait terdekat. Warga pemelihata kucing juga diminta untuk mengenakan mikrochip pada kucing-kucing mereka.

2. Kucing mengancam eksistensi satwa liar endemik Selandia Baru

Desa di Selandia Baru Ini Berencana Larang Penduduknya Pelihara Kucingwingsbirdpro.com

Tak hanya itu, setelah kucing peliharaan mereka mati, warga yang memeliharanya dilarang untuk memelihara kucing baru. Soalnya, tujuh hingga delapan kucing ini diduga membawa malapetaka bagi keseimbangan alam di sana.

Tujuh sampai delapan kucing tersangka itu diduga menjadi predator bagi burung endemik Selandia Baru, serta sebagian reptil dan serangga eksotis.

"Kami sejatinya tidak membenci kucing. Tetapi kami berniat untuk mengetahui apakah para pemelihara kucing bisa bertanggungjawab. Desa Omaui bukanlah tempat yang tepat untuk memelihara kucing," cetus pemimpin Omaui Landcare Trust kepada Newshub, seperti dikutip The New York Times.

3. Kucing membantu mengatasi masalah tikus di desa

Desa di Selandia Baru Ini Berencana Larang Penduduknya Pelihara Kucinginstagram.com/@appa_the_cat

Walau bertujuan positif untuk melestarikan satwa liar asli Selandia Baru, usulan tersebut rupanya tidak disetujui oleh sebagian warga Desa Omaui. Soalnya, kucing-kucing yang dipelihara telah membantu mereka mengatasi persoalan hama pengerat tikus.

"Saya memelihara tiga kucing. Jika saya tidak diperbolehkan memelihara kucing, maka saya tidak akan tinggal di rumah saya lagi," tutur Nico Jarvis, warga Desa Omaui yang memelihara kucing.

"Mereka (kucing-kucing) telah bertindak seperti 'polisi negara'," tambah Nico Jarvis yang merujuk pada manfaat memelihara kucing, seperti yang dilansir CBS News.

4. Rapat dengar pendapat telah dijadwalkan

Desa di Selandia Baru Ini Berencana Larang Penduduknya Pelihara KucingParlemen Selandia Barulikefun.me

Jarvis sendiri mengaku telah memiliki rencana untuk menggalang sebuah gerakan petisi, sebagai perlawanan terhadap rencana pelarangan memelihara kucing tersebut.

Walau begitu, pemerintah setempat di Selandia Baru telah mengagendakan sidang dengar pendapat yang telah dijadwalkan pada bulan Oktober, untuk mengetahui pandangan dari kedua belah pihak.

Rangga Putra Photo Verified Writer Rangga Putra

Lahir di Kota Pahlawan Surabaya dan besar di Kota Santri Gresik. Suka Bismillah dan Alhamdulillah.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya