1,5 Kali Lebih Menular dari Omicron, BA.2 Menyebar di AS

Telah menjadi varian dominan di Denmark

Jakarta, IDN Times – Varian COVID-19 terbaru yang disebut BA.2 telah menyebar luas di Amerika Serikat (AS). Menurut basis data global yang melacak varian COVID-19, hampir setengah dari negara bagian AS telah mengonfirmasi keberadaan BA.2 dengan setidaknya 127 kasus yang diketahui secara nasional per Jumat (28/1/2022).

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dalam sebuah pernyataan pada Jumat, mengatakan kasus terkait BA.2 telah meningkat secara proporsional dibanding strain Omicron asli di beberapa negara. Namun saat ini varian ini beredar pada tingkat yang rendah di AS.

Baca Juga: [UPDATE] 292 Juta Orang di Dunia Sembuh dari COVID-19

1. Lebih menular dari Omicron

1,5 Kali Lebih Menular dari Omicron, BA.2 Menyebar di ASSeorang sukarelawan meletakkan bendera Amerika mewakili beberapa dari 200.000 nyawa yang hilang di Amerika Serikat dalam pandemi penyakit virus korona (COVID-19) di National Mall, Washington, Amerika Serikat, Selasa (22/9/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Joshua Roberts)

Statens Serum Institut, yang melakukan pengawasan penyakit menular untuk Denmark, mengatakan bahwa subvarian ini 1,5 kali lebih mudah menular daripada strain Omicron asli, yang disebut oleh para ilmuwan sebagai BA.1.

Sementara Badan Keamanan Kesehatan Inggris mengatakan bahwa garis keturunan sub (sublineage) baru tampaknya tidak mengurangi efektivitas vaksin terhadap infeksi simtomatik.

“Saat ini tidak ada bukti bahwa garis keturunan BA.2 lebih parah daripada garis keturunan BA.1,” kata juru bicara CDC Kristen Nordlund, dikutip dari CNBC.

Baca Juga: Dianggap Ringan, tetapi Kenapa Peneliti Khawatir dengan Omicron?

2. Jadi varian dominan di Denmark

1,5 Kali Lebih Menular dari Omicron, BA.2 Menyebar di ASIlustrasi Suasana Pandemik COVID-19 di Brazil, Amerika (ANTARA FOTO/REUTERS/Adriano Machado)

Troels Lillebaek, ketua komite negara Skandinavia yang melakukan pengawasan varian COVID, mengatakan bahwa BA.2 telah menyalip Omicron asli sebagai varian dominan di Denmark selama beberapa minggu ini.

Menurut Lillebaek, BA.1 dan BA.2 memiliki banyak perbedaan dalam mutasi mereka di bidang yang paling penting. Lillebaek juga mengatakan bahwa varian BA.2 memiliki lima mutasi unik pada bagian penting dari protein lonjakan yang digunakan virus untuk menempel pada sel manusia dan menyerang mereka. Mutasi pada bagian lonjakan ini, yang dikenal sebagai domain pengikatan reseptor, sering dikaitkan dengan transmisibilitas yang lebih tinggi.

Badan Keamanan Kesehatan Inggris pada Jumat mengatakan BA.2 memiliki keunggulan pertumbuhan yang substansial atas Omicron asli. Lembaga itu juga menyebut varian ini menyebar lebih cepat daripada Omicron asli di semua wilayah Inggris.

Baca Juga: 5 Langkah yang Perlu Dilakukan Jika Positif COVID-19

3. Belum jadi varian yang mengkhawatirkan

1,5 Kali Lebih Menular dari Omicron, BA.2 Menyebar di ASBendera berkibar di kantor pusat WHO di Jenewa, Swiss (www.who.int)

Meski menyebar lebih cepat dari varian Omicron asli, penilaian awal menemukan bahwa BA.2 tidak mengurangi efektivitas vaksin lebih dari Omicron asli. Dosis booster 70 persen efektif untuk mencegah penyakit simtomatik dari BA.2 dua minggu setelah menerima suntikan, dibandingkan dengan efektivitas 63 persen untuk strain Omicron asli.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sendiri belum melabeli BA.2 sebagai varian yang mengkhawatirkan (variant of concern). Namun, pejabat WHO telah berulang kali memperingatkan bahwa varian baru akan muncul ketika Omicron menyebar ke seluruh dunia dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis COVID-19 WHO, pada Selasa lalu telah memperingatkan bahwa varian COVID-19 berikutnya akan lebih mudah menular.

“Varian yang mengkhawatirkan berikutnya akan lebih fit, dan yang kami maksud adalah lebih menular karena seharusnya mengalahkan apa yang saat ini beredar,” kata Van Kerkhove. “Pertanyaan besarnya adalah apakah varian masa depan akan lebih atau kurang parah.”

Baca Juga: Jokowi: Lonjakan Omicron Akan Terus Meningkat hingga Beberapa Minggu

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya