55 Orang Tewas akibat Bom Bunuh Diri di Masjid Afghanistan

Jadi serangan paling berdarah sejak pasukan AS hengkang

Jakarta, IDN Times – Serangan bom bunuh diri terhadap jemaah di sebuah masjid Syiah di kota Kunduz, Afghanistan, menewaskan sedikitnya 55 orang pada Jumat (8/10/2021).

Ini menjadi serangan paling berdarah yang terjadi sejak pasukan Amerika Serikat (AS) meninggalkan negara itu.

Menurut Channel News Asia, ada puluhan lainnya korban luka di antara komunitas minoritas itu dalam ledakan tersebut.

Baca Juga: Potret Kekacauan di Luar Bandara Kabul Setelah Ledakan Bom Bunuh Diri

1. Serangan dilakukan ISIS

55 Orang Tewas akibat Bom Bunuh Diri di Masjid AfghanistanIlustrasi kelompok militan ISIS (IDN Times/Arief Rahmat)

Kelompok ekstremis Islamic State (ISIS) mengklaim melakukan serangan yang tampaknya dirancang untuk lebih mengacaukan Afghanistan setelah pengambilalihan Taliban tersebut.

ISIS yang adalah saingan berat Taliban, telah berulang kali menargetkan Syiah dalam upaya untuk membangkitkan kekerasan sektarian di Afghanistan yang mayoritasnya adalah Sunni.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis di saluran Telegram, ISIS mengatakan bahwa seorang pembom bunuh diri ISIS telah meledakkan rompi peledak di tengah kerumunan jemaah Syiah yang berkumpul di dalam masjid.

Pernyataan itu menyebut pembom itu sebagai “Muhammad al-Uyguri”, menyiratkan bahwa ia adalah anggota minoritas Uighur. Kelompok ini adalah mayoritas Muslim di China.

Baca Juga: Langkah Awal PBB Selidiki Pelanggaran Kemanusiaan di Afghanistan

2. Korban ledakan bom

55 Orang Tewas akibat Bom Bunuh Diri di Masjid AfghanistanIlustrasi pelaku bom bunuh diri (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebuah sumber medis di Rumah Sakit Provinsi Kunduz mengatakan bahwa 35 orang tewas dan lebih dari 55 terluka telah dibawa ke sana, sementara Doctors Without Borders (MSF) mengatakan 20 orang tewas dan puluhan orang yang terluka telah dibawa ke rumah sakit.

Matiullah Rohani, direktur kebudayaan dan informasi di Kunduz untuk pemerintahan baru Taliban Afghanistan, membenarkan kepada AFP bahwa insiden mematikan itu adalah serangan bunuh diri, dan mengatakan 46 orang tewas dan 143 luka-luka.

Mulawi Dost Muhammad, kepala keamanan Taliban di Kunduz, menuduh para penyerang mencoba menimbulkan masalah antara Syiah dan Sunni, dan bersikeras tidak ada perselisihan antara gerakan tersebut dan minoritas.

“Kami meyakinkan saudara-saudara Syiah kami bahwa di masa depan, kami akan memberikan keamanan bagi mereka dan masalah seperti itu tidak akan terjadi pada mereka,” katanya.

3. Ledakan terjadi saat salat Jumat

55 Orang Tewas akibat Bom Bunuh Diri di Masjid AfghanistanIlustrasi Detonator Bom (IDN Times/Mardya Shakti)

Penduduk Kunduz, ibu kota provinsi Kunduz, mengatakan kepada AFP bahwa ledakan itu menghantam masjid pada saat salat Jumat sedang dilangsungkan.

Seorang saksi, Rahmatullah, mengatakan 300 hingga 400 jemaah berada di dalam masjid.

Dari beberapa foto yang beredar di media sosial, yang belum diverifikasi kebenarannya, terlihat beberapa mayat berlumuran darah tergeletak di lantai. Foto-foto itu menunjukkan gumpalan asap membumbung ke udara di atas Kunduz.

Seorang guru perempuan di Kunduz mengatakan kepada AFP bahwa ledakan itu terjadi di dekat rumahnya, dan beberapa tetangganya tewas.

“Itu adalah insiden yang sangat mengerikan,” katanya. “Banyak tetangga kami terbunuh dan terluka. Seorang tetangga berusia 16 tahun terbunuh. Mereka tidak dapat menemukan setengah dari tubuhnya. Tetangga lain yang berusia 24 tahun juga terbunuh.”

Baca Juga: Dewan Keamanan PBB Ingin Aktor Bom Bunuh Diri Kabul Diadili

4. Tanggapan PBB

55 Orang Tewas akibat Bom Bunuh Diri di Masjid AfghanistanIlustrasi Bunuh Diri (IDN Times/Arief Rahmat)

Serangan itu terjadi ketika Taliban berusaha untuk mengkonsolidasikan kekuatannya di negara itu.

Menanggapi kekacauan ini, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengecam serangan ketiga yang terjadi terhadap sebuah lembaga keagamaan di Afghanistan dalam seminggu itu dan menyerukan agar para pelaku diadili.

“(PBB) mengutuk dalam istilah terkuat serangan mengerikan hari ini,” kata juru bicara Sekjen PBB.

“Serangan yang dengan sengaja menargetkan warga sipil yang menjalankan hak untuk menjalankan agama mereka secara bebas adalah pelanggaran hak asasi manusia dan hukum humaniter internasional.”

Baca Juga: Curhat Nakes Afghanistan: Diserbu Lonjakan Pasien Anak Tanpa Digaji

Topik:

  • Dwi Agustiar

Berita Terkini Lainnya