8 Juta Metrik Ton Plastik Masuki Laut Sedunia Tiap Tahun

PANGEA berupaya cegah plastik masuki laut

Jakarta, IDN Times – Polusi plastik di laut telah sangat mengkhawatirkan. Laporan yang dikutip sebuah perusahaan muda bernama PANGEA Movement menyebut bahwa sebanyak delapan juta metrik ton plastik memasuki lautan setiap tahun. Bahkan, diperkirakan akan ada lebih banyak sampah plastik daripada ikan berdasarkan beratnya di lautan pada 2050.

Konsensus di antara para ilmuwan menyebut bahwa untuk memperbaiki masalah pencemaran plastik di lautan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menghalangi plastik agar tidak masuk ke lautan.

Baca Juga: Manfaatkan Limbah Sampah, Mahasiwa UGM Sulap Plastik Jadi Speaker    

1. Sumber polusi plastik terbanyak

8 Juta Metrik Ton Plastik Masuki Laut Sedunia Tiap TahunIIustrasi sampah (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

Sebuah artikel baru-baru ini yang dirilis di Science menemukan bahwa 1.000 sungai paling kotor menyumbang hampir 80 persen dari semua plastik yang masuk ke lautan dari sungai. Berdasarkan penemuan itu, PANGEA Movement mulai bekerja untuk mencegah plastik memasuki lautan dari sungai.

Menurut Head of Outreach PANGEA Movement Dr. Emily De Stigter, bulan lalu Gerakan PANGEA menjadi pemimpin dunia dalam mencegah plastik memasuki lautan. Ia menyebut perusahaan ini menghapus lebih banyak sungai dari daftar “paling kotor di dunia” daripada perusahaan lain mana pun.

Baca Juga: Sampah Plastik Branded Ditemukan di Hulu-Hilir Sungai Brantas

2. Pencapaian PANGEA Movement

8 Juta Metrik Ton Plastik Masuki Laut Sedunia Tiap TahunIlustrasi sampah plastik. ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi

Dalam rilis yang diterima IDN Times pada Kamis (28/10/2021), Emily menjelaskan bahwa PANGEA Movement menggunakan pendekatan solusi-pertama, membangun penghalang sungai untuk menangkap plastik sebelum menuju ke lautan. Menurut Emily, penghalang sungai memiliki desain sederhana dari pipa PVC dan pagar logam, yang diperkirakan mengumpulkan sekitar 80 persen plastik yang mengalir melalui sungai.

“Bertindak sebagai blokade, penghalang tersebut mengapung di permukaan sungai dengan potongan logam setinggi 30 hingga 75 centimeter yang tergantung di bawahnya. Bilah ini menangkap plastik sambil tetap memungkinkan ikan untuk bepergian tanpa gangguan,” jelasnya.

Ia menambahkan bahwa hambatan yang dibuat PANGEA akan bertahan selama beberapa dekade dan membutuhkan biaya awal yang sangat rendah. Emily lebih lanjut mengatakan bahwa bulan lalu PANGEA Movement membersihkan sungai ketiga mereka di Padang. Perusahaan menempatkan penghalang yang cukup untuk menghilangkan 80 persen plastik sungai.

“PANGEA mengumpulkan 17.500 kilogram sampah dalam 3 bulan, dan penghalang terus mengumpulkan lebih dari 500 kilogram sampah per hari,” katanya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Bikin Celana Jeans dengan Bahan Sampah Plastik

3. Tantangan yang dihadapi PANGEA

8 Juta Metrik Ton Plastik Masuki Laut Sedunia Tiap TahunKomunitas peduli sampah plastik (ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah)

Namun, terlepas dari semua keberhasilan dan kemajuan mereka, Emily mengatakan PANGEA masih menghadapi tantangan dalam upaya mereka untuk membersihkan 1.000 sungai paling kotor di dunia. Satu kesulitan dalam memasang pembatas sungai terletak pada kenyataan bahwa banyak sungai terkotor di dunia terdiri dari satu saluran utama.

Co-founder dan Chief Operating Officer, William DiRicco mengatakan bahwa solusi ini dapat diskalakan ke 100 hingga 200 sungai paling kotor di dunia, dan bekerja paling baik dengan sungai yang memiliki banyak anak sungai.

“Dengan aliran keseluruhan rendah hingga sedang,” katanya.

Pada kenyataannya, sebagian besar sungai besar terbagi menjadi anak-anak sungai, yang kadang-kadang berjumlah hingga puluhan. Jadi, alih-alih setiap sungai terkotor di dunia membutuhkan satu penghalang sungai untuk menangkap plastiknya, sungai yang sangat besar dapat membutuhkan puluhan penghalang di puluhan anak sungai yang berbeda.

DiRicco juga menyebut bahwa sungai-sungai yang tidak memiliki banyak anak sungai juga memiliki kesulitan tersendiri, khususnya yang berarus deras dan berat.

“Sembari [PANGEA] sibuk menyelesaikan sungai-sungai kecil ini, kami akan memiliki waktu untuk bereksperimen dan mengembangkan penghalang yang lebih kuat untuk sungai-sungai yang lebih luas dengan aliran yang lebih deras,” jelasnya.

Dibandingkan dengan teknologi yang dikembangkan oleh organisasi dengan misi serupa, jumlah sampah yang dikumpulkan PANGEA untuk tiap dolar yang dikeluarkan jauh lebih besar. PANGEA menghabiskan 0,16 dolar AS untuk per kilogram sampah yang dikumpulkan, sementara organisasi mapan lainnya yang berupaya melindungi laut menghabiskan antara 22 dolar AS sampai 161 dolar AS per kilogram.

PANGEA juga merupakan gambaran kewirausahaan millennial yang kreatif, menghasilkan 90 persen dari pendapatan mereka dengan menjual produk ramah lingkungan di Kickstarter dan menggunakan penganggaran cerdas untuk menempatkan hambatan mereka yang sangat efisien. Pada tahun 2023, PANGEA menargetkan untuk menghilangkan 100 sungai dari daftar 1.000 sungai paling tercemar di dunia.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya