Diduga Terbelit Urusan Perpajakan, FBI Investigasi Putra Joe Biden
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times - Putra presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Joe Biden, Hunter Biden, menjadi objek penyelidikan Kantor Kejaksaan AS di Delaware.
Menurut CNN pada Kamis (10/12/2020), fokus penyelidikan jaksa federal di Delaware, yang bekerja sama dengan agen Investigasi Kriminal IRS dan FBI, seputar urusan perpajakan Hunter. Joe Biden sendiri dinilai tidak terlibat.
1. Penyelidikan sudah dilakukan sejak lama
Seorang sumber yang mengetahui penyelidikan tersebut mengatakan proses penyelidikan urusan bisnis Hunter itu sudah dilakukan sejak lama, yaitu berbulan-bulan sebelum pemilihan.
Kini, setelah pemilu usai, penyelidikan memasuki babak baru. Jaksa federal di Delaware mengambil langkah-langkah terbuka seperti mengeluarkan panggilan pengadilan dan melakukan wawancara, kata sumber itu.
Perubahan kegiatan penyelidikan beberapa bulan terakhir terjadi karena Departemen Kehakiman AS memiliki aturan yang melarang dilakukannya tindakan penyelidikan terbuka yang dapat mempengaruhi pemilihan, tambah orang itu.
Baca Juga: Joe Biden Janji Distribusikan 100 Juta Vaksin COVID-19 usai Dilantik
2. Pengakuan Hunter Biden
Hunter Biden telah mengakui adanya penyelidikan dilakukan terhadapnya melalui sebuah pernyataan yang dirilis pada Rabu.
“Saya baru mengetahui kemarin untuk pertama kalinya bahwa Kantor Kejaksaan AS di Delaware menghubungi penasihat hukum saya, juga kemarin, bahwa mereka sedang menyelidiki urusan perpajakan saya. Saya menangani masalah ini dengan sangat serius, tetapi saya yakin bahwa tinjauan profesional dan obyektif terhadap masalah ini akan menunjukkan bahwa saya menangani urusan saya secara legal dan tepat, termasuk dengan kehadiran dari penasihat pajak profesional,” kata Hunter dalam pernyataannya.
3. Fokus penyelidikan
Editor’s picks
Penyelidik telah memeriksa berbagai masalah keuangan, termasuk apakah Hunter Biden dan rekan-rekannya melanggar undang-undang perpajakan dan pencucian uang dalam urusan bisnis di negara asing, terutama di Tiongkok, menurut dua orang yang diberi pengarahan tentang penyelidikan tersebut.
Beberapa dari transaksi itu melibatkan orang-orang yang menurut FBI memicu kekhawatiran kontra intelijen, masalah umum ketika berurusan dengan bisnis Tiongkok, menurut sumber lain.
Investigasi dimulai pada awal 2018, sebelum William Barr menjabat sebagai Jaksa Agung AS, kata dua orang yang diberi pengarahan tentang investigasi tersebut.
4. Awal mula penyelidikan
Menurut laporan, petunjuk penyelidikan muncul setelah pengacara pribadi Presiden Donald Trump, Rudy Giuliani, membantu menyusun berita yang berpusat pada laptop yang diklaim milik Hunter Biden. Ia mengatakan laptop itu memuat dokumen bisnis dan materi pribadi Hunter lainnya.
FBI mengambil alih laptop tersebut pada akhir 2019, menurut seorang ahli reparasi komputer di Delaware yang menunjukkan kepada wartawan salinan panggilan pengadilan.
Namun demikian, tidak jelas apakah isi laptop itu relevan dengan penyelidikan federal yang sedang berlangsung dan apakah penyelidik dapat menggunakannya dalam penyelidikan.
Baca Juga: Joe Biden Bakal Tunjuk Janet Yellen Jadi Menteri Keuangan AS?
5. Ada hubungannya dengan politik?
Keterlibatan pengacara Trump sebagai orang yang mengungkit soal laptop Hunter membuat anggota parlemen dari Partai Republik dan tim kampanye Trump dicurigai sengaja ingin memperkuat tuduhan soal korupsi yang dilakukan Hunter menjelang pemilihan Presiden AS.
Meski demikian, kasus itu hingga saat ini dilaporkan tidak ada hubungannya dengan Joe Biden, saingan Trump yang telah memenangkan suara dalam pemilu November lalu.
Baca Juga: Joe Biden Janji Distribusikan 100 Juta Vaksin COVID-19 usai Dilantik