Diisukan Kekurangan Pasokan Obat-Obatan, Kemenkes Malaysia Buka Suara

Produsen dalam negeri tingkatkan produksi

Jakarta, IDN Times – Permintaan untuk sejumlah produk obat-obatan tertentu telah meningkat di Malaysia. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa negara tetangga Indonesia itu mengalami kekurangan pasokan.

Namun pada Jumat (3/6/2022), Kementerian Kesehatan Malaysia mengatakan meski permintaan tinggi untuk beberapa produk obat, tidak ada kekurangan pasokan obat-obatan secara keseluruhan di Malaysia.

“Namun, saat ini belum ada produk yang mengalami gangguan pasokan total karena banyak produk alternatif dari merek lain dengan indikasi yang sama,” ujar Direktur senior layanan farmasi Norhaliza A Halim dalam pernyataannya, Jumat.

Baca Juga: Singapura Alami Kelangkaan Daging Ayam gegara Malaysia Larang Ekspor

1. Produsen tingkatkan produksi

Diisukan Kekurangan Pasokan Obat-Obatan, Kemenkes Malaysia Buka SuaraIlustrasi industri/pabrik. IDN Times/Arief Rahmat

Mengutip Channel News Asia, Norhaliza juga menjelaskan bahwa untuk obat dengan permintaan tinggi terdapat pasokan alternatif dengan efek yang sama. Ia juga menyebut produsen telah meningkatkan kapasitas produksi mereka untuk memenuhi permintaan yang tinggi.

“Respons yang diterima dari pihak industri menunjukkan adanya lonjakan permintaan sejumlah obat secara tiba-tiba seperti produk dengan bahan aktif parasetamol (untuk mengobati demam dan nyeri ringan), Vitamin C, dan obat batuk pilek untuk anak,” katanya.

Kementerian, melalui program layanan farmasinya, juga disebut telah bertemu dengan perwakilan dari industri farmasi pada Kamis, termasuk Organisasi Industri Farmasi Malaysia (MOPI), Asosiasi Farmasi Malaysia (PhAMA) dan Asosiasi Pemasok Farmasi Malaysia (MAPS).

Baca Juga: Indonesia Gaet Perusahaan Kapal Pesiar Milik Raja Judi Malaysia

2. Pemantauan pasokan

Diisukan Kekurangan Pasokan Obat-Obatan, Kemenkes Malaysia Buka Suarailustrasi obat-obatan (IDN Times/Mardya Shakti)

Norhaliza menambahkan bahwa Kementerian akan mendapatkan masukan lebih lanjut dari para pelaku industri mengenai status aktual pasokan produk kesehatan yang diproduksi di Malaysia atau diimpor, serta masalah terkait lainnya.

“Pemantauan yang ketat dan solusi untuk setiap masalah yang dialami akan diperiksa melalui komunikasi berkelanjutan antara Kementerian Kesehatan dan industri farmasi untuk memastikan pasokan obat-obatan berkualitas baik, aman dan efektif untuk masyarakat Malaysia,” katanya.

Pernyataan Kemenkes Malaysia itu dikeluarkan sebagai tanggapan atas laporan tentang kelangkaan obat-obatan yang digunakan untuk mengobati penyakit umum seperti demam, flu, batuk dan sakit tenggorokan, serta yang digunakan untuk meredakan gejala penyakit tangan, kaki, dan mulut.

3. Imbauan tidak panic buying

Diisukan Kekurangan Pasokan Obat-Obatan, Kemenkes Malaysia Buka SuaraIlustrasi Belanja E-commerce (IDN Times/Arief Rahmat)

Sebelumnya pada Kamis, presiden Asosiasi Medis Malaysia Koh Kar Chai menyarankan masyarakat untuk tidak panik membeli (panic buying) dan tidak perlu menimbun obat-obatan yang tidak segera dibutuhkan.

Dia memang menyebut bahwa ada kekurangan obat-obatan tertentu di pasar, tetapi juga menjelaskan ini bukan fenomena baru dan telah terjadi sejak negara-negara dunia mulai bangkit dari penguncian (lockdown) dan melanjutkan kegiatan ekonomi.

“Ditambah dengan jumlah permintaan yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk obat-obatan umum yang disebabkan oleh tingkat insiden yang tinggi dari varian Omicron COVID-19, banyak, baik produsen maupun distributor obat-obatan, menjadi lengah,” katanya dalam sebuah pernyataan.

Koh menambahkan bahwa industri telah merespon dengan membuat pesanan yang lebih besar dari produsen luar negeri, sementara produsen lokal berebut untuk meningkatkan kemampuan mereka, yang juga bergantung pada bahan baku yang bersumber dari luar negeri.

“Karena ini adalah masalah dunia, impor baik produk jadi maupun bahan baku terpengaruh,” katanya.

“Jika tidak dikoreksi, bahkan pasokan obat lain yang sebelumnya tidak terpengaruh akan terganggu,” tambah Koh.

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya