IA CEPA Bisa Jadi Opsi untuk Perluas Akses Pendidikan Tinggi di RI

Ini juga akan dapat meringankan beban biaya hidup mahasiswa

Jakarta, IDN Times – Associate Researcher Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Andree Surianta mengatakan meningkatkan keterlibatan institusi pendidikan asing bisa menjadi salah satu jalan untuk Indonesia memperluas akses ke pendidikan tinggi bagi penduduknya.

Ia menyebut Indonesia Australia-Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) bisa menjadi salah satu opsi.

“Kemitraan IA-CEPA sebaiknya digunakan untuk membangun powerhouse di sektor pendidikan tinggi yang bukan hanya menunjang perbaikan kualitas sumber daya manusia di Indonesia, tetapi juga terbuka untuk mahasiswa dari negara lain yang ingin studi di perguruan tinggi Australia di Indonesia sehingga membawa manfaat ekonomi untuk kedua negara,” ujarnya dalam pernyataan yang diterima IDN Times, Rabu (24/11/2021).

Baca Juga: IA CEPA Resmi Berlaku, Bea Masuk Produk RI ke Australia Kini Dihapus

1. Akses ke pendidikan di RI masih rendah

IA CEPA Bisa Jadi Opsi untuk Perluas Akses Pendidikan Tinggi di RIIlustrasi Pelajar (SD) (IDN Times/Mardya Shakti)

Menurut data Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) di 2019 lalu, tingkat akses kepada pendidikan tinggi di Indonesia masih rendah.  Hanya 16 persen penduduk berusia 25-34 tahun yang mengenyam pendidikan tinggi dan hanya satu persen mahasiswa Indonesia yang belajar ke luar negeri.

Andree mengatakan Indonesia-Australia education powerhouse diharapkan dapat memperluas akses ini lewat reformasi kebijakan untuk meningkatkan keterlibatan institusi pendidikan asing dalam membangun sektor pendidikan di Tanah Air dan menjadikan Indonesia salah satu lokasi pendidikan tinggi Australia untuk mahasiswa mancanegara.

“Pembangunan sumber daya manusia perlu dimulai dari pembukaan akses seluas mungkin kepada pendidikan, khususnya pendidikan tinggi. Untuk menarik lebih banyak universitas dari Australia untuk berinvestasi di Indonesia, selain menaikkan tingkat pendaftaran mahasiswa dalam negeri, sebaiknya juga dibuka kesempatan bagi mahasiswa asing untuk mengakses kurikulum pendidikan Australia di Indonesia,” kata Andree.

Baca Juga: Rekomendasi IA-CEPA untuk Tingkatkan Investasi SDM di Indonesia

2. Pendidikan jadi komoditas ekspor keempat terbesar Australia

IA CEPA Bisa Jadi Opsi untuk Perluas Akses Pendidikan Tinggi di RIIlustrasi Pelajar (SMP). IDN Times/Mardya Shakti

Pendidikan merupakan komoditas ekspor keempat terbesar Australia dan pendidikan tinggi berkontribusi sebesar 46 persen dari total nilai ekspor tersebut.

Namun, pandemik COVID-19 mengakibatkan menurunnya jumlah pelajar internasional disana. Data Department of Education, Skills and Employment memperlihatkan penurunan kontribusi pendidikan tinggi kepada ekonomi Australia sebesar tujuh persen menjadi 37,5 triliun dolar Australia pada 2020.

Baca Juga: Rekomendasi IA-CEPA untuk Tingkatkan Investasi SDM di Indonesia

3. Manfaat education powerhouse dibawah skema IA-CEPA

IA CEPA Bisa Jadi Opsi untuk Perluas Akses Pendidikan Tinggi di RIIlustrasi Pelajar. (IDN Times/Mardya Shakti)

Menurut Andree, kerjasama kedua negara dalam education powerhouse dibawah skema IA-CEPA juga berpotensi meningkatkan mutu pendidikan tinggi di Indonesia, yang kini masih rendah. Ini tercermin dari tidak adanya universitas di Indonesia dalam daftar 200 universitas terbaik di dunia dalam penilaian QS World Ranking 2021.

Selain meningkatkan mutu pendidikan dan pelayanan universitas dalam negeri, masuknya universitas asing yang bermutu ke Indonesia disebutnya juga akan dapat meringankan beban biaya hidup mahasiswa. Mempermudah mahasiswa asing belajar di Indonesia juga akan memperbesar potensi pasar universitas lokal, menurut pernyataan tersebut.

Dalam pernyataan itu, Penelitian CIPS merekomendasikan reformasi kebijakan di Indonesia untuk mendorong investasi di sektor perguruan tinggi dan memperluas akses bagi mahasiswa asing melalui penyederhanaan penerbitan visa pelajar.

Hal ini terbukti bermanfaat seperti yang terjadi di Malaysia. Negara tetangga Indonesia itu kini termasuk 10 besar eksportir pendidikan tinggi dan menyambut lebih dari 100 ribu mahasiswa asing setiap tahun sejak universitas asing diizinkan untuk beroperasi disana dan akses bagi mahasiswa asing dipermudah.

Andree juga mengatakan interaksi bilateral yang intensif dibawah IA-CEPA akan dapat membantu para pembuat kebijakan mengidentifikasi hambatan investasi di Indonesia, terutama di sektor pendidikan.

“Hal ini penting untuk meminimalisir potensi kegagalan menarik investor sambil terus membenahi sektor pendidikan supaya menarik bagi investor dari negara lainnya,” tandasnya.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya