Jelang COP26, India Tolak Tetapkan Target Emisi Nol Bersih

India adalah penghasil emisi gas rumah kaca terbesar ketiga

Jakarta, IDN Times – India menolak seruan untuk mengumumkan target emisi nol karbon bersih minggu ini, menjelang pembicaraan iklim global PBB Conference of the Parties ke-26 (COP26). Pertemuan ini akan dihadiri para pemimpin dunia termasuk Perdana Menteri India, Narendra Modi.

Meskipun tekanan internasional meningkat, sekretaris lingkungan India R.P. Gupta mengumumkan bahwa nol bersih bukanlah solusi untuk krisis iklim.

“Berapa banyak karbon yang akan Anda masukkan ke atmosfer sebelum mencapai nol bersih itulah yang lebih penting,” kata Gupta, menurut CNBC, Jumat (29/10/2021).

Baca Juga: Jelang COP26 Glasgow, Pemerintah Susun Pepres Nilai Ekonomi Karbon

1. India penghasil emisi gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia

Jelang COP26, India Tolak Tetapkan Target Emisi Nol BersihWarga dari komunitas nelayan berjalan dalam sebuah prosesi untuk Narali Purnima atau festival kelapa di tengah penyebaran penyakit virus corona (COVID-19) di Mumbai, India, Senin (3/8/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Francis Mascarenhas)

Emisi nol bersih mengacu pada pencapaian keseimbangan keseluruhan antara emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dengan emisi gas rumah kaca yang dihilangkan dari atmosfer, melalui cara alami atau dengan menggunakan teknologi penangkapan karbon yang masih baru lahir.

Setelah China dan Amerika Serikat (AS), India adalah penghasil emisi gas rumah kaca terbesar ketiga dunia. India hingga saat ini masih sangat bergantung pada bahan bakar fosil seperti batu bara dan minyak. Permintaan energi India diperkirakan akan meningkat tajam selama dekade berikutnya seiring pertumbuhan ekonomi yang terus berlanjut.

2. Dunia perlu batasi pemanasan global

Jelang COP26, India Tolak Tetapkan Target Emisi Nol Bersihpixabay.com/patjosse

Panel Antarpemerintah untuk Perubahan Iklim (IPCC) PBB mengatakan, untuk menghindari dampak buruk perubahan iklim, dunia perlu membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat celcius. Agar target itu tercapai, emisi karbondioksida global perlu mencapai nol sekitar tahun 2050.

Awal tahun ini, IPCC menyampaikan peringatan paling keras tentang perubahan iklim. Untuk menjaga suhu global agar tidak naik melebihi 1,5 derajat celcius atau bahkan 2 derajat celcius di atas tingkat pra-industri, dunia membutuhkan pengurangan emisi segera, cepat, dan berskala besar selama dua dekade mendatang, kata panel tersebut.

Lebih dari 130 negara, termasuk China, telah menetapkan atau sedang mempertimbangkan untuk menetapkan target pengurangan emisi hingga nol bersih selama beberapa dekade mendatang.

3. Modi akan hadiri COP26

Jelang COP26, India Tolak Tetapkan Target Emisi Nol Bersih(Perdana Menteri Narendra Modi berbincang dengan Presiden Jokowi) ANTARA FOTO/Wahyu P.

COP26 akan digelar pada 1-12 November 2021 di Glasgow, Skotlandia, Inggris Raya. Modi akan menghadiri acara tersebut. Modi juga dijadwalkan untuk berpartisipasi dalam pertemuan tingkat tinggi dua hari dengan para pemimpin dunia pada Senin.

Dalam pernyataan pra-keberangkatan pada Kamis kemarin, Modi mengatakan dia akan membagikan rekam jejak India tentang aksi iklim pada pertemuan tersebut.

“Saya juga akan menyoroti kebutuhan untuk mengatasi masalah perubahan iklim secara komprehensif termasuk pemerataan ruang karbon, dukungan untuk langkah-langkah mitigasi dan adaptasi dan pembangunan ketahanan, mobilisasi keuangan, transfer teknologi dan pentingnya gaya hidup berkelanjutan untuk pertumbuhan hijau dan inklusif,” katanya.

Menteri Lingkungan India, Bhupender Yadav, mengatakan kepada outlet berita The Hindu pekan ini bahwa pada COP26, India akan menekankan keadilan iklim dan meminta negara-negara kaya untuk mentransfer teknologi dan keuangan yang dibutuhkan untuk membantu negara-negara berkembang mengatasi dampak dari pemanasan global.

Baca Juga: PBB Khawatir COP26 Tidak Berjalan Mulus dan Berujung Kegagalan

4. Target emisi India

Jelang COP26, India Tolak Tetapkan Target Emisi Nol BersihPetugas kepolisian menggunakan anjing pelacak untuk mencari jejak sementara bendera raksasa dipasang di bagian monumen bersejarah Victroria Memorial, ditengah perayaan Hari Kemerdekaan India di Kolkata, India, Minggu (15/8/2021) (ANTARA FOTO/REUTERS/Rupak De Chowdhuri)

Enam tahun lalu, para pemimpin dunia mencapai perjanjian internasional yang mengikat secara hukum tentang perubahan iklim yang disebut Perjanjian Paris.

Inilah komitmen India saat itu:

- Untuk mengurangi intensitas emisi dari PDB sebesar 33 persen menjadi 35 persen pada tahun 2030 dari tingkat tahun 2005. Ini mengukur jumlah gas rumah kaca yang dipancarkan per rupee India dari PDB. Pengurangan intensitas emisi tidak selalu berarti penurunan jumlah total gas rumah kaca dari atmosfer.

- Pada tahun 2030, sekitar 40 persen dari semua tenaga listrik akan berasal dari sumber terbarukan seperti angin dan matahari. Bulan lalu, ketika Modi berpidato di Majelis Umum PBB, dia mengatakan India berada di jalur yang tepat untuk mencapai 450 gigawatt target energi terbarukan pada tahun 2030. Itu pada dasarnya akan melipatgandakan kapasitas terbarukan negara itu dalam waktu kurang dari satu dekade.

- India bertujuan untuk menanam cukup banyak pohon dan menutupi sepertiga dari luas daratannya dengan hutan pada tahun 2030. Tujuannya adalah untuk menyerap sekitar 2,5 miliar ton hingga 3 miliar ton karbon dioksida dari atmosfer.

Para pejabat India mengatakan, negara itu berada di jalur yang tepat untuk memenuhi komitmen Perjanjian Paris. Tetapi konsorsium Climate Action Tracker, yang melacak aksi, kebijakan, dan target iklim pemerintah, menilai komitmen India itu sangat tidak memadai.

Topik:

  • Vanny El Rahman

Berita Terkini Lainnya