Kapal Pertamina Dicegat Greenpeace, Kemenlu RI: Bukan Penyanderaan

Kapal yang dicegat Greenpeace sudah bebas berlayar

Jakarta, IDN Times – Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Teuku Faizasyah menyampaikan tanggapan terkait isu pencegatan kapal Pertamina Prime yang dilakukan oleh aktivis Greenpeace pada pekan lalu di lepas pantai Denmark.

Dalam press briefing pada Kamis (7/4/2022), Faizasyah menyebut bahwa saat ini isu pencegatan tersebut sudah lagi tidak menjadi masalah karena kapal yang bersangkutan sudah bebas berlayar.

“Apa yang dilihat sebagai permasalahan sudah tidak lagi menjadi suatu permasalahan karena kapal tersebut sejatinya telah meninggalkan wilayah Denmark menuju tujuannya,” katanya.

Baca Juga: Kapal Pertamina Bawa Minyak Rusia Dicegat Greenpeace di Denmark

1. Bukan penyanderaan

Kapal Pertamina Dicegat Greenpeace, Kemenlu RI: Bukan PenyanderaanJuru bicara Kementerian Luar Negeri, Teuku Faizasyah (Dokumentasi Kementerian Luar Negeri)

Dalam keterangannya, Faizasyah juga menegaskan bahwa apa yang dilakukan aktivis Greenpeace tersebut bukanlah penyanderaan, tetapi hanya kegiatan menghalang-halangi.

“Sudah tidak menjadi tantangan lagi karena kapal tersebut sudah melewati wilayah yang disebutkan dalam pemberitaan sebagai pencegahan untuk berlayar oleh pihak Greenpeace,” jelas Faizasyah.

Baca Juga: Ukraina Dituding Balas Dendam Serang Depo Minyak di Perbatasan Rusia

2. Pencegatan kapal minyak oleh Greenpeace

Kapal Pertamina Dicegat Greenpeace, Kemenlu RI: Bukan PenyanderaanIlustrasi kilang minyak Pertamina (Dok. Pertamina)

Sebelumnya pada Kamis (31/3/2022) lalu, aktivis Greenpeace telah memblokir dua kapal tanker minyak di lepas pantai Denmark. Kapal yang dicegat itu bertujuan untuk mengirim 100 ribu ton minyak Rusia.

Dalam pernyataan di situs resminya, Greenpeace mengatakan pemblokiran dilakukan sebagai upaya untuk menghentikan pendanaan invasi Rusia ke Ukraina.

“Aktivis Greenpeace dari Denmark, Swedia, Norwegia, Finlandia dan Rusia telah memulai blokade pengiriman minyak Rusia ke laut di Denmark utara,” tulis lembaga tersebut.

Baca Juga: 4 Kritikan Greenpeace untuk Pidato Jokowi yang Berbuah Laporan Polisi 

3. Greenpeace blokir dua kapal minyak

Kapal Pertamina Dicegat Greenpeace, Kemenlu RI: Bukan PenyanderaanIlustrasi kilang minyak Pertamina (Dok. Pertamina)

Menurut pernyataan, para perenang dan aktivis yang berada di kayak dan perahu rhib telah mengepung dua supertanker itu di perairan Eropa. Dua kapal tanker yang diblokir adalah kapal tanker minyak Seaoath dan Pertamina Prime.

Kepala Greenpeace Denmark, Sune Scheller, yang berada di perahu rhib di Kattegat, menyerukan agar dunia melakukan divestasi dan berhenti menggunakan bahan bakar fosil. Ia juga menyerukan embargo bahan bakar fosil Rusia untuk menghentikan pendanaan perang.

Ia menyebut bahan bakar fosil adalah akar penyebab krisis iklim, konflik, dan perang, yang menyebabkan penderitaan besar bagi orang-orang di seluruh dunia.

“Pemerintah seharusnya tidak memiliki alasan mengapa mereka terus membuang uang ke bahan bakar fosil yang menguntungkan segelintir orang dan memicu perang, sekarang di Ukraina. Jika kita ingin berdiri untuk perdamaian, kita harus mengakhiri ini dan segera keluar dari minyak dan gas,” katanya.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya