Ketegangan Meningkat, Militer Israel Terus Gempur Palestina

Ini pertempuran Palestina-Israel terburuk sejak 2014

Jakarta, IDN Times - Militer Israel menyatakan pasukan darat dan udaranya menyerang sasaran di Jalur Gaza. Hal tersebut disampaikan pada saat penduduk melaporkan telah terjadi pemboman besar-besaran di wilayah tersebut. Mereka juga dibayangi ketakutan Israel akan melancarkan serangan ke wilayah yang diblokade.

“Pasukan udara dan darat [Pasukan Pertahanan Israel/IDF] saat ini menyerang di Jalur Gaza,” kata militer dalam sebuah pernyataan di Twitter, Jumat (14/5/2021).

Namun mengutip the Guardian, militer kemudian mengeluarkan pernyataan yang mengatakan tidak ada pasukan di Jalur Gaza, dan menegaskan tidak ada invasi darat, melainkan tembakan artileri dan tank dari perbatasan.

“Klarifikasi: saat ini tidak ada pasukan darat IDF di dalam Jalur Gaza. Pasukan udara dan darat IDF melakukan serangan terhadap sasaran di Jalur Gaza,” kata pernyataan itu.

Baca Juga: Hamas Luncurkan Roket, Israel Kerahkan Pasukan Tempur di Gaza 

1. Ketegangan meningkat

Ketegangan Meningkat, Militer Israel Terus Gempur PalestinaDesa Al-Harabia di dekat Perbatasan Lebanon-Israel yang ikut menjadi sasaran gempuran Artileri Israel, pada 27 Juli 2020. twitter.com/A7_Mirza

Serangan tersebut menandai peningkatan yang signifikan dalam pertempuran terburuk dalam beberapa tahun antara Palestina dan Israel.

Tak lama setelah pengumuman militer awal, yang merujuk pada operasi tersebut, Benjamin Netanyahu, perdana menteri Israel, mengatakan operasi tersebut akan terus dilakukan selama diperlukan.

“Kata terakhir tidak diucapkan dan operasi ini akan berlanjut selama diperlukan,” tulis Netanyahu di Twitter.

2. Langit Gaza merah membara

Ketegangan Meningkat, Militer Israel Terus Gempur PalestinaSejumlah anak-anak di Palestina melihat kondisi kerusakan dekat gedung menara yang terkena serangan udara Israel, di tengah gencarnya konflik Israel-Palestina, di Kota Gaza, Rabu (12/5/2021). (ANTARA REUTERS / Mohammed Salem/aww.)

The Guardian menyebut pada Jumat dini hari, langit wilayah itu berwarna merah akibat berbagai ledakan yang memekakkan telinga yang diluncurkan dari pinggiran Kota Gaza. Hal tersebut membuat orang-orang terbangun karena apartemen mereka berguncang. Warga juga dilaporkan berteriak ketakutan.

Tak lama setelah mulai menyerang, militer Israel mengatakan penduduk hingga 4 km di sekitar perbatasan harus menuju ke tempat perlindungan bom, dan militan Palestina mulai menembakkan roket tak lama setelah serangan itu.

Kemudian pada Jumat pagi, IDF merilis pernyataan yang mengatakan operasi 160 pesawat telah menyerang lebih dari 150 target bawah tanah di Jalur Gaza utara selama malam itu. Pernyataan tersebut mengklaim tujuan operasi tersebut adalah untuk merusak terowongan bawah tanah yang dibangun Hamas.

“Pasukan Israel menghancurkan beberapa kilometer terowongan selama serangan itu,” jelas IDF.

Baca Juga: Perang Palestina-Israel Lanjut saat Idul Fitri, 65 Orang Tewas di Gaza

3. Konflik orang Yahudi dan Arab menimbulkan ancaman yang lebih besar

Ketegangan Meningkat, Militer Israel Terus Gempur PalestinaPerdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (www.twitter.com/@netanyahu)

Meski konflik militer yang meningkat di Gaza adalah yang terburuk sejak perang 2014, para pemimpin politik Israel mengatakan pada Kamis, 13 Mei 2021, bahwa bentrokan di jalanan yang penuh kekerasan antara orang Yahudi dan orang Arab di dalam negara itu menimbulkan ancaman yang lebih besar.

Netanyahu dilaporkan telah mengunjungi Kota Lod, tempat di mana telah terjadi kerusuhan, pembakaran mobil, perusakan properti, dan serangan kekerasan terhadap individu.

“Kami tidak memiliki ancaman yang lebih besar sekarang daripada serangan ini, dan kami tidak punya pilihan selain memulihkan hukum dan ketertiban melalui penggunaan kekuatan yang ditentukan,” katanya.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya