Korea Utara Minta AS Cabut Sanksi Sebelum Bahas Denuklirisasi

Korea Utara juga membutuhkan bantuan beras

Jakarta, IDN Times - Korea Utara meminta agar sanksi internasional, yang melarang ekspor logam dan impor bahan bakar olahan serta kebutuhan lainnya, dicabut sebelum memulai kembali pembicaraan denuklirisasi dengan Amerika Serikat (AS).

Hal itu disampaikan anggota parlemen Korea Selatan pada Selasa (3/8/2021).

Korea Utara juga menuntut pelonggaran sanksi atas impor barang-barang mewah, agar negara itu dapat membawa masuk minuman keras dan jas, kata anggota parlemen itu setelah diberi pengarahan oleh badan intelijen utama Korea Selatan.

Baca Juga: COVID-19 di Korut, Kim Jong-un Pecat Beberapa Pejabat

1. Hubungan Korea Utara dan Korea Selatan membaik

Korea Utara Minta AS Cabut Sanksi Sebelum Bahas DenuklirisasiPemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-Un ketika bertemu Presiden Korsel Moon Jae-In (ANTARA FOTO/The Presidential Blue House/Handout via REUTERS)

Pengarahan tersebut dilakukan seminggu setelah Korut dan Korsel memulihkan sambungan telepon (hotline) yang diputuskan Korut setahun lalu.

Menurut ANTARA, para anggota parlemen Korsel mengatakan bahwa Kim yang telah meminta menghubungkan kembali saluran telepon antarkedua negara.

2. Korea Utara perlu bantuan

Korea Utara Minta AS Cabut Sanksi Sebelum Bahas DenuklirisasiPemimpin Korea Utara Kim Jong-un meninjau pabrik peralatan medis Myohyangsan, Korea Utara, dalam gambar tanpa tanggal yang dirlis kantor berita pusat Korea Utara (KCNA) pada 26 September 2019. ANTARA FOTO/KCNA via REUTERS

Pemimpin Korut Kim Jong Un dan Presiden Korsel Moon Jae-in telah sama-sama bersedia membangun kembali kepercayaan, dan meningkatkan hubungan kedua negara sejak April.

Para anggota parlemen Korsel juga mengatakan Korut membutuhkan sekitar 1 juta ton beras, karena ekonominya terpukul oleh pandemik virus corona dan cuaca buruk tahun lalu.

Baca Juga: Kim Jong-un dan Moon Jae-in Sepakat Denuklirisasi Semenanjung Korea

3. Korut dan Korsel sempat putus hubungan

Korea Utara Minta AS Cabut Sanksi Sebelum Bahas DenuklirisasiANTARA FOTO/REUTERS/Leah Millis

Menurut The Guardian, Korut memutuskan sambungan telepon pada Juni 2020 ketika hubungan lintas batas memburuk, setelah Kim dan mantan Presiden AS Donald Trump menggelar pertemuan puncak kedua mereka. Pertemuan pada Februari 2019 itu tidak menghasilkan kemajuan berarti sama sekali.

Saat menjalin kembali sambungan telepon dan pembicaraan dengan Kim, Moon menyatakan harapan agar pengganti Trump, yakni Presiden Joe Biden bisa memulai kembali negosiasi yang bertujuan untuk membongkar program nuklir dan rudal Korea Utara.

Topik:

  • Rochmanudin

Berita Terkini Lainnya