Mengenal 5 Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia
Ilustrasi perempuan muda (IDN Times/Arief Rahmat)
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Peran perempuan semakin signifikan dalam berbagai bidang, termasuk politik dan ekonomi, yang selama ini didominasi laki-laki. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya nama-nama perempuan yang mengisi posisi kepemimpinan tertinggi di suatu lembaga atau negara.
Sebut saja, Kamala Harris yang pada Januari ini baru dilantik menjadi wakil presiden perempuan pertama di Amerika Serikat (AS). Selain itu ada juga Ngozi Okonjo-Iweala yang telah secara resmi ditunjuk sebagai pimpinan baru Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) pada pertengahan Februari.
Penunjukkan tersebut tidak hanya menjadikannya perempuan pertama yang pernah memimpin lembaga yang berbasis di Swiss tersebut, tapi juga membuat perempuan asal Nigeria itu sebagai warga negara Afrika pertama yang mengambil peran tersebut.
Berikut IDN Times ulas cerita soal lima perempuan paling berpengaruh di dunia saat ini.
Baca Juga: Merayakan Hari Perempuan Sedunia, Inilah 5 Fakta Menariknya !
1. Angela Merkel
Kanselir Jerman Angela Merkel memimpin sidang kabinet mingguan di Berlin, Jerman. ANTARA FOTO/REUTERS/Axel SchmidtMengutip Forbes, dalam daftar 100 Perempuan Paling Berpengaruh di Dunia tahun 2020 yang dirilis pada Desember lalu, Kanselir Jerman Angela Merkel berhasil menduduki peringkat satu daftar bergengsi tersebut.
Merkel menjadi kanselir perempuan pertama Jerman pada tahun 2005 dan sekarang memasuki masa jabatan keempatnya.
“Dia tetap menjadi pemimpin de facto Eropa,” kata Forbes. Merkel terus menjadi memimpin ekonomi terbesar di kawasan itu setelah membawa Jerman melewati krisis keuangan dan kembali mencatatkan pertumbuhan.
2. Christine Lagarde
Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) dan Mantan Direktur Pelaksana IMF, Christine Lagarde - Instagram.com/the_imfPresiden Bank Sentral Eropa (ECB) Christine Lagarde menjadi perempuan paling berpengaruh kedua di dunia.
Lagarde menjadi perempuan pertama yang mengepalai Bank Sentral Eropa pada November 2019. Itu berarti ia turut andil dalam mengambil keputusan penting terkait mengelola mata uang tunggal Eropa dan kebijakan moneter di 19 negara Zona Euro.
Lagarde sebelumnya adalah perempuan pertama yang memimpin Dana Moneter Internasional (IMF), sebuah organisasi yang menjamin stabilitas sistem moneter internasional, yang beranggotakan 190 negara.
Editor’s picks
Baca Juga: 11 Perempuan Ini Membuka Jalan bagi Kamala Harris
3. Kamala Harris
Wakil Presiden Amerika Serikat dari Demokrat Kamala Harris merespon kepada pendukung saat ia tiba untuk reli kampanye 'drive-in' di Fayetteville, North Carolina, Amerika Serikat, Minggu (1/11/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Drake)Wakil Presiden Amerika Serikat Kamala Harris berhasil menduduki posisi ketiga setelah Presiden Joe Biden memilihnya menjadi wakilnya pada pemilu November lalu.
Harris menjadi perempuan pertama dalam sejarah Amerika yang terpilih menjadi wakil presiden pada November 2020. Saat dilantik sebagai Senator Amerika Serikat untuk California pada 2017, ia menjadi perempuan Afrika-Amerika kedua dan senator Asia Selatan-Amerika pertama dalam sejarah.
4. Ursula von der Leyen
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen (instagram.com/ursulavonderleyen)Ursula von der Leyen menjadi menjadi presiden perempuan pertama di Komisi Eropa. Lembaga ini biasa mengawasi hukum, kebijakan, dan anggaran Uni Eropa.
Sebelum ditunjuk untuk menjabat peran ini pada Juli 2019, von der Leyen menjadi anggota terlama di kabinet Angela Merkel. Dia juga menjadi menteri pertahanan perempuan pertama Jerman.
Baca Juga: Hari Perempuan Internasional 2021: Semangat, Smart, dan Produktif
5. Melinda Gates
Melinda Gates (makers.com)Melinda Gates merupakan istri dari miliarder Bill Gates. Ia saat ini menjadi Co-chair Bill & Melinda Gates Foundation, yayasan amal swasta terbesar di dunia dengan dana abadi sebesar 40 miliar dolar AS.
“Gates mempertahankan posisinya sebagai perempuan paling kuat dalam filantropi,” kata Forbes. “Dia semakin terlihat dalam membentuk strategi yayasan, memecahkan tantangan global yang berat mulai dari pendidikan dan kemiskinan hingga kontrasepsi dan sanitasi.”
Baca Juga: Ngobrol Seru Menlu Retno Soal Perempuan dan Perdamaian
Topik:
Berita Terkini Lainnya
