Norwegia Laporkan Kematian 23 Lansia usai Disuntik Vaksin Pfizer

“Jumlah insiden sejauh ini tidak mengkhawatirkan."

Jakarta, IDN Times – Norwegia mengeluarkan peringatan soal risiko dari pemberian vaksin COVID-19 pada orang yang sangat tua dan sakit parah. Badan Obat Norwegia mengatakan 23 orang telah meninggal di negara itu dalam waktu singkat setelah menerima dosis pertama vaksin mereka.

Dari total kematian tersebut, 13 orang telah diautopsi. Hasilnya menunjukkan bahwa efek samping yang umum mungkin telah berkontribusi pada reaksi parah pada orang tua yang lemah, demikian pernyataan lembaga tersebut seperti dilaporkan Bloomberg, Jumat (15/1/2021).

“Bagi mereka yang memiliki kelemahan paling parah, bahkan efek samping vaksin yang relatif ringan dapat menimbulkan konsekuensi yang serius,” demikian pernyataan Institut Kesehatan Masyarakat Norwegia.

1. Dunia sedang menilai efek samping vaksin COVID-19

Norwegia Laporkan Kematian 23 Lansia usai Disuntik Vaksin PfizerPetugas kesehatan menyuntikan vaksin COVID-19 saat simulasi pelayanan vaksinasi di Puskesmas Kemaraya, Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (18/12/2020). Simulasi tersebut dilaksanakan agar petugas kesehatan mengetahui proses penyuntikan vaksinasi COVID-19 yang direncanakan pada Maret 2021. ANTARA FOTO/Jojon

Pengumuman itu dikeluarkan ketika negara-negara dunia sedang menilai efek samping dari suntikan pertama vaksin COVID-19.

Sebagaimana diketahui, sejak Desember lalu beberapa negara di dunia, termasuk Eropa, mulai melakukan vaksinasi COVID-19 pada warganya. Hal itu dilakukan seiring bertambahnya kasus baru virus asal Wuhan, Tiongkok.

Di Eropa sendiri ada dua vaksin yang telah disetujui penggunaannya oleh European Medicines Agency (EMA). Kedua vaksin tersebut adalah buatan Pfizer-BioNTech dan buatan Moderna.

Kedua vaksin sama-sama menggunakan teknologi messenger RNA dan sama-sama diklaim memiliki tingkat keampuhan di atas 90 persen.

Baca Juga: Vaksin Moderna Jadi Vaksin Kedua yang Disetujui FDA

2. Orang muda tetap harus divaksinasi

Norwegia Laporkan Kematian 23 Lansia usai Disuntik Vaksin PfizerIlustrasi Suasana Pandemik COVID-19 di Brazil, Amerika (ANTARA FOTO/REUTERS/Adriano Machado)

Badan Obat Norwegia mengatakan, meski ditemukan efek yang berbahaya dari penggunaan vaksin pada orang yang sangat tua dan sakit parah, mereka tetap menganjurkan pemberian vaksin pada orang yang lebih muda dan lebih sehat.

Lembaga tersebut juga mengatakan temuannya masih merupakan indikasi awal di antara sekian banyak penelitian yang sedang dikumpulkan berbagai negara yang telah melakukan vaksinasi.

Emer Cooke, pimpinan baru EMA, mengatakan bahwa meneliti keamanan vaksin COVID-19, terutama yang mengandalkan teknologi baru seperti messenger RNA, akan menjadi salah satu tantangan terbesar setelah suntikan diberikan secara luas.

Norwegia telah memberikan setidaknya satu dosis vaksin Pfizer-BioNTech atau Moderna kepada sekitar 33 ribu warganya. Fokus pemberian vaksin adalah orang-orang yang dianggap paling berisiko jika tertular virus, termasuk orang tua.

Dari 29 kasus potensi efek samping yang diselidiki oleh otoritas Norwegia, hampir tiga perempatnya terjadi pada orang berusia 80 atau lebih, kata regulator dalam laporannya pada 14 Januari.

3. Tanggapan Pfizer-BioNTech

Norwegia Laporkan Kematian 23 Lansia usai Disuntik Vaksin PfizerProses pembuatan vaksin COVID-19 oleh Pfizer (Facebook.com/Pfizer)

Perusahaan farmasi Amerika Serikat (AS) Pfizer dan BioNTech dari Jerman mengatakan mereka bekerja sama dengan regulator Norwegia untuk menyelidiki kasus kematian di negara tersebut. Perusahaan juga mengatakan bahwa apa yang terjadi saat ini masih dalam batas wajar.

“Jumlah insiden sejauh ini tidak mengkhawatirkan, dan sesuai dengan harapan,” kata Pfizer dalam pernyataan melalui email.

Di sisi lain, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS mengatakan reaksi alergi setelah vaksinasi sejauh ini jarang terjadi. Pihak berwenang melaporkan 21 kasus reaksi alergi yang parah dari 14-23 Desember setelah menyuntikkan vaksin dosis pertama yang dikembangkan oleh Pfizer Inc. dan BioNTech SE pada sekitar 1,9 juta orang.

“Itu adalah kejadian 11,1 kasus per juta dosis,” menurut CDC.

Baca Juga: Jokowi Gratiskan Vaksin COVID-19, BI Bantu Danai Pengadaan Vaksin

Topik:

  • Dwi Agustiar
  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya