Palang Merah: Pemberian Vaksin COVID yang Tidak Merata Bisa Berbahaya

Palang Merah meluncurkan kampanye untuk bantu negara miskin

Jakarta, IDN Times – Kelompok organisasi kemanusiaan terbesar di dunia, Palang Merah Internasional, meluncurkan kampanye untuk membantu mendapatkan 500 juta vaksin bagi orang-orang di negara miskin, pada Kamis (4/2/2021). 

Langkah tersebut dilakukan untuk memastikan ketersediaan vaksin bagi negara-negara miskin di saat sejumlah negara dunia mulai melakukan vaksinasi COVID-19. Lembaga itu juga meningkatkan tekanan pada negara-negara kaya agar membantu upaya inokulasi global.

Pemimpin Palang Merah Internasional Jagan Chapagain juga memperingatkan bahwa peluncuran dosis vaksin yang tidak seimbang saat ini, dapat menjadi bumerang yang bisa memberi efek mematikan dan menghancurkan.

“Ini bisa memperpanjang atau bahkan memperburuk pandemik mengerikan ini,” katanya, dikutip dari Channel News Asia. Ia kemudian berjanji menggelontorkan lebih dari 100 juta dolar untuk upaya mendistribusikan vaksin dan mendorong vaksinasi.

Sejauh ini, lebih dari 115 juta dosis telah didistribusikan di seluruh dunia, tetapi sebagian besar dari dosis tersebut telah diberikan ke negara-negara yang lebih kaya.

Baca Juga: Jokowi Ingin Proses Vaksinasi Tenaga Kesehatan Dipercepat 

1. Amerika Serikat sudah menyuntikkan 36,7 juta dosis vaksin

Palang Merah: Pemberian Vaksin COVID yang Tidak Merata Bisa BerbahayaIlustrasi Vaksin. ANTARA FOTO/Wahyu Putro A

Salah satu negara yang telah melakukan vaksinasi adalah Amerika Serikat. Negara yang memiliki kasus COVID-19 terbanyak di dunia itu telah melakukan vaksinasi sejak 14 Desember 2020. Menurut data Bloomberg, per Jumat ini AS sudah menyuntikkan 36,7 juta dosis vaksin. Media itu mengutip data dari penghitungan negara-negara bagian dan data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

“Di AS, lebih banyak orang Amerika sekarang yang menerima setidaknya satu dosis daripada yang dites positif terkena virus sejak pandemik dimulai,” tulis Bloomberg. “Sejauh ini, 36,7 juta dosis telah diberikan menurut penghitungan tiap negara bagian. Pada minggu terakhir, rata-rata 1,34 juta dosis diberikan per hari.”

Sementara dalam skala global, lebih dari 119 juta dosis telah diberikan di 67 negara. Menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg, tingkat pemberian terakhir kira-kira 4,54 juta dosis sehari.

“Kampanye vaksinasi terbesar dalam sejarah sedang berlangsung,” tulis media itu.

2. Iran mulai vaksinasi menggunakan vaksin buatan Rusian

Palang Merah: Pemberian Vaksin COVID yang Tidak Merata Bisa BerbahayaIlustrasi Penyuntikan Vaksin (ANTARA FOTO/AAP Image/David Mariuz via REUTERS)

Pengumuman Palang Merah Internasional dikeluarkan di saat Iran mulai melakukan vaksinasi menggunakan vaksin buatan Rusia.

Pengiriman pertama vaksin COVID-19 Rusia, Sputnik V, tiba di Iran pada minggu yang sama saat data uji coba vaksin itu disetujui oleh jurnal medis The Lancet.

Iran merupakan negara Timur Tengah yang paling terdampak pandemik COVID-19. Tetapi negara tersebut telah menolak vaksinasi menggunakan vaksin yang dikembangkan oleh negara-negara Barat.

Baca Juga: Grab Akan Vaksinasi COVID-19 Semua Pengemudi dan Mitranya

3. COVAX Facility siap sebarkan vaksin

Palang Merah: Pemberian Vaksin COVID yang Tidak Merata Bisa BerbahayaMenlu Retno Marsudi dalam rapat COVAX AMC-19 (www.kemlu.go.id)

COVAX Facility juga mengatakan, telah mengalokasikan setidaknya 330 juta dosis vaksin COVID-19 untuk negara-negara miskin dan akan mendistribusikannya dalam waktu dekat.

Lembaga yang bertujuan untuk memastikan, setiap negara memperoleh akses yang adil ke vaksin COVID-19 itu juga menargetkan untuk menambah jutaan dosis lagi pada paruh pertama tahun 2021.

COVAX merupakan sebuah inisiatif yang dipimpin oleh aliansi vaksin GAVI, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI). Tujuan utama dari dibentuknya aliansi ini adalah untuk memastikan akses yang adil ke vaksin COVID-19 untuk negara-negara miskin.

Dalam pernyataannya pada Rabu (3/2/2021), COVAX Facility mengatakan, distribusi akan mencakup rata-rata 3,3 persen dari total populasi 145 negara yang mengambil bagian dalam tahap awal ini.

“Kami akan segera dapat mulai memberikan vaksin penyelamat hidup secara global, hasil yang kita tahu sangat penting jika kita ingin memiliki kesempatan untuk mengalahkan pandemik ini,” kata Kepala Eksekutif GAVI Seth Berkley kepada wartawan dalam sebuah pengarahan, sebagaimana dilaporkan Channel News Asia.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya