PBB: Perang di Ukraina Mengancam Kehidupan Miliaran Orang

Harga pangan dan minyak dunia melonjak karena perang

Jakarta, IDN Times – Lembaga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada Rabu (13/4/2022) memperingatkan bahwa perang Rusia di Ukraina akan mengancam kehidupan miliaran orang, terutama di negara-negara berkembang.

Hal itu disebutnya akan memperburuk kondisi mengingat perang telah menelan banyak korban dan menghancurkan ekonomi dunia.

“Krisis tersebut telah menyebabkan badai sempurna gangguan terhadap pasar pangan, energi, dan keuangan global yang mengancam akan berdampak negatif terhadap kehidupan miliaran orang di seluruh dunia,” kata PBB dalam laporan barunya, dikutip dari CNBC.

Baca Juga: Dituduh Joe Biden Dalangi Genosida di Ukraina, Ini Pembelaan Rusia

1. Pasar global kehilangan keseimbangan

PBB: Perang di Ukraina Mengancam Kehidupan Miliaran OrangSejumlah orang berseragam melempatkan berbagai benda ke api di depan gedung intelijen di unit Kementrian Pertahanan Ukraina, di Kyiv, Ukraina, Kamis (24/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Umit Bektas.

Dalam laporannya, PBB menyebut saat ini kondisi dunia sudah berada di bawah tekanan besar karena pandemik virus corona yang sedang berlangsung, serta perubahan iklim dan tantangan bersejarah lainnya.

Tetapi PBB menyebut keadaan telah sangat diperburuk oleh invasi Rusia ke Ukraina karena pentingnya kawasan itu sebagai pengekspor komoditas utama. Selain itu, itu juga diperburuk oleh dampak sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya yang dijatuhkan terhadap Rusia. PBB mengatakan sanksi-sanksi itu telah membuat pasar global kehilangan keseimbangan.

“Misalnya, Rusia dan Ukraina menghasilkan sekitar 30 persen gandum dan jelai di Bumi dan menyediakan sebagian besar gandum yang dibeli oleh 36 negara - daftar yang mencakup beberapa negara termiskin di Bumi,” kata laporan itu.

2. Harga pangan dunia melonjak

PBB: Perang di Ukraina Mengancam Kehidupan Miliaran OrangWarga mengantri di terminal bus untuk menuju bagian barat negara, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengesahkan operasi militer di bagian timur Ukraina, di Kyiv, Ukraina, Kamis (24/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Umit Bektas.

Rusia juga merupakan pengekspor gas alam terbesar di dunia dan pengekspor minyak terbesar kedua sebelum menginvasi Ukraina. Rusia dan Belarusia juga mengekspor sekitar seperlima dari pupuk dunia.

Sebagai akibat dari perang, laporan tersebut itu menyebut harga pangan kini berada pada level tertinggi yang pernah dicatat oleh Organisasi Pangan dan Pertanian PBB, yakni naik 34 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, harga minyak mentah naik 60 persen dari tahun ke tahun, dan harga pupuk naik lebih dari dua kali lipat.

“Dampak perang itu bersifat global dan sistemik,” kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada briefing tentang laporan tersebut.

Baca Juga: AS Kumpulkan Pabrik Senjata untuk Bantu Pasok Ukraina

3. Dunia di ambang krisis utang global

PBB: Perang di Ukraina Mengancam Kehidupan Miliaran OrangSeorang anak berada di perbatasan antara Polandia dengan Ukraina, setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengesahkan operasi militer di wilayah timur Ukraina, di Medyka, Polandia, Kamis (24/2/2022). ANTARA FOTO/REUTERS/Kacper Pempel.

Guterres menyebut sebanyak 1,7 miliar orang sangat terpapar efek berjenjang dari perang Rusia terhadap sistem pangan, energi, dan keuangan global. Laporan PBB mencatat bahwa dari 1,7 miliar orang ini, 553 juta di antaranya sudah miskin, dan 215 juta sudah kekurangan gizi.

“Krisis berlapis-lapis telah menempatkan dunia di ambang krisis utang global,” kata laporan itu. Laporan ini mengutip penelitian PBB baru-baru ini yang memperkirakan bahwa perang akan memangkas pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) dunia sebesar satu poin persentase penuh.

“Inflasi meningkat, daya beli terkikis, prospek kotor menyusut dan pembangunan terhenti dan dalam beberapa kasus keuntungan surut. Banyak negara berkembang tenggelam dalam utang dengan kesepakatan obligasi yang sudah meningkat sejak September lalu, sekarang mengarah ke peningkatan premi dan tekanan nilai tukar,” kata Guterres.

Baca Juga: PBB Sebut Mustahil Gencatan Senjata Terjadi di Ukraina 

Topik:

  • Hana Adi Perdana

Berita Terkini Lainnya