Samia Suluhu Hassan Jadi Presiden Perempuan Pertama Tanzania

Ia dilantik setelah presiden sebelumnya meninggal dunia 

Jakarta, IDN Times – Samia Suluhu Hassan membuat sejarah pada Jumat lalu (19/3/2021), ketika ia dilantik menjadi presiden pertama Tanzania. Samia dilantik menggantikan Presiden John Magufuli yang meninggal dunia.

Menurut Arab News, Samia yang berusia 61 tahun telah mengambil sumpah jabatan di State House, kantor pemerintah di Dar es Salaam, kota terbesar di negara itu. Ia mengenakan hijab dan memegang Alquran di tangan kanannya saat bersumpah.

Pelantikan disaksikan oleh anggota kabinet, mantan presiden Ali Hassan Mwinyi dan Jakaya Kikwete.

“Ini bukan hari yang baik bagi saya untuk berbicara dengan Anda karena saya memiliki luka di hati saya,” kata Samia, berbicara dalam bahasa Kiswahili.

“Hari ini saya telah mengambil sumpah yang berbeda dari yang telah saya ambil dalam karir saya. Itu diambil dengan kebahagiaan. Hari ini saya mengucapkan sumpah jabatan tertinggi dalam berkabung,” katanya.

Baca Juga: Tanzania dan Burundi Sebut Tidak Butuh Vaksin COVID-19

1. Kematian Magufuli

Samia Suluhu Hassan Jadi Presiden Perempuan Pertama Tanzaniatwitter.com/tostvnetwork

John Magufuli diumumkan meninggal dunia di usia 61 tahun pada Rabu, 17 Maret. Kepergian Magufuli disampaikan oleh Samia secara langsung melalui stasiun televisi negara TBC.

“Warga Tanzania yang terkasih, sangat menyedihkan mengumumkan bahwa hari ini 17 Maret 2021 sekitar pukul 6 sore, kami kehilangan pemimpin pemberani kami, Presiden John Magufuli yang meninggal karena penyakit jantung di rumah sakit Mzena di Dar es Salaam tempat dia dirawat,” katanya.

Samia mengatakan Magufuli dirawat selama sehari pada 6 Maret di Institut Jantung Jakaya Kikwete karena masalah jantung. Seminggu kemudian dia kembali dilarikan ke rumah sakit Mzena di mana dia mendapatkan perawatan di bawah pengawasan dokter dari institut jantung.

Magufuli adalah presiden pertama Tanzania yang meninggal saat menjabat. Tanzania akan berkabung selama 14 hari dengan mengibarkan bendera setengah tiang dan media negara akan menyiarkan lagu-lagu berkabung dan religius.

Baca Juga: Presiden Tanzania, John Magufuli Meninggal di Usia 61 Tahun

2. Penanganan COVID-19 di Tanzania

Samia Suluhu Hassan Jadi Presiden Perempuan Pertama TanzaniaSamia Suluhu Hassan (Website/goldenwoman.org)

Sebelum dinyatakan meninggal Magufuli telah menghilang dari hadapan publik sejak akhir Februari. Hal ini menimbulkan berbagai rumor mengenai dirinya, termasuk dugaan bahwa ia terjangkit COVID-19. Namun, hal itu dibantah para pejabat pada 12 Maret, dengan menyampaikan bahwa Magufuli jatuh sakit.

Magufuli yang menjabat sebagai presiden sejak 2015 merupakan salah satu kepala negara yang menganggap remeh COVID-19. Ia telah membantah bahwa COVID-19 adalah masalah di Tanzania.

Namun kini masalah kesehatan ini akan menjadi tantangan berat bagi pemerintahan Samia. Ini dikarenakan di bawah kepemimpinan Magufuli dulu, Tanzania, salah satu negara terpadat di Afrika dengan 60 juta orang, tidak berupaya untuk melakukan penanganan terhadap wabah COVID-19. Negara ini tidak mendapatkan vaksin atau mempromosikan penggunaan masker dan menjaga jarak sosial untuk memerangi virus.

“Presiden Magufuli menentang dunia, menentang sains, menentang akal sehat dalam pendekatannya terhadap COVID-19 dan akhirnya menjatuhkannya,” kata pemimpin oposisi yang diasingkan Tundu Lissu.

“Presiden Samia Saluhu Hassan harus segera memutuskan apakah dia akan mengubah arah atau melanjutkan pendekatan bencana yang sama terhadap COVID-19 seperti yang dilakukan pendahulunya,” tambahnya.

Baca Juga: Presiden Tanzania, John Magufuli Meninggal di Usia 61 Tahun

3. Melanjutkan masa jabatan Magufuli

Samia Suluhu Hassan Jadi Presiden Perempuan Pertama Tanzaniatwitter.com/buzzort

Samia akan menyelesaikan masa jabatan kedua Magufuli yang dimulai pada Oktober. Setelah Magufuli memilihnya sebagai wakilnya pada 2015, Samia menjadi wakil presiden perempuan pertama Tanzania. Namun dia adalah perempuan kedua yang menjadi wakil presiden di Afrika Timur, setelah Specioza Naigaga Wandira dari Uganda yang menjabat dari tahun 1994 hingga 2003.

Samia juga perempuan kedua di Afrika Timur yang menjabat sebagai kepala negara setelah Sylvia Kiningi dari Burundi menjabat sebagai presiden sementara di negara kecil itu selama hampir empat bulan hingga Februari 1994.

Lahir di Zanzibar, negara kepulauan semi-otonom Tanzania, pada tahun 1960, Samia bersekolah di sekolah dasar dan menengah pada saat sangat sedikit perempuan di Tanzania yang mengenyam pendidikan.

Setelah lulus dari sekolah menengah pada 1977, Samia belajar statistik dan mulai bekerja untuk pemerintah, di Kementerian Perencanaan dan Pembangunan. Dia bekerja untuk proyek Program Pangan Dunia di Tanzania pada tahun 1992 dan kemudian kuliah di Universitas Manchester di London untuk mendapatkan diploma pascasarjana di bidang ekonomi. Pada tahun 2005, ia memperoleh gelar master dalam pengembangan ekonomi komunitas melalui program bersama antara Universitas Terbuka Tanzania dan Universitas Southern New Hampshire di Amerika Serikat (AS).

Samia terjun ke dunia politik pada tahun 2000 ketika dia menjadi anggota Dewan Perwakilan Zanzibar. Pada 2010, ia memenangkan kursi parlemen Makunduchi dengan lebih dari 80 persen suara. Dia diangkat sebagai menteri kabinet pada tahun 2014 dan menjadi wakil ketua Majelis Konstituante yang menyusun konstitusi baru untuk Tanzania. Hal ini membuatnya dihormati berbagai kalangan karena dapat dengan cepat menangani sejumlah tantangan.

Baca Juga: Presiden Tanzania Sebut Vaksin COVID Bahaya, Malah Ajak Warganya Doa

Topik:

  • Dwifantya Aquina

Berita Terkini Lainnya