Strain COVID-19 Inggris Masuk Prancis, Jepang Temukan Strain Baru

Belum ada data mengenai strain baru yang ditemukan di Jepang

Jakarta, IDN Times – Jepang dan Prancis melaporkan kasus virus corona varian baru dari Inggris. Akibat hal itu, masing-masing negara melakukan berbagai upaya untuk mencegah penularan menjadi lebih luas.

Virus corona strain baru yang ditemukan di inggris merupakan varian virus yang lebih mudah menular dibandingkan tipe aslinya yang berasal dari Wuhan, Tiongkok.

Baca Juga: Menkes Inggris Sebut Strain Baru Virus Corona Tidak Terkendali

1. Upaya Prancis cegah penyebaran

Strain COVID-19 Inggris Masuk Prancis, Jepang Temukan Strain BaruIlustrasi Suasana Pandemik COVID-19 di Paris (ANTARA FOTO/Christophe Ena/Pool via REUTERS)

Otoritas Prancis mengatakan pada hari Minggu (10/1/2021) mereka berlomba untuk menghentikan penyebaran varian COVID-19 asal Inggris tersebut. Virus itu telah terdeteksi di pelabuhan Marseille di Mediterania Prancis dan di Pegunungan Alpen.

Walikota Marseille Benoit Payan mengatakan tujuh hingga delapan orang telah dites positif terinfeksi varian baru di kota itu. Tes juga sedang dilakukan pada 30 orang lainnya yang mungkin juga telah terpapar virus yang sama, jelasnya.

“Saat ini, setiap menit penting dalam hal mencegah penyebaran varian asal Inggris ini,” kata Payan kepada wartawan, sebagaimana dikutip dari Channel News Asia.

Otoritas kesehatan lokal di wilayah Hautes-Alpes, tempat bagi banyak resor ski yang sering dikunjungi orang Inggris, mengatakan varian itu juga telah ditemukan di sana. Akibat penemuan kasus-kasus itu, pemerintah kota Marseille telah memperketat aturan jam malam, menjadi hingga pukul 6 sore dari yang sebelumnya jam 8 malam.

Pemerintah Presiden Emmanuel Macron juga telah mengatakan tidak akan mengesampingkan langkah-langkah yang lebih ketat jika situasi COVID-19 memburuk di Prancis.

2. Strain baru di Jepang

Strain COVID-19 Inggris Masuk Prancis, Jepang Temukan Strain BaruIlustrasi Suasana Pandemik COVID-19 di Jepang (ANTARA FOTO/REUTERS/Issei Kato)

Jepang telah mengonfirmasi kasus pertama dari varian virus corona yang menyebar di Inggris pada 25 Desember lalu. Kementerian kesehatan negara itu pada saat itu mengatakan kasus itu menimpa lima orang, yaitu empat laki-laki dan satu perempuan. Kelima orang itu semuanya berusia di bawah usia 70-an dan memiliki riwayat perjalanan ke Inggris. Empat di antaranya tidak menunjukkan gejala.

Pada minggu kemarin, pemerintah kembali melaporkan penemuan kasus terkait strain virus Inggris. Ada dua kasus strain Inggris yang ditemukan pada hari Minggu, menurut Nikkei Asia.

Saat masih bergulat menangani kasus ini, pada Minggu juga Jepang melaporkan menemukan varian baru virus yang agak berbeda dari strain Inggris maupun Afrika Selatan, yang juga sama lebih menyebar.

Kementerian Kesehatan negara itu mengumumkan pada hari Minggu bahwa kasus varian baru itu ditemukan pada empat orang, yaitu pria dan wanita berusia mulai dari remaja hingga 40-an. Mereka baru datang dari Brasil, jelasnya.

Baca Juga: WNA Distop Masuk Indonesia, Langkah Penting Cegah Strain Baru Corona

3. Varian virus corona

Strain COVID-19 Inggris Masuk Prancis, Jepang Temukan Strain BaruIlustrasi seorang petugas yang melakukan tes usap. Unsplash/JC Gellidon

Virus corona yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok pada Desember 2019, telah bermutasi dan menghasilkan beberapa strain baru. Dalam kasus strain Inggris, virus disebut para ahli lebih menular dari yang aslinya. Demikian juga halnya dengan varian asal Afrika Selatan.

Namun begitu, menurut pejabat Kementerian Kesehatan Publik Inggris, Susan Hopkins, varian baru dari Afrika Selatan sangat berbeda dengan strain baru yang muncul di Negeri Ratu Elizabeth. “Virus itu memiliki mutasi yang berbeda,” kata Hopkins.

“Keduanya kelihatan lebih mudah menular (dari manusia ke manusia lain). Kami memiliki bukti mengenai transmisi galur baru yang muncul di Inggris, karena kami tengah mempelajari secara detail bersama mitra di kampus,” tutur dia lagi.

Sementara terkait strain baru yang ditemukan di Jepang, hingga kini belum ada informasi tambahan mengenai jenis tersebut. Institut Penyakit Menular Nasional (NIID) negara itu mengatakan sulit untuk menilai penularan strain, risiko timbulnya gejala serius dan efektivitas vaksin atas varian baru ini.

Meski demikian, Kementerian Kesehatan, Perburuhan dan Kesejahteraan Jepang telah melaporkan varian baru tersebut ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya