Telepon PM Australia, Singapura Harap AUKUS Bangun Perdamaian 

AUKUS akan mungkinkan Australia punya kapal selam nuklir

Jakarta, IDN Times – Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong menelepon Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada Kamis (16/9/2021). Keduanya membicarakan kemitraan trilateral yang baru dibangun antara Australia, Inggris dan Amerika Serikat (AUKUS).

Kemitraan keamanan AUKUS diketahui memungkinkan Australia memiliki kapal selam bertenaga nuklir. Lee berharap kemitraan tiga negara tersebut bisa membangun stabilitas kawasan.

“Perdana Menteri Lee mencatat hubungan bilateral dan multilateral lama yang dimiliki Singapura dengan Australia, Inggris dan AS, dan berharap AUKUS akan berkontribusi secara konstruktif bagi perdamaian dan stabilitas kawasan dan melengkapi arsitektur regional,” kata Kementerian Luar Negeri Singapura (MFA) dalam pernyataannya.

Baca Juga: Kisruh Aukus Meningkat, Macron Telepon Narendra Modi

1. Lee dan Morrison juga bahas penanganan pandemik

Telepon PM Australia, Singapura Harap AUKUS Bangun Perdamaian ANTARA FOTO/Michael Franchi/Pool via REUTERS

Selain itu, kata MFA, Lee dan Morrison juga membahas langkah Singapuran dan Australia dalam mengatasi pandemik COVID-19. 

“Perdana Menteri Morrison berterima kasih kepada Perdana Menteri Lee atas pengaturan pembagian dosis vaksin COVID-19 yang diselesaikan pada Agustus 2021,” ujarnya.

Pandemik COVID-19 masih menjadi masalah utama berbagai negara di dunia. Menurut Worldometers, hingga hari ini terdapat 230.980.761 kasus COVID-19 secara global, dengan 4.734.884 di antaranya meninggal dunia dan 207.687.128 orang sembuh.

2. Tentang AUKUS

Telepon PM Australia, Singapura Harap AUKUS Bangun Perdamaian Lee Hsien Loong, Perdana Menteri Singapura (Twitter.com/leehsienloong)

Menurut The Straits Times, Presiden AS Joe Biden, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dan Morrison mengumumkan kemitraan keamanan yang disebut AUKUS pada Kamis (16/9/2021). Pakta tersebut akan memungkinkan Australia meningkatkan kapal selamnya menjadi armada bertenaga nuklir dan memperoleh rudal jelajah jarak jauh Tomahawk dari AS.

Inggris adalah satu-satunya negara lain yang pernah dibantu AS untuk membangun armada nuklir.

Ketiga negara juga berencana untuk memperdalam berbagi informasi dan teknologi, serta meningkatkan kemampuan siber, kecerdasan buatan, teknologi kuantum, dan bawah laut.

Baca Juga: AS-Inggris-Australia Bersatu Bentuk Pakta Aukus Untuk Hadapai China

3. Dubes Australia untuk ASEAN sebut AUKUS akan dukung stabilitas dan keamanan regional

Telepon PM Australia, Singapura Harap AUKUS Bangun Perdamaian Prajurit TNI AL berusaha menambatkan tali KRI Ardadedali-404 ketika tiba di Dermaga Kapal Selam Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jawa Timur, 17 Mei 2018. KRI Ardadedali-404 merupakan kapal selam diesel elektrik type 209/1400 pesanan kedua Indonesia dari Korea Selatan. (ANTARA FOTO/Zabur Karuru)

Sebelumnya, Duta Besar (Dubes) Australia untuk ASEAN Will Nankervis mengatakan bahwa kemitraan AUKUS akan memungkinkan mereka untuk berbagi teknologi dan kemampuan dengan lebih baik.

“Ini bukan aliansi atau pakta pertahanan,” ujar Nankervis pada Selasa (21/9/2021).

“Dalam lingkungan strategis yang berubah dengan cepat, partisipasi Australia dalam AUKUS akan memperkuat kemampuan kami untuk bekerja dengan mitra regional dalam mendukung stabilitas dan keamanan regional, dalam kerangka kerja berbasis aturan di mana kemakmuran bersama kita dibangun,” lanjutnya.

Nankervis juga mengatakan perjanjian baru ini tidak mengubah komitmen Australia terhadap ASEAN, maupun dukungan berkelanjutan negara tersebut untuk arsitektur regional yang dipimpin ASEAN. Ia menyebut Australia berkomitmen terus mendorong kawasan yang damai dan aman dengan ASEAN sebagai pusatnya, dan untuk melengkapi dan memperkuat rancangan yang telah ada, yang dipimpin ASEAN.

“Sebagai negara dengan tiga samudra yang bergantung pada perdagangan internasional lintas laut, kapabilitas angkatan laut kami sangat penting bagi Australia. Untuk inisiatif pertama di bawah kemitraan AUKUS, Australia akan membangun armada kapal selam bertenaga nuklir, memanfaatkan keahlian dari Amerika Serikat dan Inggris,” ujarnya.

Ia menambahkan, meskipun kapal selam tersebut akan bertenaga nuklir, namun tidak akan membawa senjata nuklir.

“Australia tidak sedang dan tidak akan mencari senjata semacam itu. Kami juga tidak berusaha membangun kemampuan nuklir sipil,” kata Nankervis.

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya