Twitter Hapus Postingan yang Kritik Modi soal COVID-19 di India

Penghapusan dilakukan atas permintaan pemerintah India

Jakarta, IDN Times – Twitter telah menghapus beberapa tweet tentang COVID-19 atas permintaan pemerintah India. Beberapa tweet yang dihapus termasuk yang mengkritik penanganan yang dilakukan Perdana Menteri Narendra Modi atas gelombang kedua pandemik virus corona di negara itu.

Dalam sebuah pernyataan pada Minggu (25/4/2021), Kementerian Elektronik dan Teknologi Informasi India mengatakan telah meminta Twitter, Facebook dan media sosial lainnya untuk menghapus sekitar 100 postingan untuk mencegah penyebaran informasi yang salah.

“Mengingat penyalahgunaan platform media sosial oleh pengguna tertentu untuk menyebarkan informasi palsu atau menyesatkan,” katanya, sebagaimana dikutip dari CNN.

Baca Juga: Pandemik COVID-19 di India Semakin Parah, PM Modi Ogah Lockdown

1. Postingan yang dihapus menciptakan kepanikan

Twitter Hapus Postingan yang Kritik Modi soal COVID-19 di IndiaPerdana Menteri India Narendra Modi saat Hari Kemerdekaan India pada 15 Agustus 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Adnan Abidi

Menurut laporan, beberapa postingan yang dihapus itu dianggap menciptakan kepanikan tentang gelombang baru COVID-19 karena mencantumkan gambar atau visual yang tidak terkait, gambar lama hingga yang di luar konteks. Postingan-postingan itu juga berisi konten yang sensitif secara komunal dan memuat informasi yang salah tentang protokol COVID-19.

“Beberapa dari akun tersebut mendesak warga untuk tidak memakai masker, atau menciptakan kebencian dengan menghasut nafsu beragama,” kata pernyataan itu.

2. Konfirmasi Twitter

Twitter Hapus Postingan yang Kritik Modi soal COVID-19 di IndiaLogo Twitter (IDN Times/Hana Adi Perdana)

Twitter telah mengonfirmasi kabar ini. Dalam pernyataan yang dikirim melalui email ke CNN Business, Twitter mengatakan telah menahan akses ke beberapa tweet setelah diminta oleh pemerintah India.

Perusahaan juga mengatakan telah meninjau lebih dulu permintaan hukum tersebut berdasarkan Peraturan Twitter dan hukum setempat. “Jika konten melanggar aturan Twitter, konten tersebut akan dihapus dari layanan,” kata pernyataan Twitter.

“Jika dianggap ilegal di yurisdiksi tertentu, tetapi tidak melanggar Peraturan Twitter, kami dapat menahan akses ke konten di India saja. Dalam semua kasus, kami memberi tahu pemegang akun secara langsung sehingga mereka tahu bahwa kami telah menerima perintah hukum yang berkaitan dengan akun tersebut,” tambah pernyataan itu.

Baca Juga: Kasus COVID Tembus Rekor Lagi, Orang Kaya India Kabur Naik Jet Pribadi

3. Tweet oposisi juga diblokir

Twitter Hapus Postingan yang Kritik Modi soal COVID-19 di IndiaSeorang pria dengan masalah pernapasan menerima bantuan oksigen secara gratis di mobilnya di Gurudwara (kuil Sikh), ditengah mewabahnya virus corona (COVID-19), di Ghaziabad, India, Sabtu (24/4/2021) (ANTARA FOTO/REUTERS/Danish Siddiqui)

Pemerintah India telah membuat permintaan ke Twitter pada 23 April berdasarkan Undang-Undang Teknologi Informasi 2000, menurut basis data Lumen, proyek Universitas Harvard yang melacak permintaan untuk menghapus konten online.

Beberapa tweet yang tercakup dalam permintaan telah disembunyikan di India, tetapi mereka tersedia untuk pengguna di luar negeri. Postingan itu termasuk tweet oleh politisi oposisi, yang menyalahkan Modi atas gelombang COVID-19 yang menghancurkan yang sedang terjadi di India.

“India mencatat lebih dari 2 [ratus ribu] kasus setiap hari, kekurangan vaksin, kekurangan obat-obatan, meningkatnya jumlah kematian ... sistem perawatan kesehatan runtuh ...!” kata anggota parlemen Revanth Reddy di salah satu tweet yang dihapus, bersama dengan tagar #ModiMadeDisaster.

Dalam tweet lain yang disembunyikan, Moloy Ghatak, seorang pemimpin partai oposisi di negara bagian Benggala Barat, menulis bahwa India tidak akan pernah memaafkan Modi. Ia juga menggunakan hashtag dalam bahasa Hindi #ModiHataoDeshBachao, yang berarti “Hapus Modi, selamatkan negara.”

“India tidak akan pernah memaafkan PM @narendramodi karena meremehkan situasi corona di negara itu dan membiarkan begitu banyak orang meninggal karena salah urus. Pada suatu waktu, ketika India sedang mengalami krisis kesehatan, PM memilih untuk mengekspor jutaan vaksin ke negara lain.”

Baca Juga: COVID-19 di India Memburuk, PM Narendra Modi Malah Sibuk Kampanye  

4. Kritik atas Modi meningkat

Twitter Hapus Postingan yang Kritik Modi soal COVID-19 di IndiaANTARA FOTO/REUTERS/Stringer

Dalam beberapa pekan terakhir, kritik terhadap penanganan pemerintah Modi atas pandemik virus corona semakin meningkat di media sosial. Para pengguna internet memposting gambar mayat yang terbaring di kamar mayat dan dibakar di krematorium luar ruangan.

India pada Senin melaporkan 352.991 kasus baru virus corona, sehingga total menjadi lebih dari 17,3 juta kasus, menurut penghitungan CNN dari angka-angka dari Kementerian Kesehatan India.

Ini adalah hari kelima berturut-turut bagi negara dengan populasi sebanyak 1,3 miliar ini melaporkan kasus harian dengan lebih dari 300 ribu kasus baru setiap harinya. Jumlah kasus harian baru di atas 300 ribu kasus itu merupakan penambahan harian tertinggi di dunia.

Korban meninggal akibat COVID-19 di negara itu juga terus memecahkan rekor, dengan 2.812 kematian dilaporkan pada Senin, menandai hari kesepuluh berturut-turut terjadi peningkatan angka kematian akibat wabah tersebut.

Topik:

  • Anata Siregar

Berita Terkini Lainnya