WHO: 87 Persen Lebih Pasokan Vaksin COVID-19 Masuk ke Negara Kaya
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Jakarta, IDN Times – Negara-negara kaya telah menerima sebagian besar pasokan vaksin COVID-19 yang ada di dunia, sementara negara-negara miskin telah memperoleh kurang dari 1 persen, kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada konferensi pers Jumat (9/4/2021).
“Dari 700 juta dosis vaksin yang telah didistribusikan di seluruh dunia, lebih dari 87 persen telah diberikan ke negara-negara berpenghasilan tinggi atau atas dan menengah, sementara negara-negara berpenghasilan rendah hanya menerima 0,2 persen,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Baca Juga: Dituding Larang Ekspor Vaksin, Pemerintah Inggris Kecam UE
1. Rata-rata 20 persen warga negara kaya sudah terima vaksin
Menurut Tedros, rata-rata 1 dari 4 orang di negara berpenghasilan tinggi telah menerima vaksin virus corona. Sementara hanya 1 dari lebih dari 500 orang di negara berpenghasilan rendah yang telah mendapatkan vaksin.
“Masih ada ketidakseimbangan yang mengejutkan dalam distribusi vaksin global,” katanya, mengutip CNBC.
2. COVAX kekurangan dosis vaksin
Editor’s picks
Dalam pernyataannya, Tedros juga mengatakan bahwa ada kekurangan dosis untuk COVAX, aliansi global yang bertujuan untuk menyediakan vaksin virus corona bagi negara-negara miskin.
“Kami memahami bahwa beberapa negara dan perusahaan berencana untuk melakukan donasi vaksin bilateral mereka sendiri, melewati COVAX karena alasan politik atau komersial mereka sendiri,” kata Tedros. “Pengaturan bilateral ini berisiko mengipasi api ketidakadilan vaksin.”
Baca Juga: Kekurangan Vaksin Brazil Lobi AS untuk Impor Vaksin
3. Mengupayakan strategi
Tedros lebih lanjut mengatakan bahwa mitra COVAX, termasuk WHO, Koalisi untuk Inovasi Kesiapsiagaan Epidemi (CEPI), dan Gavi, Aliansi Vaksin, sedang mengupayakan strategi untuk meningkatkan produksi dan pasokan vaksin.
Aliansi ini mencari sumbangan dari negara-negara dengan kelebihan pasokan vaksin, mempercepat peninjauan lebih banyak vaksin dan membahas cara-cara untuk memperluas kapasitas produksi global dengan beberapa negara, kata Tedros dan CEO Gavi Dr. Seth Berkley.
Baca Juga: WHO Ingatkan Negara-Negara Kaya Tidak 'Ganggu' Skema COVAX