WHO: Omicron Bisa Mengancam Nyawa!

Salah satunya adalah mereka yang tidak divaksinasi

Jakarta, IDN Times - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan COVID-19 varian Omicron dapat mengakibatkan penyakit serius yang mengancam jiwa. Hal tersebut berlaku bagi orang yang tidak divaksinasi, orang tua dan orang dengan kondisi tertentu.

Direktur Program Kedaruratan Kesehatan WHO Dr Mike Ryan mengatakan orang yang tidak divaksinasi menghadapi risiko lebih tinggi untuk sakit parah jika terinfeksi Omicron. Bahkan, varian Omicron bisa membunuh mereka.

“Omicron masih merupakan ancaman besar bagi kehidupan mereka dan ancaman besar bagi kesehatan mereka,” kata Ryan tentang mereka yang tidak divaksinasi selama Q&A yang disiarkan langsung di saluran media sosial WHO, Selasa (11/2/2022).

1. Omicron berefek ringan pada orang yang divaksinasi

WHO: Omicron Bisa Mengancam Nyawa!Seorang pasien COVID-19 meletakkan kedua tangan di kepalanya. (ANTARA FOTO/REUTERS/Baz Ratner)

Ryan mengatakan, untuk orang yang divaksinasi, umumnya akan mengalami penyakit ringan jika terinfeksi Omicron. Ia pun mengingatkan masyarakat untuk segera mendapatkan suntikan vaksin.

“Orang-orang harus benar-benar melihat ini dalam hal yang benar-benar serius mempertimbangkan untuk keluar dan mendapatkan vaksinasi,” kata Ryan, dikutip dari CNBC.

Ryan juga mengatakan hasil kesehatan dari infeksi virus sering bergantung pada tingkat kesehatan dasar seseorang, termasuk apakah sistem kekebalannya kuat atau tidak. Orang dengan diabetes, misalnya, tidak memiliki perlindungan yang baik untuk melawan virus.

“Kami pasti dapat mengatakan bahwa varian Omicron menyebabkan, rata-rata, penyakit yang tidak terlalu parah pada manusia manapun, tetapi itu rata-rata,” kata Ryan. “Ada ratusan ribu orang di seluruh dunia di rumah sakit saat kita berbicara, memiliki varian Omicron, dan bagi mereka itu adalah penyakit yang sangat parah”.

Baca Juga: Luhut Yakin Kasus Omicron di Indonesia Tak Akan Setinggi Negara Lain

2. Omicron juga mengancam orang tua

WHO: Omicron Bisa Mengancam Nyawa!ilustrasi seorang pasien COVID-19. (ANTARA FOTO/REUTERS/Marko Djurica)

Maria Van Kerkhove, pemimpin teknis COVID-19 WHO, mengatakan orang tua dan orang-orang dengan kondisi tertentu menghadapi risiko kematian yang lebih tinggi akibat Omicron dibandingkan dengan kelompok lain.

“Kami tahu bahwa kematian meningkat akibat Omicron seiring bertambahnya usia,” kata Van Kerkhove.

“Kami juga memiliki data dari beberapa negara yang menunjukkan bahwa orang dengan setidaknya satu kondisi yang mendasari memiliki peningkatan risiko rawat inap dan kematian, bahkan jika Anda terinfeksi Omicron dan bukannya Delta,” tambahnya.

Baca Juga: Luhut Yakin Kasus Omicron di Indonesia Tak Akan Setinggi Negara Lain

3. Anjuran WHO

WHO: Omicron Bisa Mengancam Nyawa!Ilustrasi markas WHO di Jenewa, Swiss (www.who.int)

Van Kerkhove menjelaskan proporsi dari orang yang meninggal akibat COVID selama gelombang Omicron lebih rendah, dan risiko keseluruhan penyakit parah dan rawat inap lebih rendah dibandingkan dengan Delta. Namun, dia memperingatkan tingkat keparahan yang lebih rendah tidak berarti Omicron hanya menyebabkan penyakit ringan.

“Ini bukan hanya penyakit ringan,” kata Van Kerkhove. “Ini sangat penting karena orang masih dirawat di rumah sakit karena Omicron".

Van Kerkhove juga memperingatkan orang-orang untuk tidak boleh menjadi fatalistik dan menyerah pada infeksi. Menurutnya, implikasi kesehatan jangka panjang dari terinfeksi Omicron masih belum diketahui. Dia juga mengatakan orang-orang harus divaksinasi, memakai masker yang pas, menghindari keramaian dan bekerja dari rumah jika memungkinkan.

Ia pun mengatakan Omicron telah terdeteksi di setiap negara yang memiliki pengurutan genetik yang baik dan kemungkinan ada di semua negara. Dia menyebut Omicron mengalahkan Delta dan menjadi dominan di seluruh dunia.

Baca Juga: Kasus Melonjak, Kemenkes: Siap-Siap Hadapi Gelombang Omicron

Topik:

  • Jihad Akbar

Berita Terkini Lainnya