WHO Sebut Penyelidikan Asal-usul COVID-19 Diracuni oleh Politik

Spekulasi soal virus corona dari laboratorium kembali ramai

Jakarta, IDN Times – Seorang pejabat tinggi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, penyelidikan tentang asal-usul COVID-19 diracuni oleh politik.

Pernyataan itu disampaikan pada Jumat (28/5/2021), dua hari setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengumumkan bahwa dia memerintahkan badan-badan intelijen untuk membuat laporan analisis paling mutakhir tentang asal-usul COVID-19, termasuk apakah virus tersebut muncul dari kontak manusia dengan hewan yang terinfeksi atau dari kebocoran di laboratorium, seperti yang banyak dispekulasikan.

Baca Juga: Vietnam Deteksi Hibrida Varian COVID-19 dari India dan Inggris

1. Hasil penelitian intelijen AS

WHO Sebut Penyelidikan Asal-usul COVID-19 Diracuni oleh PolitikSeorang anggota staf kebersihan Gedung Putih menyemprot ruang arahan pada malam Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali dari Walter Reed Medical Center setelah terkena penyakit virus korona (COVID-19), di Washington, Amerika Serikat, Senin (5/10/2020) (ANTARA FOTO/REUTERS/Erin Scott)

WHO telah berada di bawah tekanan yang meningkat dalam beberapa hari terakhir dari pejabat AS dan Eropa untuk memeriksa lagi apakah virus corona mungkin lolos dari laboratorium di Wuhan, Tiongkok, setelah laporan intelijen AS yang sebelumnya dirahasiakan terungkap.

Menurut CNBC, laporan intelijen AS itu mengungkapkan bahwa tiga peneliti mencari perawatan di rumah sakit setelah jatuh sakit dengan gejala mirip COVID pada November 2019. Virus corona pertama kali ditemukan di Wuhan pada akhir 2019.

Bahkan, David Asher, pemimpin investigasi Departemen Luar Negeri di bawah pemerintahan mantan Presiden Donald Trump, mengatakan bahwa istri dari seorang peneliti lab Wuhan yang mengerjakan virus mematikan diduga meninggal karena COVID pada Desember 2019.

Sebagaimana dilaporkan Express, Asher yang memimpin penyelidikan tentang asal-usul COVID-19 mengatakan kepada Daily Caller bahwa seorang karyawan di Institut Virologi Wuhan memberi informasi kepada intelijen AS tentang istri peneliti laboratorium yang meninggal karena virus misterius.

2. WHO berada di bawah tekanan

WHO Sebut Penyelidikan Asal-usul COVID-19 Diracuni oleh PolitikIlustrasi markas pusat di WHO, Jenewa, Swiss (www.who.int)

Spekulasi tersebut telah membuat WHO berada di bawah tekanan untuk kembali melakukan penelitian. Namun hal tersebut telah membuat Dr. Mike Ryan, direktur eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO, bertanya-tanya apakah negara dapat memisahkan politik dari sains.

Sebelumnya WHO telah berulang kali dituduh mengizinkan Pemerintah Tiongkok untuk menghindari penyelidikan menyeluruh tentang asal-usul COVID-19.

“Menempatkan WHO pada posisi seperti yang telah dilakukan sangat tidak adil bagi ilmu yang kami coba lakukan, dan itu menempatkan kami sebagai sebuah organisasi, sejujurnya, dalam posisi yang mustahil untuk memberikan jawaban yang diinginkan dunia,” kata Ryan dalam sebuah jumpa pers.

Pada sidang Senat awal pekan ini John Kennedy, Senator dari Louisiana, juga telah mengatakan kepada penasehat medis Gedung Putih Dr. Anthony Fauci tentang hubungan dekat WHO dan Tiongkok. Namun hal itu telah disangkal Fauci.

“Bisakah kita setuju bahwa jika Anda mengambil Presiden (Tiongkok) Xi Jinping dan membalikkannya serta mengguncangnya, Organisasi Kesehatan Dunia akan jatuh dari sakunya?” kata Fauci menegaskan bahwa dia tidak memiliki cara untuk mengetahui pengaruh Tiongkok pada agensi tersebut.

Baca Juga: WHO: Bekerja 55 Jam per Minggu Bisa Sebabkan Kematian

3. Spekulasi asal-usul COVID-19

WHO Sebut Penyelidikan Asal-usul COVID-19 Diracuni oleh PolitikPresiden Tiongkok Xi Jinping tiba untuk upacara sambutan di Balai Agung Rakyat, di Beijing, Tiongkok, pada 25 Oktober 2019. (ANTARA FOTO/REUTERS/Jason Lee)

Hipotesis bahwa COVID-19 berasal dari laboratorium virologi Wuhan pada awalnya dianggap sebagai teori konspirasi sayap kanan, tetapi semakin populer dalam beberapa pekan terakhir.

Mayoritas komunitas intelijen percaya bahwa masuk akal jika virus itu berasal dari laboratorium dan hewan. Pejabat kesehatan federal terus mempertahankan posisi mereka bahwa kemungkinan besar virus tersebut berasal dari zoonosis.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) dalam websitenya masih menyatakan virus itu berasal dari hewan.

“Kami tahu bahwa aslinya berasal dari hewan, kemungkinan besar kelelawar,” tulisnya.

Topik:

  • Sunariyah

Berita Terkini Lainnya